tirto.id - Angkatan Laut Rusia dan Cina akan menggelar latihan bersama di Laut Cina Selatan, pada September nanti, yang diberi nama Joint Sea 2016.
Kebersamaan militer Rusia dan Cina pasca kisruh klaim sepihak Cina di perairan internasional seperti ini baru kali ini terjadi. Rusia, secara diplomatik, militer, ataupun ekonomi, selama ini tidak pernah muncul di tengah konflik bernuansa militer di Laut Cina Selatan.
Sumber di Kementerian Pertahanan Cina, seturut www.janes.com, Minggu (31/7/2016), menyatakan, Joint Sea sebagai forum latihan bersama Rusia dan Cina telah digelar pertama kali empat tahun lalu.
Menurut sumber itu, latihan bersama Joint Sea 2016 Angkatan Laut Rusia dan Angkatan Laut Cina ini bertujuan meningkatkan kemampuan kedua angkatan laut untuk bersama-sama menangani ancaman keamanan maritim di sana.
Angkatan Laut Rusia merupakan operator kapal selam dengan persenjataan lintas benua strategis paling intensif dan paling canggih hingga saat ini, walau embargo ekonomi kepada mereka masih berlaku pasca aneksasi semenanjung Krimea-Ukraina, di Laut Hitam.
Klaim sepihak Cina atas hampir seluruh perairan Laut Cina Selatan dimentahkan Mahkamah Permanen Arbitrase PBB, di Den Haag, Belanda, pada 12 Juli lalu.
Walaupun Cina adalah salah satu negara penandatangan UNCLOS 1982, namun dia menolak ketetapan Mahkamah Permanen Arbitrase PBB yang bersidang atas gugatan Filipina, sebagai salah satu negara ASEAN pengklaim kawasan perairan internasional itu.
Cina menolak internasionalisasi konflik klaim sepihak di Laut China Selatan itu sejak dasawarsa ’70-an akhir. Cina selalu mengondisikan agar keberatan-keberatan atas klaim mereka itu dibicarakan secara bilateral dengan negara yang keberatan.
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo