Menuju konten utama

Bantah Yenny Wahid, Cak Imin Sebut PKB Bisa Solidkan Suara NU

Menurut Cak Imin, pada Pilpres 2019 mendatang, akan sangat mudah bagi pihaknya untuk menyolidkan suara nahdliyin atau warga NU.

Bantah Yenny Wahid, Cak Imin Sebut PKB Bisa Solidkan Suara NU
Muhaimin Iskandar (kiri) dan Ma'ruf Amin berdoa bersama sebelum mengakhiri pertemuanya di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta Pusat, Selasa (14/8/2018). tirto.id/Arimacs Wilander

tirto.id - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin membantah pernyataan Yenny Wahid bahwa suara NU tak akan solid di Pilpres 2019. Menurutnya, sosok Ma'ruf Amin sebagai Rais Aam PBNU dan keberadaan PKB dapat membuat suara NU solid.

"Saya telah membuktikan 11 juta suara solid tahun 2014 bersama kiai Ma'ruf. Sebelas juta [suara] lho, cukup besar," kata Imin di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (20/8/2018).

Pada Pilpres 2019 mendatang, kata Imin, juga sangat mudah bagi pihaknya untuk menyolidkan suara nahdliyin atau warga NU.

"Tinggal gerilya di bawah bahwa orang NU wajib pilih NU," kata Imin.

Terlebih, kata Imin, saat ini cawapres yang berlatar belakang NU hanya Ma'ruf Amin. Tidak seperti Pilpres 2004 yang terdapat empat cawapres dari NU dari lima kandidat yang bertarung, termasuk mantan Ketua Umum PBNU, Hasyim Muzadi.

"Jadi kami yakin NU terketuk hatinya solid salam satu barisan," kata Imin.

Perihal Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mendapat kartu anggota NU, Imin pun yakin tak akan memengaruhi suara nahdliyin.

Pada Minggu (21/8/2018), Yenny Wahid menyebut suara nahdliyin belum tentu akan solid meskipun cawapres Jokowi adalah Ma'ruf Amin.

"Dari dulu suara warga nahdliyin tak pernah utuh hanya salah satu calon. Jadi warga NU mempunyai proses sendiri dalam membuat keputusan," ujar Yenny Wahid, ditemui di Halaman Masjid Jami' Nurul Islam Koja, Minggu (19/8/2018).

Menurut Yenny, warga NU tak hanya aktif di PKB, melainkan juga di partai-partai lain, baik pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Selain itu, menurutnya, tidak ada patokan yang dikeluarkan oleh NU soal menentukan pilihan di Pilpres.

“Tidak boleh, memang NU dari dulu sampai sekarang netral dalam berpolitik,” kata Yenny.

“Bahwa warga NU boleh berpolitik, boleh memilih siapa calonnya, boleh menjadi tim sukses dari dua pasangan calon yang ada. Tapi NU tidak boleh berpolitik praktis, itu sudah disadari [oleh warga NU],” dia menambahkan.

Pilpres 2019 akan diikuti oleh dua bakal capres-cawapres, yakni Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Di antara para kandidat itu, Ma'ruf Amin memiliki kedekatan khusus dengan warga NU. Ma'ruf selama ini merupakan Rais Aam PBNU selain juga menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yuliana Ratnasari