Menuju konten utama

Akad Wakalah: Tujuan, Manfaat, dan Syaratnya

Berikut pembahasan tentang akad wakalah, mulai dari pengertian, contoh, manfaat, hingga syarat akad wakalah. Baca terus artikel ini untuk memahaminya.

Akad Wakalah: Tujuan, Manfaat, dan Syaratnya
Akad Wakalah: Tujuan, Manfaat, dan Syaratnya. foto/istockphoto

tirto.id - Melimpahkan kuasa kepada orang lain dalam Islam, memerlukan akad wakalah. Beberapa objek yang dapat dilimpahkan melalui akad wakalah seperti yang berkaitan dengan harta benda hingga masalah pribadi, misalnya pernikahan.

Lantas, apa pengertian akad wakalah? Seperti apa contoh akad wakalah yang dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, dan apa saja jenis-jenis akad wakalah? Berikut ini akan dibahas mengenai akad wakalah.

Fikih muamalah merupakan hukum Islam yang mengatur hubungan antara sesama manusia, berkaitan urusan duniawi seperti jual beli, utang piutang, hingga sewa menyewa. Dalam praktik fikih muamalah, terhadap akad-akad yang diperbolehkan dalam Islam, salah satunya akad wakalah.

Apa itu Akad Wakalah?

Lafal wakalah berasal dari wazan, wakala-yakilu-waklan yang berarti menyerah atau mewakilkan urusan. Wakalah merupakan sebutan untuk pekerjaan wakil. Wakalah juga memiliki beberapa arti lain seperti perlindungan, pencukupan, tanggungan, pendelegasian, hingga memberikan urusan.

Banyak ulama yang memberikan pengertian akad wakalah. Dari berbagai pemaparan para ulama, dapat diambil kesimpulan, wakalah adalah akad pelimpahan kuasa dari seseorang kepada pihak lain untuk mewakili permasalahan berkaitan harta benda atau masalah pribadi karena tidak mampu secara hukum atau mempunyai halangan untuk melakukannya. Berikut ini beberapa landasan hukum wakalah:

1. Surah Al-Kahfi Ayat 19

"Demikianlah, Kami membangunkan mereka agar saling bertanya di antara mereka [sendiri]. Salah seorang di antara mereka berkata, “Sudah berapa lama kamu berada [di sini]?” Mereka menjawab, “Kita berada [di sini] sehari atau setengah hari.” Mereka [yang lain lagi] berkata, “Tuhanmu lebih mengetahui berapa lama kamu berada [di sini]. Maka, utuslah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini. Hendaklah dia melihat manakah makanan yang lebih baik, lalu membawa sebagian makanan itu untukmu. Hendaklah pula dia berlaku lemah lembut dan jangan sekali-kali memberitahukan keadaanmu kepada siapa pun," (QS. Al-Kahf [18]: 19).

2. Surah Yusuf Ayat 55

"Dia [Yusuf] berkata, 'Jadikanlah aku pengelola perbendaharaan negeri [Mesir]. Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga [amanah] lagi sangat berpengetahuan,'" (QS. Yusuf [12]: 55).

3. Hadis Riwayat Imam Malik

"Bahwasannya Rasulullah Saw. mewakilkan kepada Abu Rafi' dan seorang Anshar untuk mewakilinya mengawini Maimunah binti Harits," (HR. Malik).

Tujuan dan Manfaat Akad Wakalah dalam Jual Beli

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, tujuan akad wakalah adalah menggantikan, menyelesaikan, dan melindungi pekerjaan atau kepentingan muwakil, orang yang memberikan kuasa atas suatu perkara.

Di sisi lain, manfaat akad wakalah dalam jual beli dapat dilihat melalui dua pihak. Pertama, akad wakalah bagi wakil seperti memperoleh imbalan, pengalaman, dan kepercayaan. Kedua, akad wakalah untuk pemberi kuasa atau muwakkil di antaranya mendapatkan bantuan, menghemat waktu, dan meminimalisir risiko.

Syarat-Syarat Akad Wakalah

Terdapat beberapa rukun akad wakalah yang membuatnya sah dalam pelaksanaannya. Rukun wakalah meliputi muwakil, wakil, muwakil fiih, dan sighat (ijab qobul). Berikut ini beberapa syarat sahnya masing-masing rukun akad wakalah:

1. Muwakil atau orang yang memberi kuasa

  • Pemilik sah sesuatu yang akan diwakilkan
  • Mukalaf atau anak mumayyiz yang memenuhi batas-batas tertentu seperti bermanfaat baginya mewakilkan guna menerima hibah, sedekah, dan sebagainya.

2. Wakil atau orang yang diberi kuasa

  • Cakap tentang suatu hukum yang mengatur proses akad wakalah.
  • Dapat mengerjakan tugas yang diberikan muwakil kepadanya.
  • Seseorang yang diberi amanat.

3. Muwakil fiih atau sesuatu yang diwakilkan

  • Sesuatu yang diketahui jelas oleh orang yang mewakili.
  • Tidak bertentangan dengan syariah Islam.
  • Sesuatu yang dapat diwakilkan menurut syariah Islam.

4. Sighat atau lafal mewakilkan dari muwakil ke wakil dalam bentuk lisan maupun tulisan

  • Muwakil menyampaikan kerelaan dalam menyerahkan kuasa kepada wakil.
  • Wakil menerima sighat muwakil, meskipun tanpa ucapan.

Macam-Macam Akad Wakalah

Akad wakalah terbagi menjadi beberapa macam berdasarkan prinsip syariah. Berikut ini macam-macam akad wakalah beserta pengertiannya:

1. Al-wakalah al-muthalaq

Akad wakalah yang mewakilkan sesuatu perkara tanpa batas waktu untuk segala hal. Contoh, pembuatan pengurusan (beheren).

2. Al-wakalah al-muqayyadah

Akad wakalah yang menunjuk wakil untuk bertindak atas nama muwakil dalam urusan-urusan tertentu. Contoh, kuasa menandatangani suatu perbuatan hukum tertentu berkaitan dengan kepemilikan suatu barang hingga membuat perdamaian.

3. Al-wakalah al-ammamah

Akad wakalah yang lebih luas dari al-muqayyadah dan sederhana dari al-muthalaq. Contoh, untuk pelaksanaan murabahah.

Baca juga artikel terkait HUKUM ISLAM atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Edusains
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno