tirto.id - Hidup manusia pada abad ke-21 ini tak bisa dipisahkan dengan algoritma. Jika Anda sedang kehausan di halte Transjakarta dan kebetulan ada mesin minuman, Anda memasukkan koin ke dalam mesin itu. Dalam hitungan detik, keluarlah minuman yang Anda inginkan. Tentu saja bukan jin yang membuat minuman itu muncul.
Lalu apa? Uang? Betul, tanpa uang tak mungkin minuman bisa keluar. Tapi, mesin itu punya seperangkat aturan tak terlihat yang memungkinkan minuman bisa keluar saat orang memasukkan koin. Seperangkat aturan atau rumus itu adalah algoritma.
Pendeknya, algoritma adalah prosedur atau rumus untuk memecahkan suatu masalah. Kata ini berasal dari nama matematikawan Persia dari Baghdad, Mohammed ibn-Musa al-Khawarizmi, yang hidup pada tahun 780-850. Al-Khwarizmi adalah salah satu pemula ilmu aljabar yang juga menulis astronomi dan astrologi.
Sebuah program komputer dapat dilihat sebagai sebuah algoritma yang rumit. Karenanya, algoritma harus dibangun dengan rinci, dengan langkah-langkah dengan urutan yang benar. BBC mengumpamakannya dengan prosedur memakai baju setelah mandi. Bukankah tak mungkin kita mengenakan kemeja dahulu, sebelum memakai pakaian dalam?
Penulis: Maulida Sri Handayani
Editor: Maulida Sri Handayani