tirto.id - Melihat peluang perdagangan regional dalam lingkup Asia Tenggara yang makin berkembang, KBank yang bermitra dengan Bank Maspion menunjukkan optimisme dalam mengambil bagian dari ekonomi negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Chat Luangarpa, Executive Vice President of KBank & President Commissioner of PT Bank Maspion Indonesia, menyebut KBank yang telah berdiri sejak 1945 melihat adanya tren yang berkembang dalam perdagangan intra-ASEAN. Inilah yang mendorong ekspansi KBank hingga Indonesia.
“Jika Anda melihat volume perdagangan dan investasi selama beberapa tahun terakhir, kami telah melihat tren yang berkembang dari apa yang kami sebut perdagangan intra-ASEAN dan juga investasi intra-ASEAN,” ungkapnya saat ditemui pada Customer Gathering KBank di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (12/12).
Menurutnya, jika dibandingkan, angka-angka yang bertumbuh dengan capaian sebelumnya menunjukkan pergerakan pasar yang tidak lagi dikerahkan penuh menyasar Eropa atau Amerika Serikat. Perdagangan regional, kata Chat, bahkan terhitung banyak terjadi belakangan ini.
“Sekarang, perdagangan regional telah menjadi lebih dari 50 persen dari total yang kami lakukan,” tambahnya.
Observasi tersebut mengantarkan KBank untuk bersikap optimis dalam membawa perkembangan di kawasan Indonesia yang termasuk bagian dari Asia Tenggara. Dalam hal ini, salah satu langkah yang diunggulkan KBank adalah kepemilikan platform perbankan S&P untuk pelayanan yang lebih optimal.
“Kami yakin bahwa S&P akan menjadi penggerak ekonomi Indonesia,” tegasnya.
Dirinya menyebut, keyakinan ini tidak lantas menjadi pengesampingan terhadap perkembangan digitalisasi dalam ranah perbankan. Chat menyebut, KBank turut unggul dalam kompetisi ini.
“KBank adalah bank pertama di Thailand yang mengembangkan aplikasi perbankan seluler di Thailand. Kami dapat mengatakan bahwa kami adalah pemimpin yang jelas di bidang ini dengan anak perusahaan IT kami sendiri,” tuturnya.
Bersamaan dengan penekanan tersebut, Chat mengungkapkan perkembangan teknologi digital milik KBank yang dikembangkan secara internal dengan canggih. Peningkatan ini diyakini dapat menghadirkan pelayanan keuangan untuk masyarakat, seperti halnya KBank memproses lebih dari 70 ribu transaksi per menitnya.
Tak hanya itu, KBank juga menyoroti pendanaan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang sampai saat ini tercatat 99 persen mendominasi pasar usaha Indonesia. Dengan besaran angka ini, tentulah perlu peranan perbankan yang berpengalaman.
KBank, dengan pengalaman puluhan tahun di sektor keuangan lintas batas, terus memimpin kawasan di MEA+3. Melalui jaringan 70 mitra keuangan yang luas di 13 negara ini, Chat Luangarpa menyampaikan bahwa KBank dapat menghadirkan solusi keuangan yang inovatif sebagai fasilitator konektivitas ekonomi.
Menurutnya, dukungan penuh KBank terhadap perkembangan ekonomi Indonesia sangat beralasan. Pasalnya, berbekal fundamental ekonomi yang kuat dan proyeksi pertumbuhan PDB sebesar 5,0 persen pada 2025 yang didukung meningkatnya konsumsi publik dan investasi, dapat menggiring Indonesia untuk memainkan peran krusial dalam dinamika regional.
Sementara itu, tantangan yang perlu dihadapi ke depannya makin berkembang. Maka dari itu, Chat menekankan posisi KBank yang mengedepankan keberlanjutan dalam mendorong transformasi digital perbankan dan pembiayaan, dengan fokus pada pemberdayaan bisnis melalui solusi lintas batas tanpa hambatan.
“Ketahanan ekonomi dan posisi strategis Indonesia di ASEAN menjadikannya pasar yang penting bagi aspirasi regional kami. Kepemilikan mayoritas kami pada Bank Maspion ditujukan untuk mendukung aspirasi ekonomi para pelaku bisnis Indonesia sekaligus mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan integrasi yang lebih mendalam di seluruh ASEAN,” tandasnya. []
Editor: Nuran Wibisono