tirto.id - Dua ibu muda, yang sama-sama punya karier panjang di industri film dan kapasitas seni peran tak diragukan, berbicara di satu meja soal kehidupan pribadi hingga pengalaman profesionalnya. Apa saja yang mereka bicarakan?
Kedua ibu muda itu adalah Dian Sastrowardoyo dan Marsha Timothy. Masing-masing menjadi host dan tamu dalam acara Dinner With di Mola TV. Dua aktris papan atas tanah air tersebut berbagi cerita sambil menyantap hidangan Restoran Bacco, Jakarta Selatan.
Sekalipun terkesan santai layaknya dua teman lama yang berbincang di cafe, percakapan Dian dan Marsha segera mengalir dari tentang keluarga, anak, cerita-cerita masa lalu, beralih menjadi diskusi serius tentang pengalaman di dunia film.
Lalu, pemirsa akan segera tahu, sisi lain perempuan berkeluarga yang memilih jalan tidak mudah untuk merealisasikan visinya dalam seni peran dan dunia kreatif perfilman Indonesia.
Dinner With semacam acara talkshow dengan format tidak biasa. Di acara Mola TV tersebut, host dan tamu berbincang berdua dalam sebuah makan malam yang intim.
Melalui acara ini, pemirsa dapat menyaksikan bagaimana ketika sepasang teman membicarakan hal-hal pribadi yang serius secara terbuka, tanpa ada kesan formal.
Sejumlah episode Dinner With Season 1 sudah bisa disaksikan di Mola TV. Secara bergantian, Dian Sastro, Julie Estelle, dan Sophia Latjuba berperan sebagai host di acara ini.
Ketiganya mewawancarai sejumlah tamu Dinner With yang merupakan para pesohor dari berbagai generasi, seperti Ernest Prakasa, Iwan Fals, Susi Pudjiastuti, Marsha Timothy, Iwa K, hingga Jerinx SID. Adapun Marsha, datang sebagai tamu dalam episode 4 Dinner With Season 1.
Menjadi Ibu dan Berkarier Bagi Marsha Timothy
Meskipun telah meraih sederet penghargaan di dunia film, jawaban Marsha tidak berkaitan dengan dunia akting ketika Dian bertanya tentang titik terpenting dalam hidup istri Vino Giovanni Bastian itu.
"Hingest point, adalah saat gue hamil. Saat tahu gue hamil, senang banget. Sebelumnya, dokter bilang gue agak susah punya anak," kata Marsha dalam acara Dinner With di Mola TV.
Kepada Dian, Marsha mengaku selama ini berusaha memanfaatkan banyak waktu untuk putrinya, Jizzy Pearl Bastian. Sekalipun demikian, bagi Marsha, dunia seni peran adalah sesuatu yang sulit ia lepaskan.
"Kalau tidak berkerja, mungkin gue tak bahagia. Dan kalau kita tidak bahagia, sekeliling kita juga tidak akan bahagia," kata dia.
Beruntung, kata Marsha, Vino mau berperan sebagai suami yang selalu siap membantu merawat anak. Bahkan, menurut dia, satu-satunya yang tidak bisa dilakukan oleh Vino dalam merawat anak adalah menyusui.
Sebenarnya, Marsha bukan tipikal orang yang memiliki rencana karier. Setelah ia lulus kuliah dan mulai menjadi model iklan pun tidak ada angan-angan dalam dirinya untuk terjun ke dunia akting.
Lantas, setelah menerima tawaran akting, ia nyaman dengan cara kerja tim dalam pekerjaannya. "Pertama akting, belum yakin banget. Tapi, gue suka situasinya," ujar Marsha ketika menceritakan awal mula terjun ke dunia film.
Adalah FTV yang membuat Marsha jatuh cinta dengan akting. Dari sana, dia mengaku menyadari bahwa untuk dapat berakting dengan baik, butuh energi sekaligus empati besar terhadap karakter tokoh yang dimainkannya.
Dia menilai tugas memerankan karakter suatu tokoh merupakan sebuah privilege. "Dengan akting, bisa menjadi proses bagi gue, mudah-mudahan, menjadi orang yang lebih baik," terang Marsha.
Marsha Timothy dan Karakter Perempuan dalam Filmnya
Tidak lama setelah menikah dengan Vino Bastian pada 2012, Marsha hamil. Tahun berikutnya, ia melahirkan putri semata wayangnya. Marsha mengatakan, selama 3 tahun ia berusaha menyusui anak, bahkan di tengah syuting.
"Jadi sampai dia umur tiga, ke mana pun gue pergi dia ikut. Sampai syuting Marlina [film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak] ke Sumba pun, dia ikut," ujar Marsha.
"Itu kamu masih menyusui [di tengah syuting]?" Timpal Dian Sastro.
"Masih."
Masa setelah melahirkan memang tidak menyurutkan karier perempuan kelahiran 8 Januari 1979 tersebut di dunia akting. Dari setidaknya 23 film yang pernah dibintangi Marsha, 10 di antaranya rilis pada 2013-2020. Ia pun meraup banyak penghargaan bergengsi pada kurun tersebut.
Marsha tercatat meraih penghargaan Indonesian Movie Awards (IMA) untuk kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik dan Pemeran Utama Wanita Terfavorit, berkat perannya dalam film Nada Untuk Asa (2015). Deretan piala miliknya semakin banyak ketika ia berhasil memainkan karakter utama di film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak.
Marlina sukses mendominasi Festival Film Indonesia (FFI) 2018, dengan menyabet penghargaan dari 10 kategori. Khusus bagi Marsha, ia mendapatkan penghargaan Pemeran Utama Wanita Terbaik berkat film ini. Sejumlah piala lain pun diperoleh Marsha karena perannya dalam film yang mewakili Indonesia di kompetisi Academy Awards ke-91 (Oscar 2019) tersebut.
Memiliki anak perempuan mendorong Marsha bertekad menanamkan hal-hal baik pada putrinya, seperti rasa percaya diri dan kemauan kuat. Dan, entah bagaimana, sejalan dengan kehidupan pribadinya itu, karakter-karakter tokoh perempuan tangguh menghampirinya.
"I dont know why, setelah gue punya anak, karakter-karakter perempuan kuat itu selalu datang," kata Marsha.
Karakter-karakter perempuan tangguh yang dimainkan oleh Marsha itu termasuk Nyai Ontosoroh, tokoh penting dalam Novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer.
Marsha memainkan karakter ini dalam pementasan teater "Bunga Penutup Abad" pada 2018 lalu. Namun, ia mengakui tidak mudah menjalani debut di pentas teater. Apalagi, ia harus memerankan karakter Nyai Ontosoroh.
"Serem banget persiapannya. [....] Latihannya gila banget," begitu cerita Marsha kepada Dian.
Masih banyak lagi cerita Marsha kepada Dian Sastro mengenai perjalanan kariernya, pengalaman ia menjadi anak bungsu dari enam bersaudara, kisah cintanya dengan Vino, hingga ambisinya di dunia film. Pemirsa bisa menyimak obrolan keduanya di Mola TV.
Editor: Agung DH