tirto.id - Pada Rabu (7/5/2025) lalu, pendiri Microsoft sekaligus filantropis dunia, Bill Gates, bertandang ke Indonesia. Selama kunjungannya di Tanah Air, ia mengikuti sejumlah agenda, termasuk bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto dan meninjau pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Tak cuman itu, Gates juga diketahui tertarik untuk melakukan uji coba pengembangan vaksin Tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana mengawali (kick off) vaksinasi TBC dari yayasan milik Gates ini pada 2026 mendatang.
Rencana tersebut kemudian memunculkan narasi-narasi miring di media sosial. Salah satu akun Facebook bernama “Bubuk Rengginang” (arsip), misalnya, menyebarkan klaim bahwa Amerika Serikat (AS) melarang warganya datang ke indonesia lantaran Gates akan uji coba vaksin TBC.
Disertai dengan tangkapan layar thumbnail foto bendera AS dengan logo media Tribun Network, akun pengunggah membubuhkan keterangan berbunyi “BERSAMAAN UJI VAKSIN PASTI ADA PELEPASAN VIRUS TBC SEPERTI COVID 19”.
Akan tetapi, gambar yang disertakan hanya memuat narasi kalau AS melarang warganya kunjungi Indonesia dan tak ada alasan seperti dalam takarir akun pengunggah.

Sejak disebarkan pada Selasa (13/5/2025) sampai Jumat (16/5/2025), unggahan ini sudah menuai puluhan impresi, di antaranya 69 reaksi emoji dan 30 komentar. Unggahan tersebut juga sudah dibagikan ke 24 orang.
Sebagian warganet yang melontarkan komentar ramai-ramai mengirimkan stiker marah. Tirto menjumpai narasi senada juga dibagikan oleh akun Facebook ini dan ini.
Namun, benarkah narasi yang beredar?
Penelusuran Fakta
Tim Riset Tirto memulai penelusuran dengan mengambil tangkapan layar thumbnail dengan logo Tribun yang disertakan dalam unggahan. Setelah memasukkan gambar itu ke mesin pencarian Google Image, kami menemukan video asli yang diunggah kanal YouTube "Tribunnews".
Thumbnail itu rupanya berasal dari siaran Tribun pada Kamis (8/5/2025). Judulnya yakni “Bill Gates Kunjungi Indonesia, AS Langsung Keluarkan Peringatan agar Warganya Tidak Datangi RI”. Dalam klip asli tersebut tidak disebutkan soal alasan AS berkaitan dengan uji klinis vaksin TBC dari Bill Gates.
Tribun News hanya melaporkan bahwa AS mengeluarkan peringatan perjalanan yang meminta warganya untuk tidak pergi ke Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya eskalasi di Papua Pegunungan dan Papua Tengah.
“Amerika Serikat juga memberi lampu kuning untuk seluruh wilayah Indonesia secara umum, di mana saat ini Indonesia masuk dalam kategori peringatan perjalanan level 2, yang artinya wisatawan diminta untuk lebih berhati-hati,” kata host dalam video.
Menukil peringatan resmi dari situs pemerintah AS bertanggal 30 April 2025, negara itu memberi peringatan bagi bagi warganya jika bepergian ke Indonesia. Tapi, terkhusus wilayah Papua Pegunungan dan Papua Tengah, AS menyematkan label merah level 4, yang artinya melarang untuk bepergian ke kedua daerah tersebut.
Alasannya yakni demonstrasi dan konflik yang disertai kekerasan dapat mengakibatkan cedera atau kematian bagi warga negara AS.
Pemerintah AS juga menyebutkan tentang risiko terorisme dan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, atau letusan gunung berapi, yang dapat mengakibatkan gangguan pada transportasi, infrastruktur, sanitasi, dan ketersediaan layanan kesehatan.
Meski demikian, tak seperti narasi yang berlalu-lalang, pemerintah AS tidak menyebutkan rencana uji coba vaksin TBC yang didanai oleh Gates Foundation sebagai alasan travel warning dikeluarkan. Jadi, bisa dikatakan kalau keterangan yang dibubuhkan dalam unggahan tidak sesuai.
Kesimpulan
Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa narasi AS mengeluarkan travel warning lantaran Indonesia akan uji coba klinis vaksin TBC dari yayasan Bill Gates, bersifat missing context (menyesatkan tanpa tambahan keterangan).
Meski benar adanya peringatan perjalanan dari pemerintah AS, pihaknya tidak menyebutkan rencana uji coba vaksin TBC yang didanai oleh Gates Foundation sebagai alasan peringatan itu dikeluarkan. ==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty
Masuk tirto.id


































