Menuju konten utama

Boeing akan Beri Rp1,4 Triliun ke Keluarga Korban Pesawat 737 Max

Keluarga korban kecelakaan pesawat jet 737 Max di Indonesia dan Ethiopia dijanjikan 100 juta dolar AS atau Rp1,4 triliun oleh perusahaan Boeing.

Boeing akan Beri Rp1,4 Triliun ke Keluarga Korban Pesawat 737 Max
Logo Boeing muncul di atas sebuah pos perdagangan di New York Stock Exchange sebelum bel pembukaan, Senin, 11 Maret 2019. AP / Richard Drew

tirto.id - Boeing Co akan memberikan santunan sebesar 100 juta dolar AS atau sebesar Rp1,4 triliun (kurs 14.127,50) kepada keluarga korban kecelakaan pesawat jet 737 Max di Indonesia dan Ethiopia.

Juru bicara Boeing menyatakan, untuk membantu keluarga korban di bidang pendidikan dan biaya hidup demi meningkatkan perekonomian keluarga korban, dana tersebut akan diberikan kepada pemerintah dan organisasi nirlaba setempat dan tidak akan langsung diberikan kepada keluarga korban.

"Keluarga dan orang-orang terkasih dari mereka yang ada di pesawat memiliki simpati terdalam kami dan kami berharap bantuan awal ini dapat membantu memberi mereka kenyamanan," kata CEO Boeing Dennis Muilenburg, Rabu (3/7/2019) seperti dilansir Antara.

Menurut Muilenburg, pembayaran bantuan secara multi-tahun itu tidak tergantung pada tuntutan hukum yang diajukan oleh keluarga dari 346 korban tewas dalam dua kecelakaan yang terjadi Oktober 2018 dan Maret tahun ini.

Boeing, kata dia, juga akan mengumpulkan sumbangan dari karyawan perusahaan itu hingga Desember 2019.

Berbagai tuntutan hukum telah diajukan terhadap Boeing oleh keluarga korban Lion Air di Indonesia dan Ethiopian Airlines. Perusahaan industri pesawat terbang AS itu sedang dalam pembicaraan penyelesaian atas litigasi Lion Air dan secara terpisah menawarkan untuk bernegosiasi dengan keluarga korban Ethiopian Airlines.

Janji bantuan tunai datang pada Rabu (3/7/2019) waktu setempat ketika Boeing menghadapi penyelidikan oleh regulator global dan anggota parlemen AS atas pengembangan Boeing 737 MAX.

Perusahaan Boeing telah dikritik karena lambannya merespons kecelakaan yang terjadi.

Muilenburg dan eksekutif lainnya di Boeing mengatakan, keselamatan adalah prioritas dari Boeing dan telah bersumpah untuk belajar dari kecelakaan itu.

Pesawat Boeing 737 MAX telah dilarang terbang di seluruh dunia pada Maret 2019, setelah dua kecelakaan tragis tersebut.

Boeing sedang mengerjakan perbaikan perangkat lunak yang telah diidentifikasi terkait dua kecelakaan maut itu, yang hasil perbaikannya harus disetujui oleh regulator udara AS sebelum 737 Max kembali mengudara.

Baca juga artikel terkait BOEING 737 MAX 8 atau tulisan lainnya dari Dewi Adhitya S. Koesno

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Maya Saputri