Menuju konten utama

Umat Buddha Jaga Kebhinekaan dengan Tri Kerukunan Beragama

Khemacaro menyatakan bahwa kebhinekaan suku, ras, budaya, bahasa dan agama adalah bukti nyata kekayaan bangsa Indonesia yang dipersatukan oleh ideologi bangsa, yaitu Pancasila.

Umat Buddha Jaga Kebhinekaan dengan Tri Kerukunan Beragama
Yang luhur samaneri asal Lampung bersiap melepaskan lampion dalam rangkaian perayaan Waisak 2561 BE/2017 di kompleks Percandian Muaro Jambi, Jambi, Kamis (11/5). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

tirto.id - Khemacaro Mahathera, Ketua Umum Sangha Agung Indonesia, mengajak umat Buddha di Indonesia agar meningkatkan tri kerukunan beragama pada perayaan Waisak 2017, di Candi Sewu, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (11/05/2017).

"Dalam menyambut detik-detik Waisak, mari menjaga kebhinekaan yang merupakan realitas bangsa yang tidak dapat dipungkiri," kata Khemacaro, pada perayaan Waisak di Candi Sewu, Klaten sebagaimana keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta dan dilansir dari Antara.

Menurut Khemacaro, kebhinekaan suku, ras, budaya, bahasa dan agama adalah bukti nyata kekayaan bangsa Indonesia yang dipersatukan oleh ideologi bangsa, yaitu Pancasila.

Tri kerukunan beragama sendiri terdiri dari kerukunan intern umat Buddha, antarumat Buddha dengan umat beragama lainnya serta kerukunan umat Buddha dengan pemerintah.

Meskipun berbeda-beda suku, ras, budaya, bahasa dan agama tetapi masyarakat tetap satu, yaitu bangsa Indonesia yang mengharapkan kemerdekaan, kesejahteraan, kedamaian dan keadilan.

Menurutnya, pemahaman itu merupakan cerminan transformasi diri karena pengetahuan Dharma yang hanya memiliki satu rasa, yaitu kebebasan. Lewat hal itu akan mendorong terciptanya kehidupan yang merdeka, sejahtera, damai dan adil.

"Kebhinekaan harus dimaknai melalui pemahaman multikulturalisme dengan berlandaskan pada kekuatan spiritualitas. Memahami kebhinekaan dalam kebersamaan adalah sikap awal menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gagal dalam memahami kebhinekaan akan melahirkan diskriminasi, sektearianisme, radikalisme, terorisme dan perpecahan di dalam NKRI," kata dia.

Dalam menciptakan kerukunan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama seperti dengan senantiasa memiliki perbuatan, ucapan dan pikiran yang didasari cinta kasih, saling berbagi, tidak saling menyakiti serta menghargai segala bentuk perbedaan.

Baca juga artikel terkait WAISAK atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yulaika Ramadhani
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani