Menuju konten utama

Ular Kobra Masuk Teras Rumah Warga di Sentral Rangkasbitung

Peristiwa ditemukannya ular kobra jenis kuning itu terjadi pada pukul 06.10 WIB di teras rumah seorang warga Sentral Rangkasbitung Kabupaten Lebak Provinsi Banten.

Ular Kobra Masuk Teras Rumah Warga di Sentral Rangkasbitung
Ilustrasi Kular kobra, Rabu (18/12/2019). tirto.id

tirto.id - Ular kobra dengan panjang sekitar dua meter kembali ditemukan ke perkampungan Sentral Rangkasbitung Kabupaten Lebak Provinsi Banten dan hampir menggigit warga setempat, Jumat (24/1/2020).

"Kami beruntung bisa menghindari serangan ular kobra itu," kata Udin (60), warga Sentral Kelurahan Rangkasbitung Barat Kabupaten Lebak.

Peristiwa ditemukannya ular kobra itu terjadi pada pukul 06.10 WIB di teras rumah, dan saat membuka pintu ular tersebut menyerang.

Melihat serangan ular kobra itu, dirinya langsung mencari tongkat pemukul untuk melumpuhkan ular kobra tersebut.

Namun, saat mendapatkan tongkat dan melangkah mundur ke belakang untuk melakukan pemukulan bagian kepala ular.

Ular kobra jenis kuning ini justru langsung berlari dan bersembunyi di tempat tumpukan kayu gudang warga.

"Kami bersama warga lainnya melakukan pencarian ular kobra itu, namun hingga kini belum ditemukan," kata Udin.

Begitu juga warga lainnya, Yadi mengatakan dirinya sebelumnya juga menemukan ular kobra kerukuran cukup besar dan akhinya melumpuhkan ular kobra tersebut setelah menyerangnya.

Namun, beruntung serangan ular mematikan itu tak mengenai dirinya sebab ia tengah membawa pisang dari kebun.

Ular kobra itu justru menyerang pisang, sehingga dengan leluasa melakukan pemukulan menggunakan kayu panjang untuk mematikan ular tersebut.

"Kami tidak bisa membayangkan jika tidak membawa pisang dan kemungkinan besar tergigit ular kobra yang berada di teras rumah," kata Yadi warga Sentral.

Menurut dia, wilayah Sentral Rangkasbitung merupakan habitat populasi ular kobra, ular berkepala dua, ular harimau juga ular tanah.

Bahkan, beberapa tahun lalu warga Sentral Rangkasbitung meninggal dunia setelah digigit ular harimau berwarna hitam.

Sebab, perkampungan Sentral Rangkasbitung sebelumnya kawasan areal persawahan dan hutan, sehingga banyak makanan ular di antaranya kodok dan tikus.

"Kami minta warga waspada terhadap populasi ular berbisa itu, karena bisa menimbulkan korban jiwa," katanya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi juga meminta masyarakat untuk mewaspadai ular berbisa menyusul tibanya musim penghujan.

Biasanya, saat musim hujan itu berkeliaran ular tanah, ular kobra dan ular lainnya yang bisa mematikan.

Saat ini, hampir setiap bulan warga menjadi korban gigitan ular berbisa dan kebanyakan jenis ular tanah dan kobra.

"Kami minta warga waspada ular berkeliaran di permukiman maupun di jalan-jalan, terutama sehabis hujan," ujarnya.

Baca juga artikel terkait ULAR KOBRA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH