tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerbangkan drone pada Minggu (25/2/2018) untuk mengkaji longsor di Desa Pasir Panjang Kecamatan Salem Kabupaten Brebes.
Hasilnya, mahkota longsor berasal dari perbukitan Gununglio yang berpenutupan lahan sangat baik. Hutan di sekitar perbukitan pun memiliki kerapatan tinggi, sesuai peruntukan hutan. Tidak ditemukan permukiman di bagian hulu. Lahan sawah ada di bagian bawah.
Lebar mahkota longsor sekitar 120 meter. Panjang landaan longsor sekitar 1 km dengan tebal longsor antara 5-20 meter. Volume tanah longsor sekitar 1,5 juta meter kubik.
Penyebab longsor adalah kemiringan lereng curam, struktur tanah sarang yang gembur dan remah, batuan napal di bagian bawah sebagai bidang peluncur, dan hujan sebagai pemicu longsor.
"Jadi ini murni bencana alam. Perbukitan dengan penutup lahan hutan yang bagus seperti itu saja bisa longsor. Apalagi jika perbukitan itu gundul dan jarang vegetasinya akan sangat mudah longsor," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Nugroho, Minggu (25/2/2018).
Dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto, hingga hari ini, atau H+4, sebanyak 750 personel tim SAR gabungan masih mencari korban. Data sementara, 7 orang tewas, 13 orang hilang, 5 orang luka-luka masih dirawat di rumah sakit/puskesmas, dan 984 jiwa mengungsi akibat longsor di Brebes.
Sebelumnya Posko Tanggap Darurat Longsor Brebes melaporkan 9 orang tewas dimana 7 korban sudah diidentifikasi dan 2 korban belum dapat diidentifikasi.
"Namun sesuai kesepakatan bersama maka jumlah resmi korban adalah 7 orang tewas. Beberapa potongan tubuh yang belum teridentifikasi saat ini ada di alat pendingin RSU Brebes sampai operasi tanggap darurat selesai dan menunggu hasil tes DNA," kata Sutopo.
Evakuasi terkendala potensi longsor susulan tinggi, cuaca hujan, beratnya medan, dan terbatas alat berat.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra