Menuju konten utama

22 RS di Indonesia akan Uji Klinis Potensi Empat Obat COVID-19

Sekitar 22 rumah sakit di Indonesia mengikuti program WHO, Solidarity Trial, untuk melakukan uji klinis obat COVID-19.

22 RS di Indonesia akan Uji Klinis Potensi Empat Obat COVID-19
Dua petugas kebersihan menggunakan masker di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, salah satu RS yang ikut Solidarity Trial WHO, Selasa (10/3/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar.

tirto.id -

Dua puluh dua rumah sakit di Indonesia siap melaksanakan uji klinis terhadap empat obat yang potensial menjadi obat COVID-19.

Langkah ini dalam satu program "Solidarity Trial" yang dikoordinasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama dengan negara-negara lainnya.

"Indonesia menjadi negara keenam yang telah memulai pelaksanaan studi ini, melalui pengujian ini diharapkan bisa mempercepat penemuan obat untuk COVID-19," kata Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Prof Abdul Kadir dalam keterangan tertulis di laman resmi Kemenkes yang dikutip di Jakarta, Jumat (24/4/2020).

Solidarity Trial ini, lanjut Abdul Kadir, dilaksanakan dalam skala besar untuk menghasilkan bukti data yang kuat, dan kita butuhkan untuk menunjukkan obat mana yang paling aman dan efektif.

Program dari WHO ini melibatkan lebih dari 100 negara guna melakukan pengujian klinis terhadap empat kandidat utama antivirus sebagai obat COVID-19.

Empat obat yang diuji tersebut, yakni remdesivir, lopinavir/ritonavir, gabungan lopinavir/ritonavir ditambah interferon beta 1A, dan chloroquine/hydroxychloroquine. Semua obat disediakan oleh WHO dengan Kementerian Kesehatan sebagai koordinator penelitian.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan Irmansyah mengatakan rumah sakit yang mengikuti program Solidarity Trial dari WHO ini ke depannya diharapkan akan bertambah.

“Kalau kita perhatikan 22 Rumah Sakit tadi adalah kombinasi dari rumah sakit vertikal maupun rumah sakit daerah dan juga RS swasta, RS universitas dan ada RS yang ada di bawah TNI AU. Jadi RS ini kita anggap sebagai 'batch' pertama yang akan terlibat dalam penelitian Solidarity Trial,” kata Irmansyah.

Rumah sakit yang turut serta dalam program tersebut adalah RSPI Prof Sulianti Soeroso Jakarta, RSUP H Adam Malik Medan, RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung, RSUP Dr Soetomo Surabaya, RS Universitas Udayana Bali, RSUP Dr Kariadi Semarang, RSUD Ambarawa Semarang, RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta, RSUD Dr Moewardi Solo, dan RSUP Persahabatan Jakarta.

Selain itu RSUP Prof Dr Kandou Manado, RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar, RSJ Prof. Soerojo Magelang, RSUP Dr M Djamil Padang, RS Universitas Airlangga Surabaya, RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, RSUD Dr Achmad Mochtar Bukit Tinggi, RSUD Dr Saiful Anwar Malang, RS YARSI Jakarta, RSPAU Dr Esnawan Antariksa Jakarta, dan RSUP Sanglah Bali.

Irmansyah mengatakan obat penelitian sudah didistribusikan kepada delapan RS, lima diantaranya sudah siap melaksanakan pengujian karena distribusi obat sudah tiba.

Kelima RS telah mempunyai tiga dari lima kelompok terapi yang diberikan Hydroxychloroquine, kelompok dengan lopinavir/ritonaviraluvia, dan kelompok pengobatan standar pelayanan RS. Dengan demikian, pihak RS sudah bisa melakukan perekrutan partisipan dan randomisasi.

“Saya baru saja mendapatkan informasi bahwa perekrutan pasien pertama sudah dilakukan di RS Wahidin Sudirohusodo,” kata Irmansyah.

Tim RS Wahidin Sudirohusodo yang di pimpin oleh Dr dr Irawaty Djaharuddin, SpP(K) mengatakan pengalaman perekrutan pasien pertama tidak mengalami kendala yang berarti. Proses penelitian dijalankan sesuai dengan protokol dengan menerapkan prinsip pencegahan infeksi COVID-19, termasuk saat pengambilan persetujuan pasien untuk keikutsertaan dalam penelitian.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Maya Saputri
Editor: Abdul Aziz