Menuju konten utama

Bor MRT Antareja II Sudah Tembus Stasiun Istora

Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Dono Boestami mengatakan bahwa mesin bor Antareja II hari ini telah mencapai titik Stasiun Istora. Hingga saat ini mesin bor tersebut telah melakukan total pengeboran sepanjang 655,5 meter terdiri dari pengeboran dari Patung Pemuda menuju Stasiun Senayan sepanjang 324 meter dan Stasiun Senayan menuju Stasiun Istora sepanjang 331,5 meter. Mesin bor pertama sudah beroperasi sejak September 2015.

Bor MRT Antareja II Sudah Tembus Stasiun Istora
Sejumlah petugas memantau proses pengerjaan konstruksi terowongan mass rapid transit (mrt) di kawasan senayan, Jakarta. Antara Foto/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Dono Boestami mengatakan bahwa mesin bor Antareja II hari ini telah mencapai titik Stasiun Istora. Hingga saat ini mesin bor tersebut telah melakukan total pengeboran sepanjang 655,5 meter terdiri dari pengeboran dari Patung Pemuda menuju Stasiun Senayan sepanjang 324 meter dan Stasiun Senayan menuju Stasiun Istora sepanjang 331,5 meter.

"Mesin bor pertama sudah beroperasi sejak September 2015, sedangkan mesin bor kedua (Antareja II) telah dioperasikan sejak November 2015 lalu," kata Dono Boestami dalam rilis sebagaimana dikutip dari Antara, Senin (18/4/2016).

Sementara itu, mesin bor ketiga, Mustikabumi I telah dioperasikan mulai dari titik Bundaran HI sejak 24 Februari 2016 dan saat ini terus melakukan penggalian menuju arah selatan hingga menembus Stasiun Dukuh Atas serta akan dilanjutkan hingga berakhir di titik Setiabudi.

"Sedangkan Mustikabumi II sudah mulai membongkar struktur dinding (d-wall) dan diikuti pemasangan tujuh dari total delapan temporary rings di lokasi awal pengeboran titik Bundaran HI menuju arah selatan (Stasiun Dukuh Atas)," ujar Dono.

Dono menuturkan keempat mesin bor tersebut diproduksi oleh perusahaan asal Jepang, yaitu Japan Tunnel Systems Corporation (JTSC) dengan menggunakan teknologi Earth Pressure Balance (EPB) pertama di Indonesia.

"Masa pengerjaan konstruksi jalur terowongan bawah tanah MRT dengan menggunakan mesin-mesin bor tersebut diperkirakan akan berlangsung mulai September 2015 hingga Desember 2016," tuturnya.

Untuk diketahui, mesin bor Antareja II memiliki kecepatan pengeboran 8 meter per hari. Mesin tersebut bekerja dengan cara mengebor tanah ke arah depan. Selesai mengebor, mesin akan secara otomatis memasang botong terowongan berupa potongan precast selebar 1,5 meter. Antareja II juga akan membentuk beton serupa cincin di belakangnya dengan lebar 6 meter dan kedalaman 12 meter dari bawah tanah.

Antareja II memiliki spesifikasi lebar 6,7 meter dan panjang 43 meter. Bobotnya mencapai 323 ton dengan kebutuhan listrik sebanyak 6.600 volt.

(ANT)

Baca juga artikel terkait BOR ANTAREJA II

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Reporter: Agung DH