Menuju konten utama

Tiga WNI Kembali Diculik di Perairan

Penculikan WNI di kapal-kapal di mana mereka bekerja terjadi lagi. Kini kelompok bersenjata menculik tiga WNI awak kapal tunda Indonesia di Negara Bagian Sabah, Malaysia timur.

Tiga WNI Kembali Diculik di Perairan
(Ilustrasi) Foto/Shutterstock

tirto.id - Penculikan WNI di kapal-kapal tempat mereka bekerja terjadi lagi. Kini kelompok bersenjata menculik tiga WNI awak kapal tunda Indonesia di Negara Bagian Sabah, Malaysia timur.

Hal itu dinyatakan secara resmi oleh polisi setempat pada Minggu (10/7/2016). Dalam kejadian tersebut dijelaskan rangkaian penyergapan yang terjadi di wilayah yang terkenal karena penculikan oleh gerilyawan garis keras.

Belum jelas apakah mereka disergap oleh Abu Sayyaf yang merupakan kelompok terkait ISIS dan bertanggung jawab atas pemenggalan kepala seorang sandera asal Kanada baru-baru ini. Sebelumnya, kelompok Abu Sayyaf terkenal dengan pemerasan jutaan dolar atas uang tebusan yang didapat dari hasil menyandera beberapa warga sipil dari berbagai negara.

Seorang polisi kelautan setempat mengatakan jika kapal tunda dengan tujuh awak tersebut berada di perairan lepas pantai Sabah di Pulau Kalimantan, sekitar delapan mil laut dari pantai, ketika diserang kelompok bersenjata dalam perahu putih itu, pada Sabtu malam.

"Tersangka bertanya siapa membawa paspor dan tiga yang membawa digiring ke perahu mereka, sementara empat yang tidak membawa ditinggalkan," kata polisi laut dalam pernyataan pers, sebagaimana dinyatakan Reuters.

Lima penculik bersenjata berbicara dalam bahasa Melayu dan berlogat Sulu, tambah polisi. Polisi di Sabah diperkirakan mengadakan jumpa pers pada Minggu.

Di Jakarta, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan belum memiliki keterangan tentang penculikan itu.

Kelompok keras Abu Sayyaf mengayau dua orang Kanada baru-baru ini setelah tenggat tebusan dilewati. Mereka masih menyekap warga Jepang, Belanda, dan Norwegia.

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, akhir Juni, mengatakan, akan tiba waktu bagi dia menghadapi Abu Sayyaf di bagian selatan negaranya.

"Akan ada waktu bagi saya untuk menghadapi Abu Sayyaf," kata Duterte setelah bertemu dengan perempuan Filipina, yang dibebaskan setelah sembilan bulan disekap, "Penculikan itu harus dihentikan."

Sebelumnya, Indonesia meminta Filipina memastikan keamanan di perairan Filipina selatan agar penyanderaan awak kapal oleh kelompok bersenjata tidak terulang.

"Pemerintah Indonesia mengecam keras terulangnya penyanderaan terhadap warga Indonesia oleh kelompok bersenjata di Filipina Selatan," kata Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.

Sehubungan dengan upaya ronda bersama di perairan perbatasan tiga negara yang disepakati Indonesia, Filipina, dan Malaysia, hingga kini, ketiga pihak itu masih membahas aturan baku pelaksanaannya.

Baca juga artikel terkait HUKUM

tirto.id - Hukum
Sumber: Antara
Penulis: Rima Suliastini
Editor: Rima Suliastini