Menuju konten utama

Airlangga Yakin Kaos Partai Picu Pertumbuhan Industri Manufaktur

Menurut Airlangga, pemicu tumbuhnya industri manufaktur adalah melonjaknya produksi tekstil dan produk tekstil untuk kaos partai serta konsumsi makanan dan minuman untuk kampanye.

Airlangga Yakin Kaos Partai Picu Pertumbuhan Industri Manufaktur
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto melambaikan tangan seusai menghadiri pembekalan caleg DPR Partai Golkar di DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (19/12/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto, optimistis sejumlah sejumlah sektor industri manufaktur akan tumbuh jelang Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2019. Salah satu pemicunya, menurut Airlangga, adalah melonjaknya produksi tekstil dan produk tekstil (TPT) untuk kaos partai serta konsumsi makanan dan minuman (mamin) untuk kampanye.

"Komoditas itu yang umumnya banyak dibutuhkan saat musim kampanye," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/12/2018).

Menurutnya, beberapa investor juga masih tetap yakin untuk menanamkan modalnya dengan melihat kondisi politik dan ekonomi di Indonesia yang dinilai tetap stabil menjelang tahun politik.

"Kita punya pengalaman sebelum dan pasca-reformasi. Khusus dalam 20 tahun ini, kita sudah empat kali Pemilu dan kita juga hampir setiap dua tahun ada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), yang seluruhnya berjalan lancar dan demokratis," ungkapnya.

Dalam catatan Kemenperin, industri pengolahan pada tahun Pemilu 2014 naik menjadi 5,61 persen dibanding capaian tahun sebelumnya sebesar 5,45 persen. Adapun sektor yang menopang lonjakan tersebut, antara lain industri makanan minuman, industri TPT, serta industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki.

"Kondisi perekonomian sekarang memang sudah jauh berbeda jika dibandingkan dengan tahun 2000-an. Artinya, ada realita norma baru. Pertumbuhan ekonomi dunia saat ini tidak lagi double digit. Rata-rata kontribusi industri manufaktur terhadap perekonomian di seluruh negara berkisar 17 persen," imbuhnya.

Airlangga juga memprediksi bahwa industri pengolahan non-migas akan tumbuh dan tahun 2019 hingga 5,4 persen atau di atas pertumbuhan ekonomi yang dipatok pada angka 5,3 persen.

Sektor Industri yang Paling Berkontribusi

Sektor industri yang memberi kontribusi tinggi, kata dia, adalah industri makanan minuman yang bakal tumbuh sebesar 9,86 persen.

Selanjutnya, pertumbuhan industri mesin diharapkan akan menembus 7 persen, industri TPT sebesar 5,61 persen, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki 5,40 persen, serta industri barang logam, komputer, dan barang elektronika 3,81 persen.

"Pada tahun depan, kami juga akan genjot sektor itu agar mampu meningkatkan nilai ekspor, terutama yang punya kapasitas lebih. Selain itu dapat mendorong pengoptimalan tingkat komponen dalam negeri (TKDN)," tuturnya.

Lebih lanjut, Airlangga menegaskan, Indonesia masih menjadi negara tujuan utama investasi khususnya di sektor industri manufaktur.

"Pada era pemerintahan Bapak Jokowi, di klaster Cilegon, sudah ada beberapa tambahan investasi. Misalnya, Posco dan Krakatau Steel sebesar 3 miliar dolar AS dan beberapa waktu lalu Lotte melakukan ground breaking senilai 3,5 miliar dolar AS. Jadi, dari segi mother of industry, kita semakin kuat," ungkapnya.

Menperin pun berharap, upaya itu dapat memberikan efek kepercayaan diri kepada investor lain karena dilakukan menjelang tahun politik. "Artinya, investor tidak perlu lagi menunggu, bahwa kondisi ekonomi dan politik Indonesia dinilai stabil. Nah, ini kesempatan Indonesia untuk terus memacu investasi," imbuhnya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto