Menuju konten utama

Blog del Narco: Situsweb yang Menyiarkan Kebiadaban Kartel Narkoba

Perempuan di balik Blog del Narco mesti menghadapi ancaman dari para kartel.

Blog del Narco: Situsweb yang Menyiarkan Kebiadaban Kartel Narkoba
Blog De Narco, sebuah blog yang memberitakan berbagai laporan mengenai kartel di Meksiko. FOTO/BlogDeNarco

tirto.id - Kengerian yang ditimbulkan para kartel di Meksiko membuat mereka seperti tak dapat tersentuh apapun. Namun keresahan ini sudah semestinya dihadapi. Dengan sikap seperti itulah Blogdel Narco lahir: sebuah kanal “berita” yang mendokumentasikan segala tindak-tanduk tiap kartel.

Blog del Narco secara prinsip mengandung nilai-nilai jurnalisme warga dan karenanya tidak dapat dikatakan sebagai “media” dalam arti konvensional. Dengan posisi seperti itu, Blog del Narco selalu melampirkan foto maupun video kekerasan non sensor mengenai kejahatan kartel. Tujuannya agar publik betul-betul paham sebiadab apa musuh yang mereka hadapi.

Jika Anda kebetulan (atau memang ingin) membuka laman blog ini, Anda mesti mengetahui bahwa Anda akan menemui beragam pornografi kekerasan seperti pemenggalan kepala, penembakan, atau penyiksaan lain yang memang sudah menjadi ciri khas tiap kartel.

Inisiatif mengenai dibuatnya Blog del Narco muncul karena beberapa hal. Pertama, karena pemerintah Meksiko dianggap menutup-nutupi bagaimana bentuk kejahatan para kartel yang sesungguhnya. Kedua, tiap jurnalis (dari dalam atau luar Meksiko) yang berusaha meliput kejahatan kartel, lebih-lebih berupaya mengungkap ekosistem mereka secara menyeluruh, nasibnya nyaris dapat dipastikan akan berakhir dengan tewas atau “hilang”.

Para kartel di Meksiko memang begitu anti dengan segala bentuk pemberitaan media, kendati mereka sendiri justru sering menyebar bentuk kebiadaban masing-masing melalui media sosial. Tracy Wilkinson, salah seorang jurnalis senior LA Times, dalam tulisannya berjudul "Under Threat from Mexican Drug Cartels, Reporters Go Silent" (16/08/2010), memiliki istilah tersendiri mengenai usaha pembungkaman media yang dilakukan para kartel Meksiko: “narco-cencorship”.

Salah seorang editor di Reynosa, negara bagian Tamaulipas, yang diwawancarai Wilkinson mengatakan: "Anda mencintai jurnalisme, Anda suka meliput kebenaran, Anda suka melayani warga sipil dan memberi informasi kepada komunitas Anda. Tetapi Anda lebih mencintai hidup Anda. Kami tidak suka keheningan. Tapi itu cara untuk bertahan hidup.” Dan seperti kebanyakan jurnalis lain di Meksiko, mereka tak ingin identitasnya terkuak.

Menurut data Committee to Protect Journalists, sepanjang periode 1992-2018, ada 47 jurnalis yang tewas dibunuh di Meksiko dengan motif yang telah terkonfirmasi. Jumlah tewas terbanyak (30 jurnalis) terjadi sejak presiden Felipe Calderon menerapkan kebijakan perang dengan kartel pada Desember 2006 lalu. Sementara menurut catatan Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (KomNas HAM) Meksiko yang dilansir Guardian (29/04/2012), ada 74 jurnalis yang tewas sejak 2000 hingga 2011.

Siapa Orang di Balik Blog del Narco?

Dengan berbagai pemberitaan mengenai kartel yang dimuat Blog de Narco, tak perlu waktu lama bagi blog tersebut untuk membetot perhatian khalayak, wabilkhusus di ranah jurnalisme global. Semua pun bertanya-tanya: siapa orang di balik Blog del Narco?

Pada 14 Agustus 2010, Daily Mail pernah melaporkan bahwa aktor utama di balik Blog de Narco adalah seorang mahasiswa ilmu komputer yang tinggal di utara Meksiko. Dia memanfaatkan keahlian informatikanya untuk menyembunyikan identitasnya selama ini dan beralasan membuat blog tersebut sebagai hobi belaka.

“Atas segala laporan minim yang dibuat oleh para media massa, mereka akan mendapatkan lemparan granat serta reporter mereka akan diculik. Kami menayangkan semuanya, maka silakan bayangkan apa yang akan kartel-kartel itu lakukan kepada kami. (Padahal) kami tidak menghina mereka, kami tidak mengatakan satu kelompok tertentu adalah kelompok yang buruk. Kami tidak ingin masalah dengan mereka,” demikian ungkap narasumber yang dikutip Daily Mail.

Dengan sikap yang seperti itu, tak heran jika kemunculan Blog del Narco justru mendapatkan kritik dari kalangan jurnalis, alih-alih dinilai sebagai “media” terdepan yang mengabarkan kejahatan para kartel. Mereka dianggap tak ubahnya humas bagi para kartel yang ada di Meksiko. Seperti yang dikatakan Carlos Lauria dari Committee to Protect Journalists:

“Media memiliki tanggung jawab sosial dan harus melayani publik. Blog tersebut diproduksi oleh seseorang tidak melalui perspektif jurnalistik. Dia melakukannya tanpa pertimbangan etis.”

Laporan yang lebih bernas dan komprehensif mengenai orang di balik Blog del Narco pernah dibuat bersama-sama oleh The Guardian dan Texas Observer pada April 2013. Dalam laporan eksklusif tersebut, disebutkan bahwa Blog del Narco dijalankan oleh seorang jurnalis wanita pseudonim yang menggunakan nama Lucy.

"Saya kira orang-orang tidak pernah menyangka jika wanita yang mengerjakan semua ini. Siapa saya? Saya berusia 20-an, tinggal di utara Meksiko, saya seorang jurnalis. Saya wanita, tidak memiliki pasangan, tidak memiliki anak, dan saya cinta Meksiko,” ujar Lucy dalam perbincangan melalui telepon.

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, Blog de Narco dibuat agar orang-orang mengerti apa yang sesungguhnya terjadi: kebiadaban para kartel. Sekaligus juga untuk memberitahu kepada mereka di luar sana bahwa tidak semua warga Meksiko memiliki perilaku keji selayaknya para kartel tersebut.

“Saya sangat menghargai kultur saya, mencintai bangsa saya, terlepas dari apa yang terjadi. Sebab kami semua tidaklah jahat. Tidak semua dari kami adalah kartel. Tidak semua dari kami bersikap korup atau pembunuh. Kami semua berpendidikan, kendati banyak orang luar yang berpikir sebaliknya.”

Ketika awal-awal membuat Blog de Narco, Lucy kerap mendapat teror. Pada September 2011, ia pernah dikirimkan foto-foto sepasang pria dan wanita yang disiksa hingga mati lalu mayatnya digantung di sebuah jembatan di Nuevo Laredo. Dua orang tersebut kerap menjadi informan bagi para pengelola blog-blog anonim seperti Blog del Narco.

Di tubuh mereka terdapat pesan: “Ini yang akan didapat para bedebah internet. Berhati-hatilah: kami mengawasi kalian. Tertanda, Z (Los Zetas).”

Pihak keamanan pemerintah pun juga kerap meneror Lucy melalui serangan siber untuk meretas Blog del Narco. Beberapa kali serangan tersebut berhasil situsweb Blog del Narco mati. Namun, setelah mengganti server, ia hidup kembali. Untuk mengantisipasi kemungkinan buruk, maka Lucy (dan beberapa rekannya yang lain) pun kerap berpindah-pindah tempat.

“Kami selalu pindah tempat tinggal setiap bulan. Kami pernah tinggal di bawah tanah. Sangat menyusahkan. Kami menyembunyikan peralatan kami di lokasi yang berbeda. Jika pihak keamanan mulai mengetahui atau mendekat, kami akan segera kabur,” ungkapnya.

Namun, teror demi teror yang terus diterimanya tidak pernah berhasil membuat identitas Lucy terkuak. Ia bahkan berhasil membuat sebuah buku yang mendokumentasikan seluruh kekejaman para kartel sejak 2010-2013--periode puncak kekerasan yang terjadi di Meksiko. Buku tersebut diberi judul: Mexico. Dying for the Truth: Undercover Inside Mexico's Violent Drug War.

"Saya menuliskan buku tersebut untuk menunjukkan apa yang telah terjadi. Ketika selesai, saya bersyukur masih bisa bernafas, sebab saya sangat khawatir akan dibunuh sebelum buku itu terbit. Tapi akhirnya buku itu ada di sana, di atas kertas, sebuah bukti tentang apa yang telah kami alami di Meksiko pada tahun-tahun peperangan ini."

Infografik Blog Narco

Saat berbincang dengan The Guardian dan Texas Observer tersebut, Lucy juga mengabarkan telah pergi dari Meksiko. Hal tersebut ia lakukan setelah salah seorang rekannya—seorang pria anonim—menelepon pada 5 Mei 2013 dan mengabarkan sesuatu yang buruk telah terjadi melalui kode khusus mereka: “lari”. Sejak itu, Lucy tak pernah lagi berkomunikasi dengan rekannya tersebut.

"Dia hanya menelepon dan bilang ‘lari’ dan memutus perbincangan. Itu adalah kode kami ketika ada sesuatu yang amat serius. Saya telah meneleponnya kembali, tapi tak ada jawaban. Saya mengiriminya email, mencoba menghubunginya lewat Skype dan Whatsapp, tapi tidak ada kabar sama sekali. Sama sekali. Saya mencoba berpikir positif, tapi saya takut sesuatu yang buruk telah terjadi,” ungkap Lucy.

Berselang beberapa jam usai perbincangannya dengan The Guardian, Lucy mengaku akan terbang ke Spanyol dan menetap di sebuah daerah di sana dalam jangka waktu yang tidak diketahui. Ketika ditanya kapan ia akan berhenti mengelola Blog del Narco, Lucy menjawab:

“Sudah ribuan kali kami berpikir untuk berhenti mengoperasikan blog tersebut, tapi belum akan terjadi sebab pesan kami belum tersampaikan sepenuhnya. Mereka telah merampas ketenangan kami, mimpi kami, kedamaian kami.”

Sayangnya, berita terakhir yang diunggah Blog del Narco adalah mengenai penangkapan Ines Coronel Barreras, mertua Joaquín "El Chapo" Guzmán, pemimpin kartel Sinaloa. Sekadar informasi, penangkapan itu terjadi lima tahun lalu: 30 April 2013.

Baca juga artikel terkait KARTEL NARKOBA atau tulisan lainnya dari Eddward S Kennedy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Eddward S Kennedy
Editor: Maulida Sri Handayani