Menuju konten utama
Berita Banjir Hari Ini

Banjir Bogor, Jember Hingga Sumsel Hari Ini 19 Januari

Banjir bandang Bogor pada Selasa (19/1) pagi menyebabkan 464 warga harus dievakuasi ke tempat yang aman. 

Banjir Bogor, Jember Hingga Sumsel Hari Ini 19 Januari
Korban banjir bandang di Desa Tugu Selatan, Kawasan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (ANTARA/HO-Pemkab Bogor)

tirto.id - Curah hujan yang cukup tinggi hampir di seluruh wilayah Indonesia menyebabkan bencana banjir di sejumlah wilayah.

Salah satunya yaitu banjir bandang di area Gunung Mas di desa Tugu Selatan, Kawasan Puncak, Cisarua Bogor pada Selasa, (19/1) pagi.

Selain itu, lima kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan juga telah dinyatakan status siaga bencana banjir dan tanah longsor. Wilayah Jember, Jawa Timur juga dilaporkan diterjang banjir susulan. Berikut ini rangkuman berita banjir di sejumlah wilayah.

Banjir Bandang, Cisarua Bogor

Bupati Bogor Ade Yasin memastikan tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir bandang yang melanda wilayah Cisarua, Bogor hari ini, (19/1).

"Korban jiwa tidak ada, hanya ada 464 warga dievakuasi ke tempat yang aman," ungkapnya di Cibinong, Bogor, seperti dilansir Antara.

Meski begitu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor masih berusaha menyiapkan beberapa titik pengungsian, agar korban banjir tidak berkerumun karena masih dalam situasi pandemi COVID-19.

"Karena masih masa pandemi jadi tidak boleh berkerumun, maka kita perlu siapkan tempat-tempat yang cukup untuk mereka beristirahat. Sementara ini di satu masjid yang ada di sekitar situ," kata Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Budi Pranowo mengatakan proses penanganan lokasi bencana masih berlangsung.

"Tim BPBD terdiri dari tim evakuasi dan perlengkapan, tim tenda selter logistik, serta tim P3K dengan ambulans untuk jemput apabila ada pengungsi," ujarnya.

Dia mengatakan ada 134 kepala keluarga (KK) dengan 474 jiwa harus mengungsi ke masjid maupun tempat-tempat yang dianggap aman, karena dikhawatirkan banjir bandang susulan bisa terjadi.

Banjir akibat aliran anak Sungai Ciliwung yang melewati perkebunan teh PTPN VIII itu, membuat rusak puluhan rumah warga dan menutup beberapa akses jalan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Jawa Barat menyatakan 474 warga berhasil dievakuasi dari peristiwa banjir bandang di Desa Tugu Selatan, Kawasan Puncak, Cisarua, Bogor pada Selasa (19/1) pagi.

"134 kepala keluarga (KK) atau 474 jiwa sudah berhasil dievakuasi," kata Sekretaris BPBD Kabupaten Bogor Budi Pranowo saat dihubungi Antara di Bogor.

Menurutnya, ratusan korban banjir bandang itu kini mengungsi di masjid yang lokasinya tak terdampak banjir.

Budi mengatakan banjir bandang tersebut menyebabkan puluhan rumah warga rusak, bahkan beberapa akses jalan di wilayah tersebut tak dapat dilalui kendaraan.

Namun demikian, hingga kini ia belum dapat memastikan mengenai adanya korban jiwa atau korban hanyut terbawa aliran sungai yang meluap, karena masih dalam proses penanganan.

"Tim BPBD terdiri dari tim evakuasi dan perlengkapan, tim tenda shelter logistik, serta tim P3K dengan ambulans untuk menjemput apabila ada pengungsi," kata Budi.

Banjir susulan di Jember, Jawa Timur

Dua desa di Kabupaten Jember, Jawa Timur, diterjang banjir susulan pada Senin (18/1) malam hingga Selasa akibat hujan deras yang mengguyur wilayah setempat.

Dua desa yang dilanda banjir susulan yakni Desa Curahnongko dan Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut karena petugas dan warga sudah siaga banjir.

"Pada Selasa pukul 03.00 WIB terjadi banjir yang melanda gang 8,7,6,5,4,3 di Dusun Kraton, Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo dengan ketinggian air sekitar 30 - 50 cm," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo di Jember.

Menurutnya, beberapa warga sudah mulai mengungsi di rumah saudaranya yang lokasinya aman dari genangan banjir, namun ada juga sebagian warga yang mengungsi di posko pengungsian di Kantor Desa Wonoasri pada pukul 04.00 WIB.

"Ada sekitar 10 orang yang mengungsi di posko pengungsian dan sebagian besar anak-anak dan lansia," tuturnya.

Heru menjelaskan warga di Desa Curahnongko dan Wonoasri diimbau tetap siaga terhadap ancaman banjir susulan karena curah hujan masih cukup tinggi dan beberapa tanggul sungai di desa setempat jebol akibat hujan deras yang mengguyur beberapa waktu lalu.

"Dengan adanya banjir susulan, tim relawan terus mendistribusikan nasi bungkus kepada warga yang terdampak banjir karena warga belum bisa memasak," katanya.

Ia mengatakan relawan BPBD Jember terus melakukan pemantauan terhadap sejumlah titik rawan banjir susulan dan menyampaikan informasi kepada warga setempat untuk meningkatkan kewaspadaannya.

Baca juga: Banjir di Jember semakin meluas sampai enam kecamatan

Berdasarkan data BPBD Jember tercatat banjir melanda delapan kecamatan di Kabupaten Jember dengan jumlah warga yang terdampak sebanyak 4 ribu lebih.

Sebelumnya Menteri Sosial Tri Rismaharini mengunjungi dapur umum di posko bencana banjir di Kantor Desa Wonoasri pada Senin (18/1), namun kondisi banjir sudah mulai surut.

Kemensos juga menyalurkan bantuan berupa telur, beras, abon, kebutuhan balita dan susu ibu hamil sesuai dengan usulan yang diajukan oleh pemerintah setempat.

5 kabupaten di Sumsel siaga banjir

Lima kabupaten di Sumatera Selatan menyatakan status siaga bencana banjir dan tanah longsor seiring tibanya puncak musim hujan sehingga masyarakat di wilayah-wilayah tersebut diminta meningkatkan kewaspadaan.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori di Palembang, Selasa, mengatakan lima kabupaten tersebut adalah Muara Enim, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ulur (OKU), Penuka Abab Lematang Ilir (PALI) dan OKU Selatan.

"Lima daerah ini memang punya potensi banjir dan tanah longsor cukup tinggi, juga karena sudah terjadi banjir dan longsor meski ancamannya tidak berbahaya," ujar Ansori.

Sepanjang tahun 2020, BPBD Sumsel mencatat ada 174 kali kejadian bencana, 46 kejadian di antaranya banjir, 17 tanah longsor, dan 10 peristiwa banjir bandang yang dominan terjadi di Kabupaten OKU Selatan.

Penetapan status siaga tersebut supaya BPBD lebih mudah mendapat akses ke instansi lain dalam rangka penanganan bencana, sebelumnya Pemprov Sumsel juga telah menetapkan status kesiapsiagaan bencana musim hujan 2021.

Menurut dia, status siaga banjir dan longsor berlaku mengikuti prediksi BMKG terkait periode musim hujan yang biasa berakhir di bulan Maret, sehingga tidak menutup kemungkinan kabupaten lainnya menyusul untuk menyatakan status siaga.

Ia mengimbau masyarakat lebih waspada terhadap potensi banjir dan longsor karena saat ini intensitas hujan menunjukkan peningkatan, masyarakat di wilayah perbukitan perlu mewaspadai kelabilan tanah dan warga di sekitar sungai harus mewaspadai luapan air.

"Siapkan peralatan standar seperti senter, makanan dan tempat khusus surat berharga supaya jika terjadi bencana lebih mudah dibawa," ujarnya.

Sementara Kepala Unit Analisis dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang Sinta Andayani menjelaskan potensi hujan dengan intensitas lebat masih tinggi selama beberapa hari ke depan terutama Sumsel bagian barat dampak aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby dan Angin Munson Asia.

"Akumulasi hujan beberapa hari terakhir dan kejenuhan tanah juga sudah meningkat, jadi diharapkan waspada," kata Sinta.

Selain itu dikhawatirkan bisa menyebabkan banjir di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) jika daya tampung sungai sudah maksimal.

Baca juga artikel terkait BANJIR atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Agung DH