tirto.id - Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga, Eddy Soeparno, mengkritisi wacana Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut01 Ma'ruf Amin yang ingin memaksimal dana abadi untuk riset, pendidikan, dan kebudayaan.
Eddy menilai ide yang disampaikan Ma'ruf saat debat ketiga Pilpres 2019 itu bagus dan bijak untuk masyarakat kendati sulit dilaksanakan.
"Adanya program baru, adanya anggaran baru, dana abadi yang akan diciptakan untuk kebudayaan, pendidikan, dan lain-lain, menurut hemat kami sesungguhnya merupakan ide yg cukup bijak tapi aplikasinya tidak akan gampang dilakukan. Dari mana dananya?," kata Eddy saat ditemui di depan lokasi debat, Hotel Sultan, Minggu (17/3/2019) malam.
Ia lebih memilih solusi yang diberikan oleh Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno yang dinilai lebih bisa menyentuh akar permasalahan.
"Sedangkan Pak Sandi memberikan masukan yang sifatnya tidak hanya teknis deskriptif, tapi juga solutif. Jadi kita betul-betul bicara hal yang solusi, mikro, dan yang betul-betul menyentuh akar permasalahan," katanya.
Sebelum Ma'ruf mengusulkan dana abadi saat debat mengenai isu pendidikan bersama cawapres 02 Sandiaga Uno.
Ma'ruf menyampaikan bahwa riset menentukan maju mundurnya suatu negara. Negara yang bisa mengembangkan risetnya, kata dia akan menjadi negara yang maju, oleh karena itu pihaknya berencana akan mengembangkan riset dengan mengkoordinasikan semua alokasi dana.
"Sementara ini memang dana riset terbagi di kementerian dan lembaga. Tetapi nanti akan kita satukan supaya menjadi satu koordinasi dan akan kami bentuk Badan Riset Nasional. Dan kami juga akan memaksimalkan rencana induk riset nasional (RIRN) yang sudah ada, karena itu akan kita optimalisasi sehingga riset kita akan menjadi lebih efektif," katanya.
"Di samping itu juga kita sudah sepakat untuk menyediakan dana abadi riset di samping dana abadi pendidikan, dan dana abadi kebudayaan. Dengan berbagai upaya itu kami yakin bahwa riset kita di masa yang akan datang, akan berhasil memajukan negara ini dan kita menuju ten years challenge, terima kasih," lanjutnya.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Irwan Syambudi