tirto.id - Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan Penasihat Negara Republik Uni Myanmar Aung San Suu Kyi. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan ada tiga hal penting yang ditekankan Jokowi, salah satunya terkait dengan situasi di Rakhine.
"Indonesia menekankan pentingnya situasi keamanan yang baik di Rakhine State agar repatriasi dapat terlaksana dengan sukarela, aman, dan bermartabat," ujar Retno dalam konferensi pers di Bangkok, Thailand, Sabtu (22/6/2019).
Jika situasi keamanan tidak membaik, Presiden mengatakan, maka sulit repatriasi yang sukarela, aman dan bermartabat dapat dijalankan.
Jokowi juga menekankan pentingnya tindak lanjut rekomendasi Laporan Penilaian Kebutuhan Awal atau PNA. Indonesia siap untuk kembali berkontribusi dalam tindak lanjut rekomendasi Laporan PNA.
Presiden menegaskan komitmen Indonesia untuk terus berkontribusi dalam penyelesaian krisis Rohingya.
Para Menteri Luar Negeri ASEAN sepakat menindaklanjuti Laporan PNA.
Kedua, menurut Menlu, Indonesia siap membantu masalah diseminasi informasi.
Informasi adalah masalah yang cukup penting bagi Myanmar, Bangladesh dan para pengungsi yang ada di Cox Bazar, ujar Retno.
Karena itu ASEAN telah sepakat untuk memberikan bantuan dalam konteks diseminasi informasi
Ketiga, Presiden Joko Widodo juga berbicara mengenai "kohesi kebutuhan dasar"
"Hal itu adalah pengadaan pelayanan dasar mengenai masalah pendidikan, kesehatan, air bersih, dan sebagainya. Ketiga ini juga jangka panjang dan kemungkinan besar akan melibatkan kerja sama negara-negara di luar ASEAN," ujar Menteri Retno.
Pertemuan kedua tokoh tersebut dilakukan di sela-sela pertemuan puncak ASEAN di Bangkok, Thailand.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Maya Saputri