tirto.id - Kriminalitas merupakan tindakan kejahatan yang berpotensi merugikan pihak lain, baik itu secara jasmani, materi, atau rohaninya. Oleh karena itu, kriminalitas diatur melalui norma-norma hukum yang legal/formal.
Kartono dalam Patologi Sosial (1999, hlm. 122) menyebut kriminalitas sebagai tindakan yang melanggar norma sosial dan hukum tertentu. Hal ini menyebabkan kriminalitas tersebut ditentang oleh masyarakat.
Untuk melihat gambarannya secara jelas, coba bayangkan ada seorang laki-laki yang mengambil sepeda motor milik orang lain di jalan. Saat melakukan aksi, laki-laki itu ternyata membawa senjata tajam.
Hal ini tentu bisa merugikan individu yang mempunyai hak atas kendaraan tersebut. Bisa saja sang pencuri menggunakan senjata ke tubuh pemilik motor sehingga menyebabkan luka hingga paling parahnya bisa merenggut nyawa.
Atau, dapat juga pemilik motor terpaksa memberikan barang sehingga kehilangan materi. Apapun hasilnya, kriminalitas ini menyebabkan ketidaknyamanan atau kerugian bagi orang lain.
Lantas, apa yang menyebabkan hal ini terjadi?
Faktor Penyebab Terjadinya Kriminalitas
Berdasarkan catatan Iwan Setiawan dkk. dalam IPS (2018, hlm. 134), kriminalitas lahir akibat adanya permasalahan-permasalahan sosial tertentu. Untuk contohnya sendiri, kita dapat melihat berita-berita di televisi yang mewartakan kriminalitas di Indonesia.
Terlepas dari itu, permasalahan sosial menjadi pemicu utama terjadinya tindakan kejahatan. Situs Tribratanews Polri Kepulauan Riau menyebut lebih rinci terkait faktor penyebab eksternal dan internal yang dapat memotori kriminalitas.
Berikut ini faktor-faktor tersebut.
Faktor Eksternal Penyebab Kriminalitas
1. Tingkat pendidikan rendah
Semakin rendah tingkat pendidikan di suatu daerah, maka angka kriminalitasnya pun kian meninggi. Hal ini terjadi karena seorang individu tidak melakukan pikir dua kali saat sedang terpuruk. Lantaran kesusahan, ia terpaksa melakukan perbuatan kriminal.
2. Majunya teknologi
Perkembangan teknologi di dunia ini ternyata juga memberikan dampak negatif, misalnya kejahatan yang disiarkan lewat internet. Semakin terbuka koneksi, maka referensi-referensi tentang tindakan kriminal bisa juga tersebar. Oleh sebab itu, manusia harus bijak memilih apa yang seharusnya mereka cari di internet.
3. Disintegrasi budaya
Kriminalitas juga bisa muncul akibat permasalahan sosial berupa disintegrasi budaya. Pengertian disintegrasi itu digambarkan lewat perpecahan masyarakat. Perpecahan atau kubu ini menjadikan satu pihak berselisih dan kriminalitas kemungkinan muncul.
4. Kesenjangan sosial
Selain masalah sosial, faktor berupa kesenjangan atau ketidaksamaan secara sosial juga mengakibatkan lahirnya tindakan kejahatan. Mereka yang tersingkir, terpaksa mencari jalan keluar yang tidak baik demi menutupi kebutuhan hidupnya.
5. Fanatisme
Masalah sosial ini digambarkan lewat suatu kelompok yang sangat mencintai suatu hal. Ketika ada yang bersinggungan dengan mereka, maka konflik kejahatan satu sama lain antar kelompuk pun menjadi hasil akhirnya.
6. Sifat kedaerahan
Hampir sama seperti fanatisme, tapi ini terkait dengan sesuatu yang bersifat kedaerahan. Sebut misalnya ada satu kampung yang dihina oleh masyarakat kampung lain. Dengan emosi, tindakan kejahatan dijadikan solusi. Padahal, ada jalan lain untuk menyelesaikannya.
7. Kepadatan penduduk yang tak rata
Situasi ini kerap terjadi di kota-kota besar, misalnya Jakarta. Kepadatan penduduknya membuat beberapa orang tersingkir karena tidak kompeten. Oleh sebab itu, mereka memanfaatkan segala cara untuk bertahan, termasuk dengan menjalankan kriminalitas.
Faktor Internal Penyebab Kriminalitas
Berbeda dari faktor eksternal yang dominan dipengaruhi keadaan sekeliling, faktor internal lebih mengacu pada penyebab yang muncul akibat sikap dan sifat seorang individu.
Berikut ini beberapa penyebab internal terjadinya kriminalitas.
1. Iri
Seseorang yang mempunyai sikap iri bisa saja melakukan tindakan kriminal. Hal ini terjadi mereka tak mampu menyanggupi keinginannya yang diluar batas. Ketika melihat orang lain punya sesuatu yang diinginkan, maka mereka yang iri berpotensi mencurinya.
2. Sombong
Sifat sombong seorang individu juga berpotensi memunculkan kriminalitas. Sebut misalnya ada laki-laki yang merasa sebagai penguasa suatu tempat. Mereka yang menentang dan tak sependapat otomatis akan dianiaya.
3. Intoleran
Toleransi adalah bekal utama demi menciptakan persatuan. Ketika ada orang yang intoleran (tidak toleransi), maka bisa saja memunculkan tindakan-tindakan kriminal tertentu.
4. Materialistis
Pada faktor ini, uang dijadikan seorang individu sebagai fokus utama hidup. Oleh sebab itu, mereka akan memanfaatkan segala cara demi mendapatkannya.
5. Penurunan kondisi mental
Penyebab terakhir adalah tingkat mental seorang manusia. Kriminalitas bisa saja terjadi ketika ada orang yang mengalami stres atau depresi. Lantaran tak mampu hidup selayaknya, ia yang sudah berada di titik buntu akan melakukan segala cara.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani