Menuju konten utama

WMSJ: Menyemai Perdamaian Dunia dari Jambore Kepanduan

WMSJ digelar sebagai bagian dari peringatan 100 tahun berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor.

WMSJ: Menyemai Perdamaian Dunia dari Jambore Kepanduan
Peserta Jambore Pramuka Muslim Dunia atau World Moslem Scout Jamboree (WMSJ). (Tirto.id/M. Irfan Al Amin)

tirto.id - Suasana lengang di Bumi Perkemahan Cibubur mendadak pecah oleh suara kendaraan-kendaraan yang masuk ke dalam area perkemahan pada Senin (8/9/2025). Bus, mobil, motor, hingga sepeda hilir mudik ke dalam area perkemahan. Di setiap bus atau minibus yang masuk, terpampang identitas masing-masing kelompok penumpangnya.

mereka datang dari penjuru nusantara dan 18 negara lain, di antaranya Arab Saudi, Qatar, Mesir, Malaysia, dan Thailand. Mereka adalah kontingen-kontingen organisasi kepanduan yang menjadi peserta World Moslem Scout Jamboree (WMSJ). Acara kepramukaan ini digelar sebagai bagian dari peringatan 100 tahun berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor.

Mereka datang dalam beragam jumlah, ada yang datang sendirian, ada pula satu kontingen yang mencapai seribu orang. Rombongan terbanyak adalah kontingen dari Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA) Cirebon dengan total peserta 1.087 orang.

Setelah menyelesaikan segala urusan registrasi dan mendiami tenda yang telah disiapkan, para pandu dari berbagai wilayah itu mulai menunjukkan aksinya. Mereka berbaris sembari mengumandangkan yel-yel layaknya pasukan infanteri yang pulang latihan perang.

"Assalamu’alaikum, wa’alaikumsalam, salam kami haturkan, untuk arek-arek Darussalam."

"Hekalamalaya, hekalamalaya, hekalamalaya."

Adu yel-yel pun tak terelakkan, terutama saat mereka saling berpapasan. Meski demikian, adu yel-yel itu masih dalam suasana damai. Tak jarang para peserta tergelak dalam tawa karena keseruan acara.

WMSJ kemudian dibuka secara resmi pada Selasa (9/9/2025) oleh Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, bersama Menteri Agama, Nasaruddin Umar, dan sejumlah pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor dan pimpinan Kwarnas.

Muzani menuturkan bahwa WMSJ yang digelar pada 9-14 September 2025 diharapkan menjadi ajang penyebaran pesan-pesan perdamaian saat dunia sedang dilanda berbagai macam konflik. Dia meminta para peserta untuk serius dalam mengikuti WMSJ agar menjadi agen perubahan dan menyebarkan pesan damai ke kampung halamannya masing-masing.

"Jambore atau pramuka adalah event kegiatan yang menyebarkan kedamaian, tolong menolong kemanusiaan dan saling membantu. Karena itu dari jambore ini diharapkan tumbuh sebuah sikap untuk saling menolong, membantu satu sama lain," kata Muzani dalam Opening Ceremony WMSJ, Selasa (9/9/2025) di Bumi Perkemahan Cibubur.

Newsplus WMSJ

Peserta Jambore Pramuka Muslim Dunia atau World Moslem Scout Jamboree (WMSJ). (Tirto.id/M. Irfan Al Amin)

Pesan Damai untuk Dunia

Pesan damai sebagaimana yang disampaikan oleh Muzani disimak dengan baik oleh 15.333 peserta yang hadir di Cibubur. Bukan sekedar jargon, pesan damai itu diimplementasikan dalam berbagai kegiatan selama lima hari. Para pandu peserta tidak hanya berkegiatan di dalam Bumi Perkemahan Cibubur, tapi juga diajak berkeliling ke beberapa destinasi di Jakarta, seperti Taman Mini Indonesia Indah dan Kebun Raya Bogor.

Seorang kontingen dari SMA Alam Qur'an Riau, Jumardi, menuturkan bahwa dirinya belajar banyak hal dari WMSJ: solidaritas, pengalaman baru, dan pertemanan lintas dunia.

"Ada banyak keseruan yang saya saksikan dari agenda ini. Kami diajarkan untuk bertemana dengan persahabatan lintas latar belakang. Saya bisa bernyanyi bersama, bikin lagu bersama, yel-yel bersama, dengan orang-orang yang tidak pernah saya sangka bisa saya kenal di sini," kata Jumardi.

Tidak hanya dari Indonesia, keseruan juga dirasakan oleh seorang peserta dari Inggris, Hisham Ibn Aboh. Kepada Tirto, Hisham menceritakan bahwa dia hadir sebagai pandu fellowship dari institusi UK Muslim Scout Fellowship. Alasannya menghadiri WMSJ adalah membangun hubungan baik antara kepanduan Inggris dan Indonesia.

"Kegiatan kepanduan ini sudah saya dengar sejak lama di Inggris, dari jalinan perkawanan kepanduan dunia. Bagi saya, acara ini melebihi ekspektasi sebagai muslim Inggris dan saya bangga bahwa para pandu muslim dunia dapat berkumpul dan bersatu demi menyuarakan perdamaian," kata Hisham.

Apresiasi dan kekaguman juga disampaikan oleh peserta dari Malaysia bernama Syahira Yahya. Dengan mengenakan seragam kepanduan khas berwarna biru muda dengan kacu berwarna serupa, Syahira menceritakan bahwa dirinya sempat pikir-pikir untuk hadir ke WMSJ.

Pasalnya, Indonesia sempat mengalami kondisi tak menentu akibat sejumlah aksi unjuk rasa yang berujung kericuhan pada pengujung Agustus 2025.

"Kami sempat pikir-pikir untuk hadir di sini karena kami menyimak pemberitaan adanya demonstrasi yang berada tidak jauh dari sini [Bumi Perkemahan Cibubur],” kata Syahira.

Semua kekhawatiran itu sirna karena setelah Syahira memastikan sendiri bahwa Indonesia telah kondusif.

"Setelah saya sampai di bandara, saya lihat Indonesia sudah damai dan rapi. Saya juga bertemu dengan kawan-kawan dari Indonesia dan negara lain yang mana saya disambut hangat dan saya menemukan kawan baru di sini," kata Syahira.

Newsplus WMSJ

Peserta Jambore Pramuka Muslim Dunia atau World Moslem Scout Jamboree (WMSJ). (Tirto.id/M. Irfan Al Amin)

WMSJ: Terima Kasih Gontor, Terima Kasih Indonesia

Kegiatan WMSJ mendapat apresiasi dari para pejabat negara yang diundang. Mereka kompak menyampaikan bahwa WMSJ bukan hanya milik pesantren atau institusi pendidikan Islam, tapi Indonesia secara keseluruhan.

"WMSJ ini adalah wajah Indonesia di hadapan dunia. Saya melihat segala performa yang dihadirkan dalam acara ini sudah berkelas internasional. Oleh karenanya, saya menyampaikan rasa bangga terhadap acara ini" kata Ketua Kwarnas, Budi Waseso.

Kekaguman serupa juga disampaikan oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad. Dia sebenarnya dijadwalkan untuk mengisi satu sesi diskusi di WMSJ. Namun, hujan deras yang mengguyur area pelaksanaan WMSJ membuat sesi tersebut terpaksa dibatalkan.

Meski begitu, Raffi Ahmad sempat menyampaikan pesan kekagumannya atas kegigihan peserta dalam mengikuti setiap ritme dan agenda WMSJ.

“Terima kasih sudah mengundang saya. Luar biasa adik-adik semua. Kalian adalah bukti nyata semangat pramuka muslim yang tangguh,” kata Raffi Ahmad.

Selain Muzani, Raffi Ahmad, dan Budi Waseso, hadir pula Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, dan Wakil Menteri Agama, Romo Muhammad Syafi'i. Seluruh pejabat yang hadir di tempat tersebut semua sepakat menyampaikan rasa terima kasih atas terselenggaranya WMSJ kepada seluruh panitia dan terkhusus kepada Pondok Modern Darussalam Gontor serta Indonesia.

"Terima kasih Gontor, terima kasih Indonesia."

Newsplus WMSJ

Peserta Jambore Pramuka Muslim Dunia atau World Moslem Scout Jamboree (WMSJ). (Tirto.id/M. Irfan Al Amin)

Ketua Panitia Peringatan 100 Tahun Gontor, Hamid Fahmy Zarkasyi, menuturkan bahwa penyelenggaraan WMSJ dipersiapkan oleh para alumni Pesantren Modern Gontor beserta seluruh pondok pesantren alumninya. Selain itu terdapat lebih dari seribu relawan yang hadir ikut membantu dan menyukseskan acara tanpa ada upah atau imbalan sebagai ganti keringat atas tenaga dan waktu yang diberikan.

"Kami semua di sini hadir tanpa ada harapan terhadap imbalan. Dalam menyelenggarakan acara ini, panitia tidak ada yang dibayar. Kami semua ingin menunjukkan kepada dunia bahwa agenda internasional bisa diselenggarakan dengan prinsip keikhlasan," kata Hamid.

Baca juga artikel terkait PRAMUKA atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - News Plus
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fadrik Aziz Firdausi