tirto.id - 12 November diperingati sebagai Hari Ayah Nasional. Perayaan ini sekaligus menjadi momentum intim untuk memberikan penghormatan dan mengungkapkan rasa terima kasih atas dedikasi seorang ayah yang telah hadir sebagai sosok yang tegar dan penuh kasih sayang dalam keluarga.
Hari Ayah Nasional adalah salah satu peringatan yang ditetapkan sebagai perayaan yang tidak termasuk hari libur nasional maupun cuti bersama. Meskipun acap kali termasuk sebagai hari libur, Hari Ayah tetap banyak dirayakan dengan meriah lewat berbagai cara sederhana.
Berdasarkan asal-usul penetapannya, konsep Hari Ayah Nasional sendiri muncul pertama kali pada Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP) yang mencetuskan soal survei pandangan masyarakat terhadap peran ayah dalam keluarga pada tahun 2006 silam di Surakarta.
Hasil dari survei tersebut menampilkan banyak orang yang menghargai dan mengapresiasi peran sosok ayah dalam keluarga. Berakar dari hal tersebut, PPIP kemudian menerbitkan buku "Bunga Rampai Tentang Ayah" pada 12 November 2006 sebagai salah satu simbolisme deklarasi penetapan Hari Ayah. Bahkan, dalam peluncuran buku tersebut juga melibatkan pengiriman 1.000 surat dari anak kepada tiap-tiap ayah mereka.
Sejak saat itu, 12 November telah ditetapkan sebagai peringatan tak resmi Hari Ayah Nasional. Tujuan utamanya tidak lain untuk menghormati dan mengapresiasi peran sosok ayah dalam membangun maupun menghidupkan keluarga kecilnya masing-masing. Perayaan ini juga sekaligus menjadi momentum menumbuhkan kedekatan emosional antara anak dengan ayah.
12 November Hari Ayah, Kapan Hari Ibu & Anak?
Berbeda dari Hari Ayah yang diperingati setiap tanggal 12 November, Hari Ibu di Indonesia diperingati setiap 22 Desember tiap tahunnya. Peringatan Hari Ibu juga terbilang memiliki sejarah cukup panjang yang berkaitan dengan Kongres Perempuan Indonesia pertama yang digelar pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta saat masa kolonialisme.
Kongres Perempuan seluruh Indonesia tersebut menjadi tonggak penting bagi perjuangan perempuan Indonesia dalam bidang pendidikan, kesetaraan gender, dan hak sosial antara kaum perempuan dan laki-laki.
Selain itu, peringatan Hari Ibu Nasional juga telah termaktub secara resmi. Saat itu, Presiden Soekarno menerbitkan Dekrit Presiden No.316 Tahun 1953 yang menetapkan Hari Ibu sebagai hari nasional.
Sementara itu, Hari Anak Nasional diperingati setiap tanggal 23 Juli. Peringatan tersebut ditujukan sebagai salah satu bentuk upaya pemerintah dalam rangka mendorong serta meningkatkan kesejahteraan anak di Indonesia.
Presiden Soeharto menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 44/1984 yang menetapkan Hari Anak Nasional yang diperingati setiap 23 Juli. Penerbitan Keppres tersebut tak terlepas dari pandangan soal anak-anak merupakan aset kemajuan bangsa, sekaligus menjadi komitmen berbagai pihak untuk menjamin setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
10 Contoh Surat Cinta Hari Ayah 12 November dari Istri dan Anak
Pada saat perayaan Hari Ayah, salah satu cara sederhana yang kerap dihadirkan yakni pengiriman surat cinta baik dari istri maupun anak kepada ayah yang berisi ungkapan terimakasih, rasa cinta, hingga pesan-pesan baik untuk sosok figur ayah.
Berikut contoh kumpulan surat cinta dari istri dan anak ayah untuk menyemarakkan perayaan Hari Ayah Nasional 2025.
Surat Cinta dari Istri untuk Hari Ayah
1. Sayang, setiap kali aku melihatmu pulang dengan wajah lelah tapi tetap tersenyum, aku tahu—di balik diam dan candamu, ada cinta yang besar untuk keluarga ini. Terima kasih sudah menjadi pelindung, bukan dengan kata-kata, tapi dengan tindakan kecil setiap hari.
Aku tahu tak mudah menjadi ayah, apalagi suami. Tapi kamu membuat semuanya terasa begitu kuat dan hangat. Aku bangga melihat caramu mencintai anak-anak dengan sabar dan penuh perhatian.
Selamat Hari Ayah, cintaku. Dunia mungkin tak selalu adil, tapi aku tahu anak-anak kita punya pahlawan sejati di rumah: kamu.
2. Aku sering berpikir, apa yang membuat rumah ini terasa hidup? Jawabannya selalu sama—kamu. Tawa, sabar, dan keteguhanmu adalah dinding tak terlihat yang melindungi kami setiap hari.
Mungkin aku tak sering bilang, tapi aku sangat bersyukur dipertemukan denganmu. Di balik semua kekacauan hidup, kamu selalu jadi tempat pulang yang menenangkan.
Selamat Hari Ayah, cinta. Terima kasih sudah jadi rumah bagi aku dan anak-anak.
3. Kamu bukan hanya suami dan ayah, tapi juga sahabat, pelindung, dan penopang di setiap masa sulit. Terima kasih karena tidak pernah meninggalkan aku berjuang sendiri.
Kehadiranmu membuat semuanya terasa lebih ringan, bahkan ketika hidup sedang berat. Kamu membuat kami percaya bahwa cinta tak perlu banyak kata, cukup dengan setia.
Selamat Hari Ayah. Aku mencintaimu, selalu, dalam tenang maupun badai.
4. Saat aku berdoa dulu, aku hanya meminta seseorang yang bisa menuntunku dengan sabar. Ternyata Tuhan memberiku lebih—seorang suami yang lembut, ayah yang bijak, dan laki-laki yang tulus dalam diam.
Kamu mungkin tak selalu sempurna, tapi cintamu nyata. Kamu tak selalu banyak bicara, tapi perhatianmu lebih dari cukup untuk membuatku merasa dicintai setiap hari.
Selamat Hari Ayah. Kamu adalah doa yang pernah kuucap, dan jawaban yang tak pernah kuharapkan seindah ini.
5. Kadang aku lihat kamu termenung setelah seharian bekerja, seolah bertanya dalam hati: “Apakah semua ini cukup?”
Jawabannya: lebih dari cukup. Karena yang kamu beri bukan hanya nafkah, tapi juga rasa aman, arah, dan kasih sayang yang tak tergantikan.
Aku ingin kamu tahu, kamu hebat. Kamu dicintai. Dan kamu layak mendapatkan ucapan “terima kasih” setiap hari, bukan hanya hari ini.
Selamat Hari Ayah. Dunia ini beruntung punya kamu di dalamnya.
Surat Cinta dari Anak untuk Hari Ayah
6. Dulu aku kira ayah itu hanya sosok yang bekerja keras dan melindungi. Tapi ternyata, kamu juga teman terbaikku—yang bisa diajak bercanda, cerita, dan diam bersama tanpa canggung.
Kamu mungkin tak selalu tahu cara mengekspresikan cinta dengan kata, tapi aku selalu bisa merasakannya dari caramu menatap dan mendengarkan.
Selamat Hari Ayah. Terima kasih sudah jadi ayah terbaik sekaligus teman paling tulus di hidupku.
7. Ayah, kamu bukan cuma mengajariku tentang benar dan salah, tapi juga tentang percaya pada diri sendiri. Setiap kali aku gagal, kamu tak marah—kamu hanya bilang, “Coba lagi, Nak.”
Kata-kata itu menempel di hatiku. Karena kamu percaya aku bisa, aku jadi benar-benar berani mencoba. Terima kasih sudah menjadi tempat aku belajar tumbuh tanpa takut.
Selamat Hari Ayah. Semoga aku bisa terus membuatmu bangga.
8. Mungkin aku sudah besar dan jarang minta digendong, tapi di dalam hati, aku masih anak kecil yang ingin dipeluk ayahnya. Aku rindu masa kecil di mana segalanya terasa aman karena ada kamu.
Sekarang aku tahu, semua yang kamu lakukan dulu bukan sekadar kewajiban, tapi cinta yang tak pernah minta balasan. Terima kasih, Ayah, karena sudah mencintai tanpa pamrih.
Selamat Hari Ayah. Aku akan selalu jadi anakmu, apa pun usia dan jarak di antara kita.
9. Waktu kecil aku sering heran kenapa kamu jarang marah, padahal capek. Sekarang aku tahu—itu karena hatimu lebih besar dari rasa lelahmu.
Ayah, aku belajar banyak darimu, bahkan dari hal-hal yang tidak kamu katakan. Dari caramu memperlakukan orang, dari caramu bertanggung jawab, aku tahu… aku ingin tumbuh jadi orang sepertimu.
Selamat Hari Ayah. Semoga aku bisa membuatmu bangga suatu hari nanti, seperti aku bangga padamu hari ini.
10. Ayah, dulu aku sering merasa kamu terlalu diam, jarang bicara manis seperti di film. Tapi semakin aku tumbuh, aku sadar—cintamu selalu ada dalam bentuk berbeda: dalam kerja kerasmu, dalam genggaman tanganmu yang hangat, dan dalam setiap nasihat yang pelan tapi dalam.
Kau mungkin tak selalu bisa menemaniku setiap waktu, tapi setiap langkahku selalu ada jejak pengorbananmu. Terima kasih, Yah, karena sudah jadi contoh tentang arti tangguh dan tulus.
Selamat Hari Ayah. Aku mungkin jarang bilang, tapi aku sangat bangga jadi anakmu.
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Fitra Firdaus
Masuk tirto.id


































