Menuju konten utama

Bima Arya: 336 Tenaga Kesehatan di Kota Bogor Positif COVID-19

Pemerintah Kota Bogor menutup sementara delapan fasilitas kesehatan (faskes) yang tenaga kesehatannya belum pulih.

Bima Arya: 336 Tenaga Kesehatan di Kota Bogor Positif COVID-19
Sejumlah perawat beristirahat dengan mengenakan alat pelindung diri di Instalasi Gawat Darurat khusus penanganan COVID-19 di RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (5/6/2020). ANTARA FOTO/FB Anggoro/pras.

tirto.id - Ratusan tenaga kesehatan (nakes) di Kota Bogor, Jawa Barat, positif terinfeksi COVID-19. Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan mereka tersebar di sejumlah rumah sakit dan puskesmas.

Akibat kejadian itu, Pemerintah Kota Bogor menutup sementara delapan fasilitas kesehatan (faskes) yang tenaga kesehatannya belum pulih.

"Saat ini ada sebanyak 336 orang nakes di Kota Bogor terpapar positif COVID-19 dan kondisnya masih sakit," kata Bima Arya saat mengunjungi Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM) Kota Bogor, Minggu (27/6/2021).

Bima mengatakan RSMM menjadi rumah sakit yang tenaga kesehatannya paling banyak terpapar virus Corona, yakni sebanyak 62 orang.

"Banyaknya nakes yang terpapar COVID-19 membuat penanganan pasien COVID-19 jadi agak menurun," kata dia.

Kondisi ini membuat pandemi COVID-19 di Kota Bogor makin mengkhawatirkan. Apalagi, kata Bima, tingkat keterisian tempat tidur untuk pasien positif COVID-19 di 21 rumah sakit rujukan di Kota Bogor hampir penuh.

Bahkan, lanjut dia, di RSUD Kota Bogor yang menyediakan 120 tempat tidur untuk pasien COVID-19 sudah terisi 100 persen. "Situasinya saat ini, sudah nyaris melampaui batas kita semua untuk menanganinya," katanya.

Bima menambahkan persentase peningkatan kasus COVID-19 di Kota Bogor pada pekan ini mencapai 78 persen dan angka kematian mencapai 125 persen.

"Angka-angka ini sudah sangat mengkhawatirkan," tegasnya.

Menurut Bima, untuk mengatasi situasi ini perlu kebijakan yang lebih tegas dan ketat di tingkat makro. "Jika tidak segera dilakukan kebijakan lebih ketat, maka korban akan semakin banyak," kata dia.

"Tanpa ada pembatasan yang ketat dalam skala lebih makro, maka PPKM Mikro tidak akan efektif. Persoalannya, pemerintah daerah memiliki keterbatasan kewenangan untuk melakukan langkah lebih tegas," imbuhnya.

Pemerintah Kota Bogor, kata dia, sudah melakukan langkah-langkah strategis, misalnya menambah jumlah tempat tidur disetiap rumah sakit rujukan di Kota Bogor minimal 30 persen dari jumlah tempat tidur, tapi jumlah kasus positif COVID-19 tetap meningkat.

Baca juga artikel terkait NAKES POSITIF COVID-19

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Gilang Ramadhan