tirto.id - Jika Anda sebagai salah satu pelaku start-up di Indonesia, bagaimana Anda mempertahankan kondisi bisnis dan kewirausahaan agar tetap bertahan dan menguntungkan dalam situasi saat ini?
Wirausaha menjadi salah satu sektor yang terdampak akibat pandemi kemarin. Sehingga bagi pelaku usaha harus ekstra memutar otak agar bisnisnya tetep bisa bertahan di tengah pandemi.
Memanfaatkan teknologi dan jeli melihat kesempatan adalah beberapa kunci agar bisnis bisa terus bertahan.
Cara Agar Bisnis Tetap Bertahan
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan agar bisnis tetap bertahan dan tidak terpuruk selama pandemi Corona seperti diwartakan laman Antara News.
1. Geser fokus, buat produk yang relevan
Hutami Nadya, Data Analyst startup penyedia layanan kasir digital Moka, mengatakan Anda bisa coba buat produk yang sedang betul-betul dicari konsumen dengan bahan yang dimiliki.
Sebagai contoh, pebisnis pakaian atau kerudung bisa beralih membuat masker-masker kain yang kini wajib dipakai demi mencegah penyebaran virus.
Bisnis jasa kecantikan seperti salon pun bisa menyiasati strategi ini dengan mengubah fokus dari jasa menjadi ritel produk kecantikan. Hutami menyarankan, produk yang biasa dipakai untuk pelanggan bisa dikemas dan dijual lewat platform digital.
"Atau buat try it at home kit, jadi konsumen bisa memakai produk tersebut sendiri di rumahnya," kata dia.
2. Promosi
Untuk bisnis makanan dan minuman, promosi bisa dibuat dengan memberi harga diskon atau paket menu tertentu. Menurut Hutami, promosi yang tepat di tengah kondisi pandemik sebaiknya lebih gencar untuk layanan pesan antar.
"Promosi seperti free ongkir (ongkos kirim) bisa lebih bermanfaat," ujar dia.
Ini tak lepas dari peningkatan jumlah makanan yang diantar selama periode bekerja dari rumah berdasarkan data Moka. "Delivery order naik 30 persen hingga pekan kedua April."
Promosi pada bisnis fashion bisa diterapkan untuk barang-barang terlaris. Sebab, konsumen saat ini cenderung untuk membeli barang-barang yang paling penting.
Prioritas untuk membeli pakaian dapat bergeser karena orang kini menghabiskan waktu di rumah.
"Bisa juga kasih kupon atau gift card, bisa untuk belanja nanti-nanti pas butuh,"
Skema ini diharapkan dapat membantu pelaku usaha mendapatkan aliran kas positif untuk membiayai sewa tempat, gaji karyawan, cicilan modal usaha, asuransi, stok bahan baku, dana perbaikan dan pengeluaran lainnya.
3. Maksimalkan layanan online
Penjualan daring jadi andalan ketika masyarakat berdiam diri di rumah dan membeli segala kebutuhan melalui internet.
Maksimalkan semua layanan daring dan jangan lupa buat aplikasi atau platform yang mudah diakses oleh konsumen. Sebagai alternatif, bergabunglah ke berbagai e-commerce untuk memperluas lapak dagangan di dunia maya.
4. Empati
Farid Fatahillah, Associate Consultant Iventure, menyatakan bahwa krisis wabah COVID-19 adalah ajang bagi brand untuk berempati, peduli dan memberikan solusi.
"Ini adalah keharusan dan kenormalan baru,” jelasnya.
Misalnya, perusahaan kosmetik yang mengalihkan pabriknya untuk membuat hand sanitizer.
Brand juga bisa memberikan tanggung jawab agar konsumen tidak was-was. Pemilik restoran atau kafe bisa menyematkan bukti cek suhu tubuh koki atau barista di pesanan pembeli sebagai jaminan kesehatan.
Berikan manfaat dan solusi untuk konsumen, seperti memberi kelas online gratis atau akses streaming gratis selama beberapa waktu agar masyarakat tidak bosan.
Terakhir, brand akan mendapat sentimen positif bila tak cuma berjualan, tetapi juga berdonasi di tengah situasi sulit.
5. Periksa kondisi keuangan
Lakukan pemeriksaan mendalam terhadap kondisi keuangan bisnis Anda. Hal yang perlu Anda pastikan terlebih dahulu adalah posisi likuiditas bisnis Anda.
Likuiditas adalah sejumlah dana atau asset likuid yang dapat dengan cepat Anda gunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek termasuk untuk keperluan dalam keadaan darurat (emergency fund).
Anda harus memastikan seberapa besar likuiditas yang Anda miliki dan seberapa lama likuiditas tersebut dapat menghidupi bisnis Anda.
6. Buatlah business plan baru
Sebagai pelaku usaha, Anda harus selalu dapat mengantisipasi dan beradaptasi terhadap perubahan atau risiko yang mungkin terjadi pada bisnis Anda. Setelah Anda dapat memproyeksikan keberlangsungan usaha Anda.
Buatlah business plan baru yang memuat strategi pemasaran, strategi distribusi, sistem pemodalan dan pola pengeluaran. Dengan begitu, Anda dapat meningkatkan kemampuan usaha Anda untuk bertahan saat kondisi keuangan sulit.
Anda dapat mencoba menerapkan strategi digital marketing untuk menghemat budget promosi dan strategi distribusi untuk memperluas jangkauan bisnis Anda.
7. Lakukan Manajemen Risiko
Guna merumuskan strategi untuk menghadapi potensi kerugian yang mungkin terjadi akibat risiko bisnis, pertama-tama Anda harus menganalisa risiko apa saja yang mungkin terjadi pada bisnis Anda.
Adapun beberapa strategi manajemen risiko antara lain: menanggung sendiri kerugian yang mungkin disebabkan oleh sebuah risiko, menghindari risiko, mengurangi potensi risiko dan yang terakhir adalah mengalihkan pengelolaan risiko dan kerugian yang mungkin timbul kepada pihak kedua.
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH
Penyelaras: Yulaika Ramadhani