Menuju konten utama
IPS Geografi-Kurikulum Merdeka

Apa Itu Dinamika Kependudukan di Indonesia & Contoh Dinamikanya

Pengertian dinamika Kependudukan di Indonesia dan contoh dinamika penduduknya

Apa Itu Dinamika Kependudukan di Indonesia & Contoh Dinamikanya
Ilustrasi dinamika kependudukan di Indonesia. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi /16

tirto.id - Dinamika kependudukan dapat digambarkan sebagai bentuk perubahan atau perkembangan jumlah penduduk.

Jika dikaitkan dengan wilayah Indonesia, berarti perkembangan jumlah penduduk di negaranya.

Menurut catatan di situs Dukcapil Kabupaten Gunung Kidul, dinamika kependudukan adalah pertumbuhan jumlah penduduk dari satu waktu ke waktu lain.

Beberapa penyebab pertumbuhan ini terjadi meliputi tiga unsur, mulai dari kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk.

Berdasarkan ungkapan Nazly Hidayati dalam Dampak Dinamika Kependudukan Terhadap Lingkungan (Vol. 1, No. 2, 2020, abstrak), ada beberapa akibat dari dinamika kependudukan.

Beberapa di antaranya meliputi ledakan penduduk sehingga mengakibatkan rusaknya kelestarian daerah-daerah tertentu.

Kemudian, pemukiman semakin padat, pencemaran lingkungan lebih berpotensi terjadi, dan alih fungsi lahan semakin marak.

Dinamika Kependudukan di Indonesia dan Contohnya

Dinamika kependudukan berfokus pada pertumbuhan penduduk di suatu lingkup tertentu.

Jika berbicara tentang negara Indonesia yang merupakan kepulauan, berarti mengacu ke semua penduduk dari Sabang sampai Merauke.

Dinamika kependudukan di Indonesia berarti menghitung perkembangan jumlah masyarakat yang tinggal di negaranya.

Pada dasarnya, dinamika kependudukan ini dibagi atas tiga jenis. Berikut ini daftar jenis dinamika kependudukan.

1. Dinamika Kependudukan Alami

Pertama, perkembangan penduduk yang terjadi secara alami. Pertumbuhannya bisa dihitung dengan mengurangi jumlah kelahiran dengan jumlah kematian.

Sebut contohnya ketika pandemi COVID-19 terjadi, terhitung ada beberapa orang yang meninggal dunia akibat penyakit tersebut. Di samping itu, terdapat juga bayi-bayi yang baru dilahirkan ke dunia.

Untuk memperoleh nilai pertumbuhan penduduk alaminya, hal yang perlu dilakukan adalah mengurangi angka kelahiran tersebut dengan jumlah kematian yang terjadi.

Namun, kematian tersebut mencakup semua aspek (baik yang karena umur atau karena terkena penyakit COVID-19).

2. Dinamika Kependudukan Migrasi

Kedua, ada jenis dinamika penduduk berdasarkan migrasi. Perhitungan pertumbuhan dalam konteks ini mengacu pada orang-orang yang masuk migrasi (imigrasi).

Kemudian, angka tersebut dikurangi dengan masyarakat yang pindah ke luar wilayah negara (emigrasi).

Contohnya bisa dipantau lewat warga yang memutuskan untuk tinggal di negara lain. Dia akan mengurus persuratan untuk pindah.

Data tersebut digunakan untuk mengurangi jumlah migrasi masuk. Dengan begitu, muncul angka pertumbuhan penduduknya apakah menurun atau naik.

3. Dinamika Kependudukan Total

Ketiga, ada juga jenis dinamika penduduk yang dihitung dengan menggunakan aspek kelahiran, kematian, dan migrasi. Istilah ini dikenal juga sebagai “pertumbuhan penduduk total”.

Pada eksekusi penghitungannya, ada rumus berupa kelahiran yang dikurangi jumlah kematian. Kemudian, imigrasi ke dalam wilayah akan dikurangi oleh imigrasi keluar.

Jika keduanya sudah menemukan angka tertentu, jumlah tersebut bisa langsung ditambahkan dan menunjukkan hasil pertumbuhan penduduk.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno