tirto.id -
Karena itu, kata dia, pemerintah perlu mengantisipasi dampak wabah Virus Corona dengan mempersiapkan subtitusi impor.
“Jadi, komponen bahan baku untuk industri manufaktur yang ada di Indonesia masih harus diimpor dari Cina sebesar 30 persen. Ini masih kita siapkan untuk subtitusi impornya,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Rabu (5/2/2019) seperti dikutip Antara.
Agus mengatakan, Indonesia tak dapat berasumsi terkait keberlangsungan industri-industri di Cina, yang kemungkinan akan menurunkan kapasitas produksinya atau bahkan berhenti beroperasi karena wabah Virus Corona.
Untuk itu industri di Indonesia perlu mencari jalan keluar, salah satunya dengan mencari sumber bahan baku dari negara lain atau memproduksi bahan baku tersebut di dalam negeri.
“Tentu ini merupakan potensi bagi Indonesia, khususnya bagi industri untuk menciptakan atau membangun industri-industri yang akan mengisi impor bahan baku dari mana saja termasuk Cina, itu yang saat ini sedang kita dorong agar neraca perdagangan kita semakin sehat,” ujar Menperin.
Dalam hal ini, kata Agus, pihaknya juga tengah berbicara dengan beberapa asosiasi industri untuk mengajak mereka menanamkan modalnya agar dapat memproduksi bahan baku di dalam negeri.
“Tapi untuk jangka menengah dan panjang, merupakan sebuah opportunity untuk Indonesia, sebut saja new player bagi mereka-mereka yang ingin berinvestasi di Indonesia di dalam produk-produk yang akan menjadi substitusi impor, tapi itu long term,” ujar Menperin.
Selain mempengaruhi impor bahan baku, Menperin menyampaikan bahwa ekspor produk industri ke Cina juga akan terpengaruh, karena kemungkinan besar permintaan produk dari Cina akan menurun.
“Kami asumsikan bahwa permintaannya akan turun akibat Virus Corona, kemampuan daya beli Cina akan berkurang, nah itu kita harus secara agresif mencari pasar-pasar non-konvensional, misalnya di Afrika, Amerika Latin, yang sebetulnya masih terbuka,” ungkap Menperin.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Hendra Friana