Menuju konten utama

Belum Ada Korban Serangan Virus Ransomware di Sawahlunto

Kepala Sub Bagian Komunikasi dan Informasi, Bob Hepikris menjelaskan bahwa virus tersebut diketahui sudah ada sejak tahun 2013, namun serangannya belum seluas sekarang ini.

Belum Ada Korban Serangan Virus Ransomware di Sawahlunto
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyampaikan keterangan pers terkait upaya penanganan serangan dan antisipasi Malware Ransomware WannaCry di Jakarta, Minggu (14/5). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa.

tirto.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Sawahlunto, Sumatera Barat, memastikan belum adanya laporan tentang serangan virus Ransomware, baik dari instansi pemerintah maupun masyarakat yang menjadi korban serangan virus.

Kepala Bagian Komunikasi Informasi Persandian dan Humas Pemkot Sawahlunto, Dodi Febrizal mengatakan bahwa pihaknya telah memantau seluruh instansi dan semuanya masih dalam keadaan aman.

"Kami sudah mengecek seluruh instansi pemerintahan serta pihak rumah sakit dan sekolah yang menggunakan sistem basis informasi dalam jaringan, seluruhnya menyatakan masih dalam keadaan aman," kata Dodi Febrizal di Sawahlunto, Senin (15/5/2017).

Ia mengatakan, menurut data laporan masyarakat pengguna jaringan internet, hingga saat ini juga belum ada yang terkena serangan virus. Kendati demikian, pihaknya tetap memantau secara menyeluruh.

Ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat pengguna jaringan internet agar tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang belum teruji kebenarannya terkait serangan virus ini.

"Segera laporkan ke pihak berwajib jika ada oknum yang ingin memanfaatkan situasi dengan meminta mengirimkan sejumlah uang agar tidak terkena atau untuk memulihkan perangkat komputer dari serangan virus tersebut," imbaunya.

Sementara itu, Kepala Sub Bagian Komunikasi dan Informasi, Bob Hepikris menjelaskan bahwa virus tersebut diketahui sudah ada sejak tahun 2013, namun serangannya belum seluas sekarang ini.

"Salah satu upaya antisipasi yang bisa dilakukan adalah dengan memastikan antivirus yang digunakan sudah tepat dan sistem aplikasi berbasis windows yang digunakan sudah dimutakhirkan ke versi terbaru," kata dia.

Sebelumnya, kepala badan kepolisian Uni Eropa mengatakan serangan siber pada Jumat (12/5) menyerang 200.000 korban yang tersebar pada sekitar 150 negara dan jumlah itu dapat bertambah ketika para pegawai mulai kembali bekerja pada Senin.

Pakar keamanan dunia maya mengatakan bahwa penyebaran virus dengan nama Ransomware WannaCry yang mengunci sistem komputer di perusahaan produksi mobil, rumah sakit, toko dan sekolah di beberapa negara telah melambat, namun setiap waktu dapat meningkat kembali.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel A. Pangerapan atau Sammy menyampaikan serangan siber ini bersifat tersebar dan masif serta menyerang critical resource (sumber daya sangat penting), maka serangan ini bisa dikategorikan teroris siber.

Di Indonesia, berdasarkan laporan yang diterima oleh Kemenkominfo, serangan juga terjadi pada Rumah Sakit Harapan Kita dan Rumah Sakit Dharmais.

Baca juga artikel terkait SERANGAN SIBER atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Teknologi
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto