Menuju konten utama

5 Contoh Khutbah Iduladha Singkat dan Menyentuh Hati

Khutbah Iduladha singkat dapat membahas tentang kisah keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail. Berikut beberapa contohnya.

5 Contoh Khutbah Iduladha Singkat dan Menyentuh Hati
Ilustrasi Khutbah Idul Adha. foto/istockphoto

tirto.id - Khutbah Iduladha singkat dapat membahas tentang berbagai hal, mulai dari kisah Nabi Ibrahim dan Ismail hingga makna kurban.

Banyak hal yang patut diteladani dari kisah Nabi Ibrahim dan Ismail. Kita bisa mencontoh keikhlasan dua utusan Allah Swt. tersebut berkaitan dengan perintah-Nya.

Cerita singkat Nabi Ibrahim dan Ismail tentang qurban bermula dari cobaan menghadapi Raja Namrud. Kemudian, Ibrahim alaihissalam mendapat perintah untuk menyembelih anaknya, Ismail.

Nabi Ibrahim ikhlas dan tulus melaksanakan perintah tersebut. Kemudian, Allah Swt. mengganti raga Ismail dengan hewan kurban. Makna kurban yang sangat mendalam bisa disampaikan oleh jemaah melalui khutbah Iduladha menyentuh hati.

Contoh Khutbah Iduladha Menyentuh Hati

Di bawah ini akan disajikan beberapa contoh teks khutbah Iduladha menyentuh hati dengan berbagai tema, dari makna kurban sampai kisah nabi Ibrahim dan Ismail.

1. Contoh khutbah Iduladha singkat

Berikut contoh teks khutbah Iduladha singkat dan menyentuh hati tentang makna kurban.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Hadirin yang dirahmati Allah,

Kita semua telah menyaksikan kembali datangnya Hari Raya Iduladha, momen suci ketika kita mengenang kisah Nabi Ibrahim dan Ismail, cerita pengorbanan beliau dalam menjalankan perintah Allah Swt., ketika beliau siap mengorbankan putranya, Ismail alaihissalam, dalam tanda kesetiaan sejati kepada Sang Pencipta.

Makna dari kurban dalam perayaan ini bukanlah sekedar menyembelih hewan dan berbagi daging kepada sesama. Lebih dari itu, kurban mengajarkan kita tentang pengorbanan diri, tentang keikhlasan dalam menempuh jalan yang mungkin amat berat demi Allah Swt.

Ingatlah bahwa Allah Swt. tidak akan memberikan cobaan kepada hambanya, kecuali sesuai dengan kemampuannya.

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ

Lā yukallifullāhu nafsan illā wus‘ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā tu'ākhiżnā in nasīnā au akhṭa'nā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣran kamā ḥamaltahū ‘alal-lażīna min qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih(ī), wa‘fu ‘annā, wagfir lanā, warḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ‘alal qaumil-kāfirīn(a).

“Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu [pahala] dari [kebajikan] yang diusahakannya dan terhadapnya ada [pula] sesuatu [siksa] atas [kejahatan] yang diperbuatnya. [Mereka berdoa,] “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir.”

Dalam kurban, terkandung makna bahwa kita bersedia melepaskan apa yang paling kita cintai, seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim alaihissalam. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa setiap pengorbanan yang kita lakukan, asalkan dilakukan dengan ikhlas, akan menghadirkan keberkahan dan kebahagiaan yang tak ternilai di sisi Allah Swt.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Mari kita manfaatkan momentum Idul Qurban ini untuk merenung, introspeksi diri, sejauh mana kita telah bersedia mengorbankan yang terbaik dari apa yang kita miliki demi rida-Nya.

Demikian teks khutbah Iduladha singkat kali ini, mari kita perbaiki diri kita agar setiap amalan yang kita lakukan menjadi lebih tulus dan ikhlas.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2. Contoh teks khutbah Iduladha singkat menyentuh hati

Berikut contoh teks khutbah Iduladha singkat yang menyentuh hati

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَاتَمِ النَّبِيِّينَ وَإِمَامِ الْمُرْسَلِينَ، نَبِيِّنَا وَحَبِيبِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

Hadirin yang dirahmati Allah,

Dalam perayaan Iduladha kali ini, kita disajikan kembali dengan kisah luar biasa tentang kesetiaan dan kepatuhan Nabi Ibrahim kepada Allah Swt. Kisah tentang kesediaan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya, Ismail, merupakan contoh keikhlasan dan wujud berserah diri seorang hamba kepada Allah Swt.

Ketika Nabi Ibrahim menerima perintah dari Allah untuk mengorbankan putranya yang sangat dicintai, beliau dengan tulus melaksanakan perintah tersebut. Kesediaan ini menjadi bukti nyata atas kepatuhan sejati kepada Sang Pencipta, bahkan meskipun itu berarti harus melepaskan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya.

Hadirin jemaah salat id yang dirahmati Allah,

Ketika kita merayakan Iduladha, kita tidak hanya mengingat kisah Nabi Ibrahim, tetapi juga membangkitkan jiwa pengorbanan dan keikhlasan dalam hati kita. Kita diajak untuk merenungkan: apa yang telah kita relakan demi Allah Swt., sejauh mana ketersediaan kita mengorbankan yang terbaik dari yang kita miliki demi rida-Nya?

Kurban bukanlah sekadar tindakan menyembelih hewan, tetapi sebuah simbol pengorbanan diri yang mengandung makna mendalam. Kurban mengajarkan kepada kita arti dari keikhlasan dan kesediaan untuk melepaskan apa yang kita cintai demi Allah Swt.

Sebelum kita mengakhiri khutbah ini, marilah kita bersama-sama memanjatkan doa kepada Allah Swt.

Ya Allah, terimalah amalan kami ini dan jadikanlah ia murni hanya untuk-Mu yang mulia. Terimalah segala amal kebaikan dari kami dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang diterima amalannya.

Semoga Allah Swt. memberkahi kita semua dan menerima segala amal ibadah kita. Amin ya rabbal alamin.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Wa'alaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh.

3. Contoh khutbah Iduladha tentang kisah Nabi Ibrahim

Berikut contoh khutbah Iduladha menyentuh hati tentang kisah Nabi Ibrahim dan Ismail

Khutbah pertama

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ،اَللهُ أَكْبَرُ،لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُوَلِلّهِ اْلحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرْكَبِيْرَوَالْحَمْدُللهِ كَثِيْرًاوَسُبْحَانَ الله بُكْرَةًوَأَصِيْلاًلاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُوَلِلّهِ اْلحَمْدُ.اَلَّذِجَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَالْفِطْرِبَعْدَصِ ياَمِ رَمَضَانَ وَعْيدَالاَضْحَ بَعْدَيَوْمِ عَرَفَةَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ،لَهُ الْمَلِكُ الْعَظِيْمُ اَلاَكْبَر وَاَشْهَدُاَنَّ سَيِّدَنَامُحَمَّدٍاعَبدُهُ وَرَسُولُهُ اللَهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَامُحَمَّدٍوَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَلَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمْ الرِّجْسَ وَطَهَرَاَمَّابَعْدُ فَيَاعِبَادَاللهِ اَتَّقُواللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْن

Hadirin kaum muslimin wa muslimat, jemaah salat Id rahimakumullah,

Khatib mengawali khutbah dengan berwasiat kepada diri sendiri dan jemaah untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah Swt. dengan menjalankan kewajiban dan menjauhi larangan-Nya. Pada kesempatan ini khatib akan menyampaikan ceramah tentang kisah Nabi Ismail dan Ibrahim yang patut kita renungkan untuk kemudian diteladani.

Hadirin kaum muslimin wal muslimat, jemaah salat id rahimakumullah,

Umat Islam pada hari ini merayakan Hari Idul Adha. Menyambut momen besar ini, marilah kita mengingat beberapa kisah keteladanan Nabi Ismail dan Ibrahim alaihissalam.

Nabi Ibrahim alaihissalam merupakan nabi yang termasuk ululazmi. Itu adalah gelar yang diberikan Allah Swt. kepada rasulnya yang punya ketabahan dan kesabaran luar biasa dalam menjalankan tugasnya. Kisah Nabi Ibrahim as. dalam dakwah dan kehidupannya diabadikan dalam Al-Qur’an dan hadis.

Pertama, Allah Swt. pernah memberikan perintah kepada Nabi Ibrahim as. supaya menempatkan istrinya, Siti Hajar, bersama putranya, Nabi Ismail As., di sebuah lembah yang sunyi dan sepi. Nabi Ibrahim tidak mengetahui alasan Allah memberikan perintah tersebut.

Kendati demikian, berkat kepatuhan dan ketakwaan kepada Allah Swt., Nabi Ibrahim tetap menjalankan perintah itu. Beliau rela berkorban meninggalkan anak dan istrinya di sebuah lembah gersang dan tandus.

Siti Hajar dengan ikhlas mendukung perintah Allah Swt. yang disampaikan kepada suaminya tersebut. Padahal, anaknya, Nabi Ismail as., waktu itu masih menyusu. Peristiwa itu termuat dalam firman Allah Swt. Surah Al-Ibrahim ayat 37 sebagai berikut:

رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ

Artinya:

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya [dan berada] di sisi rumah-Mu [Baitullah] yang dihormati. Ya Tuhan kami, [demikian itu kami lakukan] agar mereka melaksanakan salat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur,” (Al-Ibrahim [14]: 37).

Hadirin kaum muslimin wa muslimat, jemaah salat Id rahimakumullah,

Kedua, Allah Swt. pernah memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya, Ismail melalui mimpi. Awalnya, Nabi Ibrahim as. takut mimpi tersebut datang dari setan. Namun, setelah perintah tersebut datang beberapa kali dalam mimpinya, Nabi Ibrahim yakin bahwa itu adalah wahyu dari Allah Swt.

Nabi Ibrahim kemudian menyampaikan kepada Ismail perihal perintah itu. Tanpa membantah sedikitpun, dengan ketakwaan dan keimanannya, Nabi Ismail As. menyetujui perintah Allah Swt. agar Nabi Ibrahim menyembelih dirinya. Kemudian, tepat pada 10 Zulhijah sewaktu Nabi Ismail as. berusia 7 (ada yang berpendapat 13 tahun), Nabi Ibrahim menjalankan perintah untuk menyembelih Nabi Ismail.

Dengan hati yang sedih dan wajah berlinang air mata, keduanya saling mengikhlaskan, demi menjalankan perintah Allah Swt. Kejadian itu dapat menjadi contoh bagi kita semua bahwasannya tidak ada yang lebih mulia dibanding mengikuti perintah-Nya; tidak ada yang lebih nikmat dibanding menjalankan kewajiban, demi mendapat rida-Nya.

Nabi Ibrahim pun membawa Ismail ke Mina. Kemudian, beliau membaringkan putranya di atas pelipisnya. Pada saat-saat yang dipenuhi kesedihan itu, Ismail mengatakan kepada ayahnya:

“Wahai ayahku! Kencangkanlah ikatanku agar aku tidak lagi bergerak, singsingkanlah bajumu agar darahku tidak mengotori, dan (jika nanti) ibu melihat bercak darah itu niscaya ia akan bersedih, percepatlah gerakan pisau itu dari leherku, agar terasa lebih ringan bagiku karena sungguh kematian itu sangat dahsyat. Apabila engkau telah kembali maka sampaikanlah salam (kasih)ku kepadanya.” (Syekh Muhammad Sayyid Ath-Thanthawi, Tafsir Al-Wasith, [Beirut, Darul Fikr: 2005 M], halaman 3582).

Layaknya seorang ayah pada umumnya, Nabi Ibrahim sempat menjawab ucapan anaknya itu dengan keharuan. Dalam Tafsir Mafatihul Ghaib dituliskan bahwa Nabi Ibrahim saat itu menyampaikan demikian:

"Sungguh, sebaik-baiknya pertolongan adalah engkau wahai anakku dalam menjalankan perintah Allah,” (Imam Fakhruddin Ar-Razi, Tafsir Mafatihul Ghaib, [Beirut, Darul Kutub: 2000 M], juz XXVI, halaman 138).

Nabi Ibrahim tak kuasa menahan isak tangis. Air mukanya menandakan kesedihan, sekaligus tanda keikhlasan atas perintah Allah Swt. Air matanya pun mengalir.

Setelah sempat mencium putranya dengan penuh kasih sayang, diambilnya pisau dan hendak menyembelih anaknya dengan penuh keikhlasan. Ismail pun berkata lagi:

“Wahai ayahku! Palingkanlah wajahku hingga tak terlihat olehmu! Karena sungguh, jika melihat wajahku, engkau akan selalu merasa iba. Perasaan iba itu dapat menghalangi kita untuk melaksanakan perintah Allah. Apalagi di depan mataku terlihat kilatan pisau yang sangat tajam, tentu membuatku ketakutan.” (Syekh Abu Ishaq bin Ibrahim Ats-Tsa’labi, Tafsir Ats-Tsa’labi, [Beirut, Darul Ihya’: 2002 M], halaman 1901).

Namun, berkat rahmat dan kasih sayang Allah Swt., Ismail tidak jadi dikurbankan. Saat Nabi Ibrahim hendak menyembelih putranya, Allah Swt. menggantinya dengan seekor domba. Peristiwa Nabi Ibrahim menyembelih Ismail termuat dalam firman Allah Swt. Surah As-Saffat ayat 102-107 sebagai berikut:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ فَلَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِۚ وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۙ قَدْ صَدَّقْتَ الرُّءْيَا ۚاِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْبَلٰۤؤُا الْمُبِيْنُ وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ

Artinya:

“Ketika anak itu sampai pada [umur] ia sanggup bekerja bersamanya, ia [Ibrahim] berkata, 'Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?' Dia [Ismail] menjawab, 'Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan [Allah] kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.'

Ketika keduanya telah berserah diri dan dia [Ibrahim] meletakkan pelipis anaknya di atas gundukan [untuk melaksanakan perintah Allah], Kami memanggil dia, 'Wahai Ibrahim, sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Kami menebusnya dengan seekor [hewan] sembelihan yang besar,” (QS. As-Saffat [37]: 102-107).

Hadirin kaum muslimin wa muslimat, jemaah salat Id rahimakumullah,

Dari dua kisah Nabi Ibrahim as. di atas, kita belajar bahwa Allah Swt. memberikan perintah tidak semata-mata untuk mencelakakan makhlukNya. Allah Swt. memberikan perintah tidak semata-mata untuk mencelakakan makhluk-Nya. Terdapat berbagai hikmah dibalik suatu kejadian yang menimpa kehidupan kita. Manusia harus senantiasa ikhlas atas segala ketentuan Allah Swt.

Demikianlah khutbah Iduladha seputar kisah Nabi Ibrahim. Semoga apa yang telah disampaikan memberikan kebermanfaatan bagi khatib maupun jemaah sekalian.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

4. Contoh khutbah Iduladha singkat tentang makna kurban

Berikut contoh teks khutbah Iduladha menyentuh hati tentang makna kurban.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Segala puji bagi Allah, yang telah memberikan kesempatan kepada kita semua untuk berkumpul dalam keberkahan dan kesyukuran di hari yang mulia ini. Selawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw., serta keluarga, sahabat, dan seluruh umat yang mengikuti jejaknya hingga hari kiamat.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Kita sebagai orang beriman mesti menjiwai makna kurban. Ibadah tersebut tidak sekadar mengeluarkan harta untuk menyembelih hewan ternak, melainkan juga wujud ketakwaan kepada Allah.

Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an, "Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah." (QS. Al-Kautsar: 2)

Hari ini, kita merayakan Iduladha, hari yang penuh dengan makna tawakal dan pengorbanan. Iduladha adalah momentum untuk mengenang keteguhan hati Nabi Ibrahim alaihissalam yang siap mengorbankan anak tercintanya karena Allah. Kita juga mengingat perjuangan Nabi Ismail alaihissalam yang ikhlas menerima takdir.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Dalam setiap hewan kurban yang disembelih, terdapat simbol kesediaan kita untuk mengorbankan apa pun yang kita cintai demi Allah. Namun, yang lebih penting dari sekadar menyembelih hewan adalah semangat pengorbanan, keikhlasan, dan ketakwaan, yang harus kita pupuk dalam setiap langkah kehidupan.

Marilah kita gunakan momentum Iduladha ini untuk merenungkan kisah keteladanan Nabi Ismail dan Ibrahim dalam menjiwai nilai-nilai keikhlasan, pengorbanan, dan ketakwaan. Mari kita perbaiki diri kita, mendekatkan diri kepada Allah, dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama.

Sebelum kita mengakhiri khutbah ini, marilah kita bersama-sama memanjatkan doa kepada Allah Swt.

Semoga Allah menerima amalan ibadah kita, menyucikan hati kita, dan mengampuni dosa-dosa kita. Amin ya rabbal alamin.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Wa'alaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh.

5. Contoh naskah khutbah Iduladha tentang keikhlasan

Berikut contoh teks khutbah Idul Qurbantentang ikhlas dalam beribadah.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberi kita rezeki berupa waktu dan kesehatan sehingga dapat berkumpul dalam keberkahan di hari yang mulia ini. Selawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umat yang mengikuti tuntunannya hingga hari kiamat.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Idul qurban tidak semata-mata merupakan momen sombong dalam beramal, misalnya karena harta kita banyak, waktu kita luang, dan sebagainya. Di balik itu, dalam menjalankan kurban, kita harus ikhlas, hanya berharap kepada berkah dari Allah Swt,

Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an, "Katakanlah [Nabi Muhammad] 'Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.'" (QS. Al-An'am: 162)

Dalam kesempurnaan agama Islam, terdapat prinsip yang sangat penting, yaitu ikhlas dalam beramal. Ikhlas artinya melakukan suatu perbuatan semata-mata karena Allah Swt, tanpa mengharapkan pujian atau pengakuan dari manusia.

Hadirin yang semoga diberkahi oleh Allah Swt.,

Ikhlas adalah kunci keberhasilan dalam beramal. Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa’i, “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal perbuatan kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya.”

Ikhlas itu merupakan pekerjaan hati. Al-Junaid al-Baghdadi, seorang tokoh tasawuf, dan fiqih asal Baghdad berkata, “Ikhlas merupakan rahasia antara Allah dan hamba, yang hanya diketahui oleh malaikat sehingga dia menulis-nya, namun tidak diketahui oleh setan sehingga dia merusaknya dan tidak pula diketahui hawa nafsu sehingga dia mencondongkannya.”

Hari ini, dalam momen Iduladha, kita mengingat kisah Nabi Ibrahim dan Ismail yang ikhlas hanya karena Allah Swt, bahkan meski harus menyerahkan nyawanya. Kesediaan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan sesuatu yang sangat dicintainya merupakan contoh nyata dari ikhlas dalam beribadah, sekaligus wujud takwa kepada Allah.

Hadirin yang semoga selalu dimuliakan Allah,

Marilah kita ambil pelajaran dari kisah Nabi Ibrahim. Ketika kita melakukan ibadah, termasuk menyembelih hewan kurban pada hari ini, mari lakukan dengan niat yang tulus hanya karena Allah Swt. semata.

Janganlah kita tergiur oleh pujian atau pengakuan dari manusia. Sebab, bukan manusia yang bisa menolong kita di akhirat, melainkan rida dan keberkahan dari Allah Swt.

Sebelum kita mengakhiri khutbah ini, marilah kita bersama-sama memanjatkan doa kepada Allah Swt.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang selalu ikhlas dalam beramal, dan terimalah segala yang kami katakan dan lakukan.

Semoga Allah Swt. menguatkan tekad kita untuk selalu beramal dengan ikhlas, dan semoga amal ibadah kita diterima-Nya dengan sebaik-baiknya. Amin ya rabbal alamin.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Wa'alaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh.

Baca juga artikel terkait IDUL ADHA 2024 atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Edusains
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin
Penyelaras: Fadli Nasrudin