tirto.id - Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial. Maka itu, interaksi sosial adalah syarat utama terjadinya aktivitas sosial.
Menurut jurnal online Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), interaksi sosial bisa dimaknai sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis.
Hubungan sosial yang dimaksud bisa berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu.
Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.
Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia.
Tentu, dalam aktivitas sosial manusia membutuhkan orang lain baik dengan kelompok ataupun hubungan antara kelompok dan kelompok. Munculnya sosialisasi dalam aktivitas sosial dipicu oleh adanya interaksi sosial.
Selain itu, dengan adanya interaksi sosial, maka suatu tatanan masyarakat dapat membentuk kepribadian setiap individu di dalamnya.
Dalam ilmu sosiologi, interaksi sosial dipahami sebagai suatu aktivitas pertukaran sosial antara dua atau lebih individu.
Sebagaimana yang dikutip dari LibreTexts, interaksi sosial dapat dilihat dari berbagai jenis ukuran kelompok seperti, dua, tiga individu, atau kumpulan yang lebih besar lagi. Lantas, apa saja faktor interaksi sosial dalam sosiologi?
Faktor interaksi sosial dalam sosiologi
1. Faktor imitasi
Menurut Sosiolog Prancis Gabriel Tarde, faktor imitasi dipahami sebagai kehidupan sosial yang sebenarnya berdasar pada faktor imitasi saja. Kendati demikian, faktor ini tidak seimbang dengan realitanya.
Contoh dari faktor imitasi pada interaksi sosial adalah ketika sekumpulan anak sedang belajar bahasa, kemudian seakan-akan mereka mengimitasi dirinya sendiri dengan mengulangi bunyi kata-kata, melatih fungsi lidah dan mulut untuk bicara, lalu mengimitasi orang lain.
Dalam hal ini, dapat terbukti bahwa faktor imitasi memiliki pengaruh yang besar pada proses interaksi.
2. Faktor sugesti
Sugesti dalam hal ini berhubungan dengan pengaruh psikis. Pengaruh psikis dapat datang dari diri sendiri maupun orang lain tanpa ada daya kritik.
Sugesti dapat dibedakan menjadi dua, yaitu auto-sugesti dan hetereo-sugesti. Auto-sugesti adalah sugesti terhadap diri sendiri yang datang dari individu bersangkutan.
Sementara hetero-sugesti adalah sugesti yang datang dari orang lain. Dalam kehidupan sosial, peranan hetereo-sugesti lebih dominan daripada auto-sugesti.
3. Faktor identifikasi
Dalam ilmu psikologi, identifikasi adalah dorongan untuk menjadi identik atau sama dengan orang lain, baik secara fisik maupun nonfisik. Proses identifikasi seringkali terjadi tanpa disadari atau dengan sendirinya.
Selain itu, proses identifikasi juga bersifat irasional. Irasional berarti, berdasarkan perasaan atau kecenderungan dari orang lain dan tidak diperhitungkan.
Kendati demikian, identifikasi berguna untuk sistem norma, cita-cita, dan pedoman tingkah laku orang lain.
4. Simpati
Simpati dipengaruhi dengan ketertarikan perasaan orang yang satu dengan yang lainnya. Tapi, simpati muncul dalam diri seseorang bukan dari alasan rasional.
Simpati seringkali muncul atas alasan irasional. Tiba-tiba seorang individu merasa tertarik dengan orang lain dan tidak disebabkan karena adanya ciri tertentu.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Yandri Daniel Damaledo