tirto.id - Indonesia yang terletak di daerah tropis sangat kondusif untuk budidaya tanaman sayuran. Sejumlah jenis sayuran dapat tumbuh subur di berbagai wilayah di Indonesia. Budidaya tanaman sayuran ini membutuhkan sarana bahan dan alat produksi tepat agar sayuran dapat tumbuh baik dan optimal.
Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap diet dan pola makan sehat, permintaan pasar terhadap komoditas sayuran juga kian tinggi. Saat ini, budidaya tanaman sayuran dilakukan secara intensif dan terbilang usaha menguntungkan.
Sayuran sendiri merupakan bahan pangan yang berasal dari tumbuhan. Kadar air dan serat dalam sayuran tergolong tinggi. Ia mengandung banyak vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh agar tetap terjaga kesehatannya.
Untuk melakukan budidaya sayuran, seorang petani atau orang yang berkecimpung dalam usaha sayuran harus mengerti jenis-jenis tanaman sayuran dan sarana produksinya. Penjelasan mengenai dua hal tersebut adalah sebagai berikut.
Jenis-Jenis Tanaman Sayuran
Jenis-jenis tanaman sayuran dibudidayakan di Indonesia dapat dilihat dari ragam pengelompokannya. Dikutip dari Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (2013), jenis tanaman sayuran berdasarkan pengelompokannya adalah sebagai berikut:
- Tanaman sayuran buah, seperti cabe, tomat, terong, timun, dan sebagainya.
- Tanaman sayuran daun, seperti sawi, bayam, kangkung, dan lain-lain.
- Tanaman sayuran batang atau tunas, seperti rebung bambu, asparagus, dan sebagainya.
- Tanaman sayuran umbi, seperti wortel, kentang, bit, lobak, dan lain-lain.
- Tanaman sayuran bunga, seperti brokoli, kol bunga, dan sebagainya.
- Tanaman sayuran biji atau polong, seperti kacang buncis, kacang panjang, kapri, dan lain-lain.
Selanjutnya, berdasarkan ketinggian tempat tumbuhnya, tanaman sayuran juga terbagi menjadi tiga jenis sebagai berikut.
- Sayuran dataran tinggi, seperti wortel, lobak, kubis atau kol, brokoli, kentang, dan lain-lain.
- Sayuran dataran rendah, misalnya bawang merah, oyong, dan lain-lain.
- Sayuran dataran tinggi dan dataran rendah, seperti cabe, terong, kangkung, bayam, dan sebagainya.
Sarana Produksi Tanaman Sayuran
Untuk memperoleh panen sayuran yang optimal, perlu diketahui sarana produksi budidaya tanaman sayuran. Sarana produksinya ini terdiri dari bahan dan alat produksi.
Berikut ini penjelasan mengenai dua sarana produksi budidaya sayuran tersebut, sebagaimana dikutip dari Prakarya (2017) yang ditulis Suci Paresti, dkk.
1. Bahan Produksi Tanaman Sayuran
Bahan produksi tanaman sayuran ini terdiri dari benih atau bibit sayuran, pupuk, pestisida untuk mengusir hama, dan media tanamnya.
- Benih atau bibit
Benih dan bibit yang baik berasal dari varietas unggul. Ia memiliki daya tumbuh tinggi, murni, bebas dari kotoran, serta tidak tercemar hama dan penyakit tumbuhan.
- Pupuk
Pupuk yang diberikan ke tanaman sayuran dapat berupa pupuk organik atau pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan, misalnya pupuk kandang sapi, ayam, atau kambing. Sementara itu, pupuk anorganik adalah pupuk yang mengandung zat kimia, serta dilengkapi dengan unsur hara nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K).
- Pestisida
- Media Tanam
Jenis media tanam sendiri ada dua, yaitu media tanam organik dan media tanam anorganik. Media tanam organik adalah media tanam yang berasal dari alam, misalnya arang sekam, kompos, dan sabut kelapa. Sementara itu, media tanam anorganik adalah media tanam buatan, misalnya media tanam menggunakan gel, spons, pecahan batu-bata, hingga vermikulit dan perlit.
2. Alat Tanam Sayuran
Setelan bahan tanaman tersedia, sarana produksi berikutnya adalah alat tanam untuk mempermudah budidaya sayuran.
Alat tanam ini dapat berupa pengolah tanah yang mencakup garpu, sekop, dan cangkul. Alat tanam lainnya adalah alat pemeliharaan tanaman yang berupa gembor, kored, dan sprayer.
Editor: Addi M Idhom