tirto.id - Vatikan mengeluarkan dokumen resmi yang menolak ide seseorang dapat memilih atau mengubah jenis kelamin dan bersikeras bahwa laki-laki dan perempuan saling melengkapi secara seksual untuk tujuan melanjutkan generasi.
Dokumen tersebut, sebagaimana dilansir Associated Press, dirilis di Bulan Perayaan LGBT. Hal tersebut dikecam oleh Katolik LGBT karena dinilai akan menyumbang perundungan dan fanatisme terhadap kaum gay dan waria.
Kelompok advokasi New Ways Ministry menyatakan hal tersebut bisa membingungkan orang-orang yang ragu dengan seksualitas maupun orientasi seksualnya dan berakhir membahayakan diri sendiri.
Dokumen berjudul, “Male and Female He Created Them: Towards a Path of Dialogue on the Question of Gender Theory in Education” tersebut digunakan untuk para guru, orang tua, murid, dan uskup untuk apa yang disebut “krisis pendidikan” di sektor pendidikan seksual.
Dokumen ini menandakan seruan untuk berdialog mengenai teori gender di dunia pendidikan. Namun banyak yang beranggapan dokumen tersebut hanya berdasar pada pendapat Paus, filsuf, dan teolog saja.
“Kehidupan nyata kaum LGBT nampaknya tidak ada sama sekali di dokumen ini,” kata James Martin, pendeta Yesuit sekaligus penulis “Building A Bridge”. Buku tersebut meningkatkan jangkauan Gereja Katolik terhadap komunitas LGBT.
“Kita harus menyambut panggilan kongregasi untuk berbincang dan mendengarkan perihal gender. Saya harap percakapan akan dimulai segera,” lanjutnya.
Francis DeBernardo, kepala New Ways Ministry mengatakan konsep yang diusung dalam pernyataan tersebut sudah lawas, kaku, dan tidak relevan dengan pengetahuan saat ini bahwa gender tidak sebatas alat kelamin yang kelihatan.
“Orang tidak memilih jenis kelamin mereka, seperti klaim Vatikan, tapi mereka menemukan [jati diri] mereka melalui pengalaman hidup,” ungkapnya.
Ia menambahkan seharusnya gereja Katolik meyakinkan orang untuk menjelajah penemuan ini, mengatakan penemuan jati diri adalah cara ajaib yang Tuhan sediakan bagi umat manusia.
Di sisi lain, dokumen ini menunjukkan posisi Paus Fransiskus terhadap teori gender sejak lama. Dokumen yang ditandatangani oleh Karsinal Giuseppe Versaldi, kepala Kongreggasi Pendidikan Katolik tersebut menyebutkan, seperti dikutip La Croix International.
Pada 2015, New York Times melaporkan, teori gender, senjata nuklir, dan manipulasi genetik adalah kegagalan dalam mengerjakan mandat penciptaan Tuhan.
Paus Fransiskus juga mengatakan bahwa program edukasi program dasar di Barat mengizinkan teori gender untuk mengakar sampai ke kehidupan sosial.
Namun beberapa uskup Afrika berargumen menerima perubahan gender merupakan racun bagi gereja di Afrika dan hal tersebut harus ditolak.
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yantina Debora