Menuju konten utama

8 Penyebab Sering Mengantuk padahal Tidur Cukup, Apa Bahaya?

Ngantuk di siang hari bisa menjadi masalah jika kita sedang berada di situasi yang membutuhkan fokus dan konsentrasi. Lalu, apa penyebab sering mengantuk?

8 Penyebab Sering Mengantuk padahal Tidur Cukup, Apa Bahaya?
Ilustrasi Orang Ngantuk. [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Sering mengantuk meskipun sudah tidur cukup bisa menjadi kondisi yang membingungkan. Banyak orang beranggapan bahwa tidur yang cukup akan membuat tubuh terasa segar dan penuh energi. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian.

Ada berbagai faktor yang memengaruhi tingkat energi seseorang, kendati durasi tidur cukup. Beberapa penyebab ngantuk terus adalah kualitas tidur yang rendah dan kondisi medis seperti sleep apnea.

Memahami faktor-faktor penyebab sering mengantuk sangat penting bagi Anda yang mengalaminya. Dengan begitu, Anda bisa mengatasi masalah mengantuk yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Mengabaikan masalah kantuk yang berlebihan bisa berisiko bagi kesehatan dan memengaruhi produktivitas selama beraktivitas. Untuk mengatasi masalah ini, mari kita telusuri lebih dalam mengenai penyebab sering mengantuk dan cara mengatasinya.

Penyebab Sering Mengantuk

Sering mengantuk atau mengantuk berlebihan umumnya terjadi pada seseorang yang kekurangan tidur. Namun, ternyata seseorang yang telah tidur cukup juga bisa sering mengantuk.

Lantas, kenapa sering mengantuk? Selain kurang tidur, penyebab sering mengantuk bisa terkait dengan beberapa situasi. Dilansir dari Healthline dan Medical News Today, berikut beberapa penyebab sering mengantuk meski telah tidur cukup.

1. Sleep Apnea

Salah satu penyebab sering mengantuk adalah apnea tidur. Gangguan ini terjadi ketika seseorang berhenti bernapas sejenak saat tidur, sehingga dapat memicu rasa kantuk yang berlebihan di siang hari.

Gejala lain yang sering muncul akibat sleep apnea adalah mendengkur keras, terengah-engah saat tidur, serta sakit tenggorokan dan sakit kepala saat bangun. Selain itu, orang dengan apnea tidur sering menghadapi tantangan dalam menjaga perhatian dan konsentrasi, serta lebih mudah marah.

Ada dua jenis apnea tidur yang perlu diperhatikan. Pertama, apnea tidur obstruktif (OSA), terjadi ketika jaringan di belakang tenggorokan mengendur dan menghalangi sebagian saluran napas. Kedua, apnea tidur sentral (CSA), terjadi ketika otak tidak mengirim sinyal yang diperlukan kepada otot-otot pernapasan saat tidur.

2. Narkolepsi

Narkolepsi merupakan kondisi neurologis yang membuat seseorang tertidur secara tiba-tiba di waktu tidak tepat. Orang yang menderita narkolepsi sering merasakan rasa kantuk yang sangat parah dan berlangsung sepanjang hari.

Selain itu, banyak penderita narkolepsi mengalami gejala lain, seperti gangguan tidur, kelumpuhan saat tidur, dan halusinasi.

3. Gangguan ritme sirkadian

Manusia memiliki ritme sirkadian yang diperoleh berdasarkan siklus hidupnya, dari bangun hingga tidur. Jika ritme ini terganggu, seseorang biasanya lebih mudah mengantuk.

Masalah terkait ritme sirkadian biasanya dialami oleh pekerja dengan pola kerja shift atau seseorang yang mengalami jet lag.

4. Gula darah rendah

Gula darah rendah (hipoglikemia) bisa menjadi penyebab penyebab ngantuk terus meskipun seseorang sudah tidur cukup. Sebab, glukosa merupakan sumber energi utama bagi otak.

Jika glukosa kurang dari taraf normal, energi untuk otak akan berkurang, respons hormon stres juga menurun, serta sistem metabolisme menjadi berkurang.

5. Obat-obatan tertentu

Rasa kantuk yang berlebihan di siang hari bisa disebabkan oleh efek samping obat tertentu. Beberapa obat yang umum menyebabkan kantuk meliputi antihistamin, antipsikotik, antidepresan, obat kecemasan, dan obat tekanan darah tinggi.

Sangat penting untuk mendiskusikan efek samping obat dengan dokter. Jika kantuk yang dialami terlalu mengganggu, dokter dapat merekomendasikan perubahan jenis obat atau penyesuaian dosis.

6. Sindrom kaki gelisah

Sindrom kaki gelisah (Restless Leg Syndrome disingkat RLS) adalah kondisi yang menyebabkan keinginan tidak terkontrol untuk menggerakkan kaki saat beristirahat. Sering kali kondisi ini disertai dengan sensasi tidak nyaman pada kaki.

RLS dapat muncul baik ketika seseorang terjaga maupun saat tidur. Jika terjadi ketika terjaga, hal ini bisa menyulitkan untuk tidur.

Jika muncul saat tidur, RLS dapat menyebabkan kaki mengalami kejang atau tersentak secara berulang sepanjang malam. Meskipun mungkin tidak cukup untuk membangunkan seseorang dari tidurnya, ini dapat menghambat seseorang mencapai tidur nyenyak dan berkualitas.

Karena tidak nyenyak tidurnya, seseorang bisa merasa lesu dan lelah pada hari berikutnya. Beberapa peneliti meyakini, RLS disebabkan oleh kelainan pada neurotransmitter dopamin yang berperan penting dalam mengatur gerakan otot.

RLS juga kerap dikaitkan dengan defisiensi zat besi atau penyakit ginjal kronis. Dalam beberapa kasus, hal ini dapat dipicu oleh kehamilan atau penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antidepresan.

7. Depresi

Penyebab sering mengantuk juga bisa berkaitan dengan depresi. Dalam hal ini, seseorang dapat tidur lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya. Jika seseorang tidak mendapatkan tidur yang berkualitas di malam hari, kemungkinan besar akan merasakan kantuk berlebihan di siang hari.

Gejala lain yang menyertai depresi termasuk penurunan motivasi, mudah tersinggung, perubahan nafsu makan, perasaan putus asa, serta hilangnya minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai.

Adapun perubahan dalam kebiasaan tidur kadang kala menjadi tanda awal depresi. Akan tetapi, pada individu lain, perubahan ini muncul setelah gejala depresi lainnya. Penyebab depresi bervariasi dan dapat meliputi ketidakseimbangan zat kimia di otak, masalah di bagian otak yang mengatur suasana hati, serta pengalaman traumatis.

8. Hipersomnia idiopatik

Penyebab rasa kantuk yang berlebihan dapat terkait dengan hipersomnia idiopatik (IH). Istilah idiopatik menunjukkan bahwa tidak ada penyebab jelas untuk gejala tersebut. Hanya tenaga medis yang dapat mendiagnosis hipersomnia idiopatik.

IH adalah gangguan tidur kronis yang ditandai dengan rasa kantuk yang berlebihan secara terus-menerus, meskipun seseorang telah tidur cukup atau bahkan dalam waktu yang lama. Penderita hipersomnia idiopatik sering mengalami kesulitan untuk bangun dari tidur.

Cara Mengatasi Ngantuk Terus-menerus

Berikut beberapa opsi untuk mengatasi agar kita tidak sering mengantuk.

  • Periksa ke dokter jika mengalami gejala seperti mendengkur, insomnia parah, atau tidur tidak nyenyak.
  • Atur pola tidur dan hindari konsumsi kafein atau makanan berat menjelang tidur.
  • Berolahraga teratur untuk meningkatkan kualitas tidur dan energi.

Baca juga artikel terkait TIPS KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - GWS
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin