Menuju konten utama

Anies Baswedan Kecam Aung San Suu Kyi

Anies Baswedan menyebut Aung San Suu Kyi sangat bersalah dengan membiarkan terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia terhadap kaum Rohingya di Myanmar.

Anies Baswedan Kecam Aung San Suu Kyi
Menteri Luar Negeri Myanmar, Aung San Suu Kyi. ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/djo/16

tirto.id - Anies Baswedan menyebut hadiah Nobel Perdamaian tidak pantas diberikan kepada Menteri Luar Negeri Myanmar, Aung San Suu Kyi. Salah satu calon Gubernur DKI Jakarta ini mengecam sikap Aung San Suu Kyi yang hanya diam terkait insiden kemanusiaan terhadap warga Rohingya yang terjadi di negaranya.

"Saya menyerukan kepada Komite Nobel Norwegia untuk mencabut hadiah Nobel Perdamaian yang diberikan kepada dia (Aung San Suu Kyi),” tukas Anies Baswedan melalui unggahan video di Instagram, Minggu (27/11/2016).

“Sungguh disayangkan, tidak dapat diterima dan tidak dapat dipahami ketika seorang peraih Nobel Perdamaian hanya berdiri diam, tidak bertindak, dan mengabaikan kekejaman ini," lanjutnya.

Dalam bahasa Inggris, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menilai bahwa Aung San Suu Kyi sangat bersalah dengan membiarkan pelanggaran Hak Asasi Manusia terhadap kaum Rohingya di Myanmar.

"Kami ingin Komite Nobel Norwegia memperhatikan hal ini secara serius dan mengambil tindakan. Dunia mengamati Anda, di mana posisi Anda pada masalah kekejaman pembersihan etnis ini," kata Anies Baswedan.

Anies Baswedan melanjutkan, sebagai negara dengan masyarakat mayoritas Muslim, Indonesia terbuka menerima kaum Rohingnya untuk berlindung dari kekejaman itu. "Sebagai umat muslim Indonesia, kami membuka tangan kepada para saudara kami dari Myanmar untuk berlindung di tanah kami.”

“Anda adalah saudara-saudara kami. Kami menyambut Anda. Kami akan menjaga Anda. Namun ini hanya solusi sementara. Akar masalah harus diselesaikan," imbuh pria yang berpasangan dengan Sandiaga Uno di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 ini.

Anies Baswedan juga meminta kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mendoakan kaum Rohingya agar diberikan kekuatan dan melawan diskriminasi, penyiksaan, dan penindasan. "Mari bangkit, kirimkan doa kepada kaum Rohingya,” ajaknya.

"Mohonkan bantuan kepada Allah untuk menguatkan iman mereka, menguatkan moral mereka, menguatkan semangat mereka dalam melawan kekejaman pembersihan etnis ini. Ingat, kita tidak akan melupakan hal ini!” pungkas Anies Baswedan.

Aung San Suu Kyi menerima Nobel Perdamaian pada 1991 atas perjuangannya dalam memajukan demokrasi di negaranya tanpa menggunakan kekerasan dalam menentang kekuasaan rezim militer saat itu.

Baca juga artikel terkait DISKRIMINASI MUSLIM ROHINGYA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Reporter: Iswara N Raditya
Penulis: Iswara N Raditya