tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 28 korban yang meninggal dunia, 44 orang hilang, 958 mengungsi, dan 98 luka-luka akibat banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Jumlah tersebut dihimpun oleh BNPB per Selasa (6/4) pukul 21.00 WIB.
"Adapun jumlah rumah rusak ringan sebanyak 75 unit, rusak sedang 15 unit, dan rusak berat 224 unit," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati melalui keterangan tertulisnya, Rabu (7/4/2021).
Raditya mengatakan, terdapat enam titik lokasi pengungsian para warga terdampak: SMP Sabar Subur Betun, SDK Betun 1 dan 2, SDI Wemalae Betun, SDI Bakateu, dan SDI Kletek.
"Selain itu, terdapat satu titik posko utama yang terletak di aula Kantor Bupati dan satu titik pos lapangan di Puskesmas Waipukang," ucapnya.
Kepala BNPB Doni Monardo pun bersama rombongan terjun langsung ke Kabupaten Lembata, NTT pada Selasa (6/4) kemarin. Dia menginstruksikan kepada koordinator di setiap pos pengungsian untuk mensosialisasikan pemahaman mengenai COVID-19.
"Hal tersebut dapat bermanfaat bagi warga terdampak agar dapat mengidentifikasi kondisi kesehatan sejak dini sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19 dalam salah satu langkah penanganan pascabencana," ujarnya.
Ketua Satgas COVID-19 itu mengaku telah menerjunkan sejumlah alat transportasi untuk operasi tanggap darurat bencana di NTT seperti:
Base di Kabupaten Larantuka
1. Helikopter Mi-8 (kapasitas 4 ton)
2. Helikopter Kamov 32 A (kapasitas 5 ton)
3. Helikopter EC-155 (kapasitas 12 seats)
Base di Kota Kupang
1. Helikopter AW 119 (kapasitas 7 seats)
2. Helikopter Bell 412EP (kapasitas 12 seats)
Rencana penempatan untuk operasi tanggap darurat:
1. Satu Helikopter di Kabupaten Lembata
2. Satu Helikopter di Kabupaten Larantuka
3. Satu Helikopter di Pulau Adonara
4. Satu helikopter di Kota Kupang
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Maya Saputri