tirto.id - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Densus 88 untuk menelusuri ancaman teror dari orang tidak dikenal melalui telepon pada Rabu (19/10). Pelaku mengancam akan meledakkan rumah dinas walikota dan Balai Kota Surabaya, jika pemerintah Kota Surabaya tidak membuka prostitusi Dolly dalam tiga hari.
Berbicara di rumah dinasnya Jalan Sedap Malam, Surabaya, Sabtu (22/10/2016) Wali Kota Risma mengatakan telah menghubungi Densus 88 untuk mengungkap kasus tersebut.
"Kami sudah minta Densus 88 untuk mengungkap teror bom itu," kata Risma.
Risma tak habis pikir terkait ancaman pria yang meminta eks lokalisasi Dolly, yang dikenal terbesar se-Asia Tenggara, yang sudah ditutup untuk dibuka kembali.
"Kapan saya buka Dolly, kok sekarang diminta buka Dolly?" sebut Risma.
Ditutupnya Dolly, kata Risma, bukan untuk menyusahkan warga di sekitar Dolly. Melainkan untuk membantu menyejahterakan masyarakat Dolly dalam segi perekonomian.
Terlebih, kata Risma, nasib anak-anak yang berada di kawasan Dolly. Mereka jauh dari lingkungan anak-anak pada umumnya, khususnya dalam segi pendidikan.
"Yang paling saya perhatikan perekonomian mereka, nasib pendidikan anak-anak di sekitar. Makanya kita kasih beasiswa pada mereka, kita beri pelatihan wirausaha kepada warga setempat," katanya.
Terkait ancaman melalui telepon yang menyebut akan meledakkan rumah dinas walikota dan balai kota, Risma mengaku tidak takut. Sebab, menurut Risma, Tuhan akan selalu melindunginya. "Saya tidak takut dengan ancaman itu," katanya.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbanglinmas) Pemkot Surabaya Soemarno sebelumnya mengatakan Rumah Dinas Wali Kota Surabaya dan gedung Pemkot Surabaya mendapat teror bom dari orang tidak dikenal melalui telepon pada Rabu (19/10) sore.
Menurut dia, ada telepon dari orang yang mengaku bernama Helmi diterima oleh Riaman, petugas jaga yang juga Staf Piket Bagian Umum dan Protokol Pemkot Surabaya.
Pembicaraan dalam telepon tersebut, pelaku mengancam, "Apabila Pemkot Surabaya tidak membuka lagi lokalisasi Dolly dalam waktu tiga hari, rumah dinas wali kota dan gedung Pemkot Surabaya akan saya ledakkan".
Mendapati hal itu, lanjut dia, pihaknya berkoordinasi melakukan pengamanan di Rumah Dinas Wali Kota dan Pemkot Surabaya. "Meskipun itu cuma iseng, kami tetap menyikapi karena ini simbol pemerintahan. Kami tingkatkan kewaspadaan," katanya.
Ia mengatakan hingga pagi sampai sore ini tidak ada tanda-tanda ada orang asing yang mondar mandir dan dicurigai meninggalkan barang yang dimungkinkan bom. Meski demikian, pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan di sejumlah ruangan di Pemkot Surabaya.
"Nomornya sudah terlacak. Tapi yang bisa memberikan keterangan pihak kepolisian," katanya.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH