Menuju konten utama
Program Tol Laut Jokowi

Biaya Logistik Surabaya-Makassar Lebih Mahal Daripada ke Singapura

Program tol laut yang digagas Jokowi tak mampu menurunkan biaya logistik antarwilayah di Indonesia.

Biaya Logistik Surabaya-Makassar Lebih Mahal Daripada ke Singapura
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (ketiga kanan) berbincang dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kedua kanan) saat menghadiri seminar nasional tol laut di atas kapal KM Dorolonda, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, Senin (4/2/2019). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/aww.

tirto.id - Presiden Jokowi mengeluhkan biaya logistik masih mahal meski Indonesia menggagas konsep tol laut. Ia kembali mengingatkan esensi keberadaan tol laut di Indonesia.

"Saya ingin ingatkan bahwa tujuan awal dari tol laut adalah mengurangi disparitas harga. Baik itu antarwilayah, antarpulau, antardaerah, serta satu lagi memangkas biaya logistik yang mahal. Namun saya terima informasi dari lapangan bahwa biaya pengiriman logistik antardaerah masih mahal," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas di kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Jokowi mencontohkan, biaya pengiriman dari Jakarta ke Padang, dari Jakarta ke Medan, Jakarta ke Banjarmasin, Jakarta ke Makassar jauh lebih mahal dibandingkan biaya pengiriman dari Jakarta ke Singapura, Jakarta ke Hongkong, Jakarta ke Bangkok, dan Jakarta ke Shanghai.

Kemudian, ia juga menerima laporan, biaya logistik dari Surabaya ke Makassar, jauh lebih mahal dibandingkan dari Surabaya ke Singapura.

Jokowi ingin tol laut lebih efisien. Ia ingin biaya logistik dikurang sehingga perlu ada laporan komprehensif soal masalah dalam proses tol laut.

"Saya minta masalah ini dilihat secara detail dan komprehensif. Apakah masalahnya di pelabuhan misalnya urusan dengan dwelling time atau ada praktik monopoli di dalam transportasi dan distribusi barang sehingga biaya logistik tidak efisien," kata Jokowi.

Kemudian, Jokowi menyebut ada laporan biaya sulit turun dan tidak seimbang antara muatan dan barang yang diangkut. Ia mengatakan, barang yang diangkut dari barat ke timur selalu penuh, sementara timur ke barat mengalami pengurangan.

Jokowi juga ingin ada nilai tambah tol laut bagi perekonomian daerah. Ia mencatat bahwa transportasi laut hanya sumbang 0,53 persen dari keseluruhan PDB Indonesia.

Menurut Jokowi, angka tersebut jauh lebih rendah dibanding kontribusi trans udara maupun trans darat. Angka trans darat pada PD per September 2019 sebesar 2,4 persen, meningkat 2,14 persen dibanding 2014 menjadi 2,47 persen pada 2019.

Kemudian transportasi udara menyumbang kontribusi 1,6 persen terhadap PDB. Angka transportasi udara meningkat lebih pesat lagi yakni 1,03 persen tahun 2014 menjadi 1,62 persen di tahun 2019. Akan tetapi peranan tol laut selama ini sangat rendah. Justru menurun dari 0,34 persen pada 2014 menjadi 0,32 persen pada 2019.

"Ini yang harus dilihat lagi karena kalau saya lihat ini di wilayah bagian timur saya kira tol laut kita terakhir saya enggak tahu sudah berapa tambahan trayek yang ada," kata Jokowi.

"Nanti tolong Menko bisa menyampaikan hal tersebut. Karena itu saya minta agar ini segera diperbaiki dan tol laut juga terkoneksi dengan kawasan industri dan sentra-sentra ekonomi lokal. Saya juga minta pemda BUMD terlibat dalam pengembangan dan pemanfaatan tol laut ini sehingga memiliki dampak positif terhadap ekonomi lokal," ujar Jokowi.

Baca juga artikel terkait KENDALA TOL LAUT atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Bisnis
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Zakki Amali