Menuju konten utama

Mitos Ular Kobra Takut Garam Itu Salah, yang Benar Pakai Kamper

Cara mengusir ular kobra atau penangkal ular kobra agar tak masuk ke rumah adalah dengan menggunakan kapur barus atau kamper serta bau wangi yang menyengat.

Mitos Ular Kobra Takut Garam Itu Salah, yang Benar Pakai Kamper
Ilustrasi Ular Kobra. foto/istockphoto

tirto.id - Sebagian masyarakat Indonesia mempercayai bahwa ular, termasuk jenis Kobra Jawa yang belakangan ini sering menghebohkan warga di sejumlah daerah, takut dengan garam. Ternyata, keyakinan itu hanya mitos belaka. Ular tidak takut dengan garam, namun bisa dijauhkan dengan kamper atau kapur barus.

Biasanya, untuk mencegah ular masuk rumah atau ketika berkemah di alam bebas, orang akan menaburkan garam di sekeliling rumah atau tenda dengan tujuan agar ular tidak mendekat. Akan tetapi, cara tersebut bukan hal yang benar.

Menurut Ketua Animal Owners Sociaty (AOS) Yogyakarta,Wanda Ariesta, menaburkan garam untuk menghindari masuknya ular ke dalam rumah tidak akan efektif. Ular kobra ataupun ular-ular jenis lain tidak takut terhadap garam.

"Jangan menyebarkan garam di sekitar rumah, ular tidak takut garam, itu hanya mitos belaka," tandas Wanda Ariesta saat dihubungi Tirto.id.

Cara paling efektif untuk mencegah dan menghindari masuknya ular ke dalam rumah, imbuhnya, adalah dengan memberikan bau wangi yang menyengat seperti kamper atau kapur barus di sekitar rumah.

Kamper atau kapur barus adalah zat padat berwarna putih agak transparan serta memiliki aroma yang khas dan kuat.

Anda bisa menghaluskan kapur barus kemudian menyebarkannya di sekitar rumah. Aroma wangi yang tajam dari kapur barus dipercaya dapat mencegah masuknya ular kobra ke dalam rumah.

Wewangian Bikin Ular Tak Nyaman

Peneliti Bidang Herpetologi Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amir Hamidy memaparkan ada beberapa cara untuk mencegah agar ular kobra tidak memasuki lingkungan rumah.

Selain dengan membersihkan rumah dan lingkungan sekitar, Amir Hamidy mengatakan bahwa wewangian dengan aroma yang menyengat, termasuk kamper atau kapur barus, juga bisa digunakan untuk mengusir ular.

"Pencegahannya adalah buat rumah setidaknyaman mungkin untuk ular. Yang harus dilakukan pertama yaitu rajin dipel, setiap pagi harus dipel, karena pembersih lantai itu ada wangi menyengat yang sangat tidak disukai oleh ular. Kapur barus juga tidak disukai oleh ular," kata Amir, seperti diwartakan Antara, Rabu (11/12/2019).

Beberapa cara lain yang bisa Anda lakukan untuk mencegah masuknya ular kobra ke dalam rumah, di antaranya:

Membuang Barang yang Tidak Digunakan

Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan, menurut Amir, adalah harus menyingkirkan barang-barang tidak digunakan lagi yang membentuk tumpukan-tumpukan, seperti tumpukan kardus, kertas, batu dan genting, yang berada di sekitar rumah karena merupakan habitat yang disukai oleh ular untuk meletakkan telur-telurnya.

Membuang Sisa Makanan

Langkah lain yang bisa diambil untuk mencegah ular untuk menjadikan rumah sebagai habitatnya adalah menyingkirkan sisa makanan yang ada di dapur setiap harinya. Hal itu perlu dilakukan karena sampah organik yang menumpuk akan mengundang tikus yang merupakan mangsa alami bagi ular kobra.

Menurut Amir, tindakan pencegahan tersebut perlu dilakukan karena ular kobra yang bisa tinggal di habitat dekat dengan aktivitas manusia adalah jenis ular berbisa yang dapat membahayakan bagi manusia. Kobra Jawa bisa menghasilkan 10-20 telur dengan siklus penetasan 2-4 bulan.

Fenomena Munculnya Kobra

Kemunculan ular Kobra Jawa di beberapa tempat di Indonesia yang menghebohkan masyarakat, kata Amir, bukanlah hal mengejutkan. Awal musim hujan merupakan waktu yang ideal bagi telur ular untuk menetas dan merupakan siklus tahunan.

Jadi wajar jika populasi ular kobra meningkat saat musim hujan karena telur ular memerlukan suhu yang lembab untuk menetas dan jika suhu panas, telur akan mengering.

Banyaknya telur kobra yang menetas dan ditemukan di sekitar permukiman salah satu sebabnya dikarenakan semakin berkurangnya predator alami, seperti elang. Elang biasa memangsa anak ular, namun kini populasi burung tersebut kian langka karena diburu manusia.

"Dulu, predator alaminya itu seperti elang yang merupakan predator alami ular. Kobra itu dimakan sama dia. Tapi 'kan hewan-hewan itu sudah kita tembak, buru," kata Amir Hamidy.

Sebelumnya beberapa daerah dikejutkan dengan kemunculan belasan hingga puluhan ular kobra di sekitar permukiman warga. Fenomena ini terjadi di banyak tempat, termasuk di Bogor, Jakarta, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, hingga Jawa Timur.

Baca juga artikel terkait ULAR KOBRA atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya