tirto.id - Urat kaki ketarik bisa menimbulkan rasa nyeri yang mengganggu. Kondisi demikian cukup sering dialami banyak orang, baik saat beraktivitas maupun saat beristirahat. Meski terkesan sepele, urat kaki ketarik bisa memengaruhi kenyamanan dan mobilitas sehari-hari.
Urat kaki ketarik dapat terjadi karena berbagai faktor, mulai dari aktivitas fisik yang berlebihan, kekurangan nutrisi, hingga posisi tubuh yang salah. Mengetahui penyebab kaki ketarik dapat membantu untuk mengatasinya dengan tepat serta mencegah kondisi serupa terjadi di masa mendatang.
Oleh karena itu, artikel ini akan mengulas penyebab urat kaki ketarik sekaligus cara mengatasinya, termasuk ketika urat kaki ketarik saat tidur. Dengan memahami kondis kenapa urat kaki sering ketarik secara lebih baik, dapat membantu Anda menjaga kesehatan kaki serta terhindar dari masalah urat kaki ketarik yang membuat tidak nyaman.
5 Penyebab Urat Kaki Ketarik
Urat kaki ketarik atau salah urat dikenal juga dengan istilah strain, biasanya terjadi ketika otot atau tendon di daerah kaki mengalami regangan berlebihan atau robek. Dilansir dari Mayo Clinic, masalah ini juga kadang-kadang disebut dengan otot tertarik.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa cedera ringan biasanya menyebabkan otot atau tendon meregang secara berlebihan, sedangkan cedera yang lebih parah dapat melibatkan robekan sebagian atau bahkan seluruh jaringan tersebut.
Gejala dari urat tertarik atau otot tertarik adalah rasa sakit atau nyeri, kemerahan atau memar, gerak menjadi terbatas, kejang otot atau kram, bengkak, dan otot lemah.
Penyebab urat kaki ketarik di antaranya adalah mengangkat benda berat dengan cara yang salah atau cedera berulang. Selaras dengan hal ini, berikut ini beberapa penyebab urat kaki ketarik, dilansir dari laman Better Health dan Physio Tattva.
1. Gerakan mendadak
Ketegangan otot sering kali disebabkan oleh gerakan tiba-tiba, seperti memutar, hentakan, atau gerakan tak biasa. Gerakan demikian dapat memberikan tekanan berlebihan pada otot atau tendon yang melebihi batas kemampuannya untuk meregang.2. Kelelahan dan lemah
Otot yang kelelahan atau tidak cukup kuat untuk menjalani aktivitas tertentu menjadi lebih rentan terhadap ketegangan. Kekuatan yang kurang dapat menyebabkan dukungan yang tidak memadai pada sendi selama gerakan sehingga meningkatkan risiko cedera.3. Kurangnya fleksibilitas tubuh
Fleksibilitas tubuh yang kurang dapat meningkatkan risiko ketegangan otot. Otot yang kaku sulit mengakomodasi peregangan atau kontraksi mendadak sehingga lebih rentan mengalami otot tertarik.4. Tidak melakukan pemanasan sebelum melakukan aktivitas berat
Mengangkat beban yang terlalu berat atau melakukan aktivitas fisik yang intens tanpa persiapan yang cukup dapat menyebabkan ketegangan otot. Hal ini juga mencakup peningkatan durasi, intensitas, atau frekuensi aktivitas fisik secara tiba-tiba yang dapat membuat otot menjadi tertekan.5. Gerakan yang dilakukan berulang kali
Ketegangan otot kronis dapat muncul akibat gerakan yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu lama. Hal ini berpotensi menyebabkan keausan pada otot dan tendon. Contoh umum dari kondisi ini adalah atlet yang sering mengulang gerakan yang sama atau orang yang melakukan tugas repetitif di tempat kerja.Cara Mengatasi Urat Kaki Ketarik
Pada situs web Healthline dijelaskan bahwa sebagian besar masalah ketegangan otot, termasuk urat kaki ketarik, dapat diatasi di rumah. Ketegangan otot ringan dapat diobati dengan istirahat, es, kompresi, dan elevasi (RICE). Berikut ini beberapa cara mengatasi urat ketarik di kaki.
1. Istirahat
Hindari menggunakan otot yang terkena cedera selama beberapa hari, terutama jika gerakan meningkatkan rasa sakit. Namun, terlalu lama beristirahat dapat membuat otot menjadi lemah dan memperlambat proses penyembuhan.Oleh karena itu, setelah dua hari, mulai perlahan-lahan menggunakan kelompok otot yang tegang untuk beraktivitas. Ingat, jangan menggunakannya secara berlebihan.
2. Es
Segera setelah mengalami cedera atau saat urat kaki ketarik, gunakan es untuk mengurangi pembengkakan. Pastikan tidak menempatkan es langsung pada kulit; gunakan kantong es atau bungkus es dengan handuk.Tempelkan es pada otot yang cedera selama sekitar 20 menit dan ulangi setiap jam pada hari pertama. Selanjutnya, aplikasikan es setiap empat jam selama beberapa hari berikutnya.
3. Kompresi
Untuk mengurangi pembengkakan, balut area yang terkena dengan perban elastis sampai pembengkakan mereda. Namun, pastikan tidak membalut terlalu kencang karena bisa mengganggu sirkulasi darah.4. Elevasi
Usahakan untuk menjaga otot yang cedera tetap lebih tinggi dari jantung saat beristirahat. Posisi ini juga dapat meningkatkan aliran darah kembali ke jantung, yang mendukung pemulihan otot yang cedera.Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Dhita Koesno