tirto.id - Malam pergantian tahun baru kemarin menjadi malam yang seru bagi Yong Lex, rapper lagu "O Aja Ya Kan" yang masuk nominasi karya rap/hip hop terbaik di Anugerah Musik Indonesia tahun lalu. Ia jadi berita di sejumlah media karena melontarkan kata-kata kasar saat berada di panggung acara Banten Indie Clothing. Kata-kata kasar itu direspons penonton dengan melempari panggung dengan berbagai benda.
“F**k. Buat yang di sana tuh woy, berapa orang? Sini… Sini… Lu berlima an***g lu sini, tolong tangkep dong bawa ke belakang,” ia menyerapah pakai pengeras suara.
Ia bahkan sempat melepas sweater-nya dan hendak langsung mendatangi penonton yang melemparinya. Tapi, panitia acara tersebut dan polisi berhasil mengamankan situasi ricuh. Young Lex tetap bisa tampil sampai acara selesai.
Young Lex bisa tenang malam itu. Tapi tidak saat videonya memaki dari atas panggung menjadi viral. Kebanyakan netizen menyayangkan kata-kata kasar yang keluar dari Young Lex, meski sejumlah fans garis keras tetap membela idolanya.
Tapi benarkah kata-kata kasar dari pesohor macam Young Lex akan berpengaruh pada kariernya?
Enam bulan sebelumnya, jawaban untuk pertanyaan di atas adalah iya, jika merujuk pada Curtiz Jackson atau yang lebih populer dengan nama 50 Cent. Rapper Amerika ini memang dikenal selalu menyerapah, bahkan dalam karya-karyanya. Bahkan albumnya Guess Who’s Back masuk dalam 10 album rap paling banyak menggunakan kata-kata kasar sejak 1985 hingga 2013. Total kata-kata kotor itu sampai 591 dalam album tersebut.
Saat tampil di St. Kitts, Kepulauan Karibia, mulut 50 Cent terselip mengatakan “mutherfuckin” ketika menyanyikan lagu P.I.M.P. Di negeri itu, ada hukum yang melarang orang menggunakan kata-kata kasar di depan publik. Dan 50 Cent sudah diperingatkan tentang hal ini. Dalam laporan Rolling Stones, 50 Cent sempat ditahan sebelum akhirnya membayar denda $ 1.000.
Kena getah setelah ulah memaki juga pernah dialami Justin Bieber. Ia tak melakukannya di panggung, namun di sebuah bar di Munich, Jerman, pada September 2016 lalu. Bieber menolak difoto sejumlah penggemar-garis-kerasnya, dan memaki “You guys suck!” karena para penggemar tidak peduli dan tetap berusaha merekam sang idola.
Makian yang datang dari sang idola tentu saja membuat para penggemar kecewa. Efek samping dari makian Bieber rupanya datang tak lama kemudiam. Sebelum meninggalkan bar itu, seorang pria tak dikenal mendatangi Bieber dan memberik bogem mentah. Bieber sempat kesulitan keluar dari pertikaian, sampai akhirnya si penyerang berurusan dengan pengawalnya.
Timothy Jay dan Kristin Janschewitz menuliskan serba-serbi swearing—alias menyerapahi dalam bahasa Indonesia—di Psychological Science, sebuah situs kesehatan jiwa. Salah satunya menjelaskan bagaimana respon yang ditimbulkan serapah. Dalam artikel berjudul “Sains dari Serapah” itu, dijelaskan kalau kata-kata serapah bisa mendapat bermacam respons, tergantung dalam penggunaannya. Misalnya respon positif ketika digunakan saat berkelakar, atau melawak. Kadang bahkan baik untuk mengelola emosi, dan beradaptasi dengan lingkungan baru.
Menilik penjelasan artikel tersebut, yang dilakukan Young Lex dan Bieber adalah respon atas emosi yang mereka rasakan. Secara psikologis, makian adalah medium menyalurkan emosi dan membuat mereka lebih tenang. Ini membuat peran serapah bagus untuk orang yang mengeluarkannya; artinya, mengucapkan serapah sembarangan seperti di atas memang baik untuk Young Lex dan Bieber sendiri.
Tapi, apakah ini juga sesuatu yang bagus untuk yang mendengar?
Serapah mengandung kemarahan dan punya tujuan merendahkan seperti yang digambarkan penelitian Universitas Negeri Wright. Serapah berisi 21,83 persen kesedihan dan 16,79 persen kemarahan. Maka dalam keseharian, menyerapahi dipandang sebagai sesuatu yang buruk.
Bahkan penyanyi sekaliber Adele, yang sukses dengan lagu-lagu baladanya, dan punya jutaan penggemar, sempat dikritik karena kebiasannya berserapah. Adele memang dikenal sebagai pribadi yang ceplas-ceplos dan humoris. Kebanyakan serapahnya adalah bagian dari kelakar saat di atas panggung. Namun, penampilannya Juni lalu di Glastonbury, Inggris menuai protes.
The Mirror, media dari Inggris, menghitung sepanjang 90 menit dalam konsernya itu, Adele mengutuk 33 kali. Artinya ia menyerapahi satu kali setiap 2,7 menit. Tapi apakah serapah juga berdampak pada karier Adele?
Bak yang terjadi pada Young Lex, netizen juga terbagi jadi dua kubu. Dalam laporan The Mirror, bahkan ada penonton yang berteriak: ““Adele tolong berhenti cakap kotor, ada anak-anak di sini! Anda pasti tahu, barusan, kan, Anda sendiri memanggil satu anak ke panggung!”
Malam itu, Adele memang mengundang seorang bocah ke atas panggung. Mungkin hal inilah yang menjadi musabab kritik pada mulut ringan Adele. Padahal dalam konser-konsernya terdahulu, Adele juga kerap mengutuk. Bahkan saat ia dalam acara langsung di televisi.
Tapi pertanyaannya, apakah makian-makian ini berdampak besar pada karier mereka? Bisa saja jawabannya iya, karena tak semua artis tak menjaga lisannya. Kebanyakan mereka tak sefrontal Adele dan Young Lex.
Penulis: Aulia Adam
Editor: Zen RS