tirto.id - Gelombang kedua corona COVID-19 di India masih terus terjadi. Negara tersebut juga melaporkan bahwa., untuk pertama kalinya dalam 30 hari terakhir, kasus virus korona harian Maharashtra turun di bawah 50.000 menjadi 48.621 pada Senin (4/5) kemarin.
Dilansir dari The Indian Express, ada 567 lebih pasien yang meninggal, dan jumlah korban kumulatif meningkat menjadi 70.851, kata departemen kesehatan negara bagian.
Pada 3 April, negara bagian telah melaporkan 49.447 kasus infeksi, sementara 43.183 dan 47.827 kasus ditambahkan masing-masing pada 1 dan 2 April. Negara bagian telah melaporkan rata-rata 60.000 kasus di sebagian besar bulan April.
Menurut laporan dari situs Worldometers, hingga hari ini, total keseluruhan kasus terkonfirmasi di India telah mencapai 20,275,543 dengan total kematian mencapai 222,383 jiwa.
Angka tersebut menjadikan India sebagai negara dengan jumlah kasus terbanyak nomor 2 di dunia menurut penghitungan global, setelah Amerika Serikat.
Jumlah pasien yang telah dinyatakan sembuh di India sebanyak 16,600,703. Sementara itu, pada Senin, 3 Mei kemarin, ada 355,828 kasus baru dengan 3,438 kematian.
Sebelumnya, India telah menerima 150.000 dosis vaksin Sputnik-V dari Rusia dan jutaan dosis lagi akan menyusul, kata juru bicara kementerian luar negeri India pada hari Sabtu (1/5).
Dilansir dari Antara, Inggris akan mengirim lagi 1.000 ventilator ke India, kata pemerintah pada Minggu (2/5), guna meningkatkan dukungannya saat sistem kesehatan India berjuang menangani lonjakan tajam kasus COVID-19.
Pemerintah Inggris sebelumnya setuju untuk mengirim 600 perangkat medis, termasuk ventilator dan konsentrator oksigen.
"Dukungan ini akan langsung membantu memenuhi kebutuhan genting di India, terutama oksigen untuk pasien," kata Menteri Luar Negeri Dominic Raab melalui pernyataan. "Kami bermaksud membantu rekan kami India di saat mereka membutuhkan."
Pejabat kesehatan senior Inggris juga telah berbicara kepada mitra mereka di India untuk memberikan arahan.
Negara lain, seperti Amerika Serikat, Jerman dan Pakistan, juga memberikan dukungan saat jumlah infeksi harian COVID-19 di India mencapai 392.488, dengan total kematian lebih dari 215.000.
Dukungan terbaru dari Inggris muncul menjelang percakapan via telepon antara Perdana Menteri Boris Johnson dan Narendra Modi yang dijadwalkan pada Selasa, yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral.
Percakapan itu menggantikan kunjungan Johnson yang direncanakan pada April, namun batal dilakukan karena lonjakan kasus COVID-19.
Pemerintah Modi enggan menerapkan lockdown nasional, akan tetapi hampir 10 negara bagian dan wilayah persatuan India telah mengadopsi berbagai bentuk pembatasan.
Editor: Agung DH