tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyoroti masih ada kesenjangan terjadi antarnegara dalam perkembangan digital. Hal itu terlihat masih ada 37 persen populasi penduduk dunia belum memiliki akses internet, sebanyak 96 persen berada di negara berkembang dan didominasi perempuan.
"Khususnya perempuan yang menjadi minoritas secara digital di banyak negara," kata Sri Mulyani dalam G20 High-Level Seminar on Digital Infrastructure: Closing the Digital Divide secara hybrid, ditulis Jumat (10/6/2022).
Kesenjangan juga tidak hanya terjadi di antarnegara, baik negara kaya, berpenghasilan menengah, dan berpenghasilan rendah. Tetapi juga di negara-negara dengan pengguna internet di perkotaan lebih tinggi dua kali daripada di pedesaan. Dia menuturkan, penyediaan akses internet memiliki banyak manfaatnya.
Salah satunya, memudahkan pencari kerja untuk melamar pekerjaan dan menciptakan keuntungan produktivitas. Selain itu, akses internet juga turut membantu pelaku usaha khususnya industri kecil dan menengah dalam memperluas jangkauan pemasaran dengan fasilitas e-commerce, peningkatan pelayanan akses kesehatan dan pendidikan serta peningkatan inklusi keuangan digital.
Sri Mulyani menuturukan pentingnya untuk mencari solusi dan dibahas dalam pertemuan G20. Utamanya dalam rangka mempersempit kesenjangan digital agar tidak menjadi lebih buruk dan menciptakan ketimpangan yang semakin parah.
"Kita perlu mengembangkan sumber pembiayaan yang blended dan inovatif antara skema pembiayaan publik dan swasta, serta mempererat koordinasi dan kerjasama antara sektor publik dan swasta," jelasnya.
Selain itu, dibutuhkan pula lingkungan domestik yang mendukung dan kerangka keuangan untuk menarik investasi. Ini penting karena investor memilih proyek didasarkan pada kerangka hukum dan peraturan yang menciptakan lebih banyak kepastian.
"Ini kemudian membantu mereka membuat keputusan untuk berinvestasi di negara-negara tersebut,” katanya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin