Menuju konten utama

Bahasa Indonesia Berduka atas Kepergian JS Badudu

Profesor Dr Jusuf Sjarif Badudu, atau yang lebih dikenal sebagai JS Badudu, meninggal dunia dalam usia 89 tahun di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung akibat penyakit stroke.

Bahasa Indonesia Berduka atas Kepergian JS Badudu
Jenazah pakar bahasa Indonesia dan Guru Besar Linguistik, Prof. Dr. Jusuf Syarif (J.S) Badudu usai disalatkan di masjid Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Agus Bebeng

tirto.id - Profesor Dr Jusuf Sjarif Badudu, atau yang lebih dikenal sebagai JS Badudu, meninggal dunia dalam usia 89 tahun di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung akibat penyakit stroke pada Sabtu malam, (12/3/2016), sekitar pukul 22.10 WIB.

JS Badudu, yang menjabat sebagai Guru Besar Universitas Padjajaran, dikenal sebagai penggiat bahasa, penulis sejumlah buku dan kamus tentang bahasa Indonesia, serta membawakan acara “Pembinaan Bahasa Indonesia” di Televisi Republik Indonesia (TVRI) sejak tahun 1974 hingga 1979.

Sejumlah pihak mengungkapkan rasa bela sungkawa atas kepergian almarhum. Presiden RI Joko Widodo , melalui akun Twitter @jokowi mengucapkan, “"Bangsa Indonesia kehilangan J.S. Badudu. Sepanjang hidupnya diabdikan untuk bahasa Indonesia. Pengabdiannya jadi teladan kita bersama -Jkw," seperti yang dipantau oleh kantor berita Antara hari Minggu, (13/3/2016) sekitar pukul 10.21 WIB.

Dalam kesempatan berbeda, Keluarga besar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan turut menyatakan rasa bela sungkawa yang mendalam.

"Kami atas nama Kemendikbud, atas nama Pak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan jajarannya mengucapkan turut berbelasungkawa atas kepergian tokoh nasional dalam bidang kebahasaan. Beliau sangat dikagumi oleh semua pegiat bahasa dan sastra nasional dan internasional. Kita seluruh Bangsa Indonesia merasa kehilangan dengan kepergian beliau," ujar Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Dadang Sunendar di Jakarta, Minggu.

"Beliau berharap pengajaran Bahasa Indonesia tidak hanya dari tingkatan sarjana sampai doktoral, tetapi sedari dini," lanjutnya.

Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Provinsi Jawa Barat Popong Otje Djundjunan atau Ceu Popong, yang turut melayat jenazah almarhum di Masjid Al Jihad Universitas Padjadjaran (Unpad) Kota Bandung, Minggu, turut menyatakan bahwa Indonesia telah kehilangan putra terbaik di bidang bahasa.

Ceu Popong juga mengkritisi generasi muda masa kini yang lebih bangga menggunakan bahasa asing. "Sekarang kondisi memprihatinkan masyarakat lebih menghargai bahasa asing daripada Bahasa Indonesia. Boleh kita bisa atau menguasai bahasa asing tapi jangan lupakan bahasa kita sendiri," ujarnya.

Jenazah JS Badudu disemayamkan di Masjid Al Jihad Unpad untuk kemudian dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung.

Proses pelepasan jenazah diserahkan pihak keluarga yang diwakili oleh anak keenamnya Rizal Badudu di halaman Masjid Al Jihad Unpad kepada perwakilan TNI.

Sebelum dilepas secara militer, pihak keluarga dan Universitas Padjadjaran Bandung menyelenggarakan shalat jenazah di Masjid Al Jihad.

Semasa hidupnya, beragam penghargaan diterimanya yakni Satyalencana Karya Satya (1987), Bintang Mahaputera Nararya (2001), dan Anugerah Sewaka Winayaroha (2007).

Bahkan Kemendikbud juga berencana memberikan penghargaan khusus kepada mendiang atas sumbangsihnya dalam bidang kebahasaan.

Baca juga artikel terkait BAHASA INDONESIA atau tulisan lainnya

Reporter: Putu Agung Nara Indra