Menuju konten utama

Universitas Brawijaya Kurangi Kuota Mahasiswa Baru

Daya tampung calon mahasiswa baru jenjang S1 Universitas Brawijaya diturunkan. Pengurangan kuota tersebut disebabkan keterbatasan lahan.

Universitas Brawijaya Kurangi Kuota Mahasiswa Baru
Ratusan mahasiswa bersama dosen pembimbing Universitas Brawijaya Malang meluapkan kegembiraan setelah menjadi juara umum pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-29 di Graha Widya Wisuda (GWW), Kampus IPB, Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah.

tirto.id - Universitas Brawijaya (UB) Malang tahun akademik 2017/2018 memutuskan untuk menurunkan kuota atau daya tampung calon mahasiswa baru jenjang sarjana (S1). Sementara pada tahun-tahun sebelumnya kuota tersebut sekitar 13 ribu mahasiswa, tahun ini hanya menjadi 10 ribu orang.

Menindaklanjuti hal itu, Wakil Rektor I UB Malang, Jawa Timur, Prof. Dr. Kusmantoro, Jumat (27/1/2017) mengaku pihaknya sudah mengirimkan surat kepada seluruh dekan di lingkungan UB terkait daya tampung di setiap fakultas maupun program studi (prodi) yang memungkinkan untuk diturunkan kuotanya.

"Secara bertahap kami memang akan menurunkan kuota mahasiswa jenjang S1 dan sebagai penggantinya akan menambah kuota untuk program pascasarjana, baik S2 [magister] maupun S3 [doktoral]," urainya sebagaimana dilansir dari Antara.

Sebelumnya Rektor UB Prof Dr M Bisri membeberkan pengurangan kuota jenjang S1 tersebut, disebabkan keterbatasan lahan yang dimiliki UB. Selain itu, UB ingin memaksimalkan potensi lulusan agar lebih berkualitas dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

Oleh karena itu, lanjutnya, setiap tahunnya penerimaan mahasiswa baru akan lebih diperketat lagi agar input maupun outputnya lebih berkualitas dan maksimal. "Kita masih kalah bersaing dengan perguruan tinggi yang ada di Malaysia, Thailand maupun Singapura, kita malu karena negeri ini begitu besar dan SDM-nya pun juga mumpuni," urainya.

Bisri menambahkan hal penting untuk UB adalah menciptakan lulusan yang berkualitas dan kompeten pada bidangnya sehingga benar-benar bisa berkontribusi secara maksimal sesuai bidangnya di kancah nasional dan internasional. "Kami juga terus mendorong lulusan S1 ini melanjutkan ke jenjang lebih tinggi (magister)," katanya.

Menyinggung komposisi ideal mahasiswa di sebuah perguruan tinggi, Bisri mengatakan, meskipun tidak sama 50 persen, paling tidak untuk jenjang S1 70 persen dan selebihnya program magister dan doktoral. "Komposisi 70:30 sudah cukup ideal, namun untuk mencapai angka itu tidak mudah. Oleh karenanya, kami memulainya dari pengurangan kuota maba S1 dan menambah kuota program S2 maupun S3," ucapnya.

Pada tahun 2013, jumlah maba UB mencapai 16 ribu dan berangsur turun pada tahun 2014 menjadi 13 ribu, tahun 2015 dan 2016 turun lagi menjadi 12 ribu, serta 2017 menjadi 10 ribu.

Komposisi jalur penerimaan mahasiswa baru di UB tahun ini berubah, yakni 30 persen untuk jalur undangan (SNMPTN), 40 persen jalur tes tulis (SBMPTN), dan 30 persen lainnya melalui jalur mandiri.

Baca juga artikel terkait CALON MAHASISWA BARU atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari