Menuju konten utama

TNI: Bentrok Deli Serdang Berawal dari Menegur Geng Motor

TB Hasanuddin mendesak agar anggota yang terlibat penyerangan di Deli Serdang dihukum keras dari komandan peleton hingga komandan batalyon.

TNI: Bentrok Deli Serdang Berawal dari Menegur Geng Motor
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto melakukan pemeriksaan pasukan pada saat peringatan HUT ke-78 TNI AU di Akademi Angkatan Udara, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (22/4/2024).ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/rwa.

tirto.id - Panglima TNI, Jenderal TNI Agus Subiyanto mengatakan, insiden bentrok antara prajurit Yonarmed 2/KS dengan sejumlah warga di Deli Serdang, Sumatera Utara, berawal ketika prajurit TNI menegur seorang anggota geng motor karena dia diyakini meresahkan masyarakat.

"Jadi memang diawali anak-anak muda kebut-kebutan pakai motor ditegur sama anggota, karena mengganggu masyarakat, meresahkan masyarakat, mengganggu ketertiban di jalan," kata Panglima TNI saat ditemui di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (11/11/2024) saat memberikan respons tentang insiden di Deli Serdang sebagaimana dikutip Antara.

Ketika proses menegur, prajurit dan pengendara tersebut sempat adu mulut yang berujung perkelahian. Ia pun mengajak publik untuk menekankan bahwa kehadiran geng motor perlu ditertibkan.

"Kita harus sepakat ya geng-geng motor, ya semacam itu harus ditertibkan, karena meresahkan masyarakat, mengganggu jalan-jalan umum. Kebanyakan juga motornya bodong," ucap Agus.

Agus membantah bahwa prajurit Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 2/Kilap Sumagan menegur warga daerah sekitar, melainkan murni anggota geng motor. "Bukan masyarakat, tetapi geng motor yang kebut-kebutan. Saya rasa mungkin semua orang juga merasa jengah," ujar dia.

Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, mengecam tindakan puluhan anggota TNI yang menyerang perumahan warga di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, hingga mengakibatkan satu orang warga sipil tewas dan delapan warga luka berat dalam. Politikus PDIP ini pun meminta agar panglima komando daerah militer (pangdam) setempat untuk menindak tegas anggota yang terlibat dalam penyerangan, yang diduga adalah Anggota Yon Armed II KS.

"Kalau perlu beri hukuman keras kepada para komandan peleton, komandan kompi, dan komandan batalyon," kata TB Hasanuddin di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (11/11/2024) waktu setempat.

Purnawirawan Mayor Jenderal TNI itu menduga, aksi penyerangan adalah semacam bentuk pembiaran dari para komandan kepada prajurit bawahannya, sehingga para prajurit kurang diawasi dan tidak melaksanakan piket dengan baik.

Sebelumnya, sekelompok masyarakat bentrokan dengan sejumlah prajurit TNI dari Yonarmed 2/KS di Desa Cinta Adil, Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten, Deli Serdang, Jumat (8/11/2024) pekan lalu.

Satu orang warga sipil bernama Raden Barus (61) meninggal dunia dan 8 warga sipil luka-luka. Dari 8 orang yang terluka, 3 di antaranya adalah korban salah sasaran amukan TNI. Sementara itu, satu orang prajurit TNI berinisial M terluka dalam bentrokan tersebut.

"Untuk delapan korban (warga sipil, red.) yang luka-luka sudah dipindahkan dari Rumah Sakit Sembiring menuju rumah sakit Putri Hijau diberikan perawatan terbaik sampai dengan sembuh," kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) I Bukit Barisan Kolonel Inf. Doddy Yudha di Medan, Minggu (10/11).

Sejauh ini, Polisi Militer (POM) Kodam I/Bukit Barisan telah memeriksa 33 prajurit Yonarmed 2/KS terkait keterlibatan mereka dalam insiden itu. Terbaru, setidaknya sudah 33 orang anggota TNI diperiksa oleh POM Kodam I terkait dugaan perkelahian di Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang.

Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan Kolonel Inf Doddy Yudha pihak Kodam I Bukit Barisan melalui Pangdam Letjen TNI Mochammad Hasan telah melaksanakan mediasi baik masyarakat dan keluarga korban tersebut di Makoyon Armed II/KS.

Baca juga artikel terkait TNI

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Editor: Andrian Pratama Taher