tirto.id - Rapid test saat ini terdapat dua jenis yaitu antibodi dan antigen. Rapid test antibodi adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona.
Antibodi ini akan terbentuk bila ada paparan virus Corona atau SARS-CoV2. Rapid test jenis ini dianggap tak efektif karena saat terpapar virus Corona, tubuh tidak langsung memproduksi antibodi.
Biasanya antibodi baru akan terbentuk setelah 10 hingga 14 hari orang tersebut terpapar virus Corona.
Metode pemeriksaan rapid test antibodi biasanya dilakukan dengan menggunakan darah yang diambil dari jari ataupun tangan.
Sedangkan rapid test antigen adalah tes diagnostik cepat COVID-19 yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antigen virus Corona jenis baru, COVID-19 pada sampel yang berasal dari saluran pernapasan.
Antigen akan terdeteksi ketika virus aktif bereplikasi, seperti dilansir dari laman resmi Primaya Hospital.
Dokter Spesialis Paru-paru, Megantara saat dihubungi melalui sambungan telepon mengatakan bahwa rapid test antigen lebih efektif untuk mendeteksi atau skrining awal adanya virus Corona dalam tubuh.
Megantara juga menjelaskan, pemeriksaan rapid test antigen juga berbeda dengan rapid test antibodi.
Pemeriksaan rapid test antigen dilakukan dengan cara disuap seperti swab pada saluran pernafasan sedangkan rapid test antibodi yang diperiksa adalah darahnya.
"Rapid test antibodi sudah tidak efektif, kalau orang itu terinfeksi tapi belum ada antibodi ya tetap engga ngaruh. Rapid test antigen ini lebih efektif, yang lebih disarankan yang antigen bukan yang antibodi. Karena dia memeriksa material virus langsung," ujar Megantara.
Namun sayangnya untuk harga rapid test antigen saat ini memang lebih mahal dari pada rapid test antibodi.
Jika rapid test antibodi harganya Rp150 ribu, untuk rapid test antigen harganya mencapai Rp250 ribu hingga Rp400 ribu.
Editor: Agung DH