Menuju konten utama

Teten: Wakatobi Bisa Menjadi Penghasil Rumput Laut Nomor 1 Dunia

Industri rumput laut diperkirakan mampu mencatatkan pertumbuhan tahunan 10,5% dengan pendapatan 48 miliar dolar AS atau Rp734,4 triliun pada 2030.

Teten: Wakatobi Bisa Menjadi Penghasil Rumput Laut Nomor 1 Dunia
Petani menunjukkan rumput laut kering dan basah di Desa Langgere, Buton Utara, Sulawesi Tenggara, Minggu (19/3/2023). Harga rumput laut turun dari Rp30 ribu per kilogram menjadi Rp28 ribu per kilogram karena hasil panen yang melimpah. ANTARA FOTO/Jojon/tom.

tirto.id - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki membuka acara Expo UMKM Industri Kreatif dan Ekonomi Digital 'Harmoni dalam Kesentosaan' di Marina Togo Mowondu, Wakatobi, Kamis (2/11/2023) kemarin.

Dalam sambutannya, dia menuturkan potensi sektor kelautan berupa rumput laut bisa menjadi bagian dari program hilirisasi nasional.

"Negara kita masih mengimpor gandum cukup besar, padahal riset menyebutkan sebesar 30 persen gandum bisa disubstitusi dari olahan rumput laut. Jika potensi ini terus dimaksimalkan, Wakatobi bisa menjadi penghasil rumput laut nomor satu dunia," kata Teten dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (3/11/2023).

Dia membeberkan secara global industri rumput laut diperkirakan mampu mencatatkan pertumbuhan tahunan 10,5 persen dengan pendapatan menyentuh 48 miliar dolar AS atau setara Rp734,4 triliun pada 2030.

Lebih lanjut, dia menjelaskan Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar kedua di dunia yang menghasilkan 27,86 persen dari 35,8 juta ton produksi rumput laut dunia.

Kemudian sekitar 65 persen produk rumput laut yang diekspor masih berupa bahan mentah atau non olahan. Teten menjelaskan rumput laut memiliki potensi untuk diolah menjadi bahan baku industri farmasi, kecantikan, dan lainnya.

“Untuk itu Presiden Jokowi dalam konsep industrialisasi berusaha melibatkan para pelaku koperasi dan UMKM. Sehingga yang mengolah nanti harus koperasi dan UMKM, jangan yang besar-besar supaya kue ekonomi bisa dinikmati oleh semuanya," kata Teten.

Teten menuturkan pemerintah sedang menyiapkan Indonesia untuk 2045 sebagai negara maju, yakni negara yang pengetahuan dan teknologinya terus berkembang, dengan pendapatan per kapita tinggi.

Dia menjelaskan saat ini pendapatan per kapita Indonesia baru mencapai 4.500 dolar Amerika Serikat (AS), sedangkan untuk menjadi negara maju yang ditargetkan tercapai 20 tahun lagi, minimal dibutuhkan 13.000 dolar AS pendapatan per kapita.

"Saat ini 97 persen lapangan kerja disediakan sektor mikro dan kecil, rata-rata usahanya masih bersifat ekonomi subsisten, hanya memenuhi kebutuhan keluarga dan bersifat informal. Kita bisa gagal menjadi negara maju kalau tidak segera menyediakan lapangan kerja berkualitas. Salah satu program menuju negara maju yaitu, program industrialisasi atau hilirisasi," kata Teten.

Kemudian, Teten berharap Expo UMKM Wakatobi WAVE Tahun 2023 bisa menyemangati semua pihak khususnya Wakatobi. Pada kesempatan yang sama, Bupati Wakatobi Haliana mengungkapkan, data dari Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja Wakatobi menunjunjukkan terdapat 32.321 pelaku UMKM dari jumlah tersebut, yang memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha) sebanyak 1.100 usaha. Kemudian dari 47 koperasi yang memiliki Nomor Induk Koperasi (NIK) sebanyak 30 koperasi.

"Diharapkan jumlah tersebut semakin meningkat. Karena saat ini pembuatan NIB NIK sangat dimudahkan agar bisa dimanfaatkan UMKM, untuk mengakses permodalan dan kapasitas usaha ke depan," kata Haliana.

Haliana juga berharap, expo dan festival setiap tahun yang digelar di Wakatobi, menjadi bentuk dukungan nyata bagi UMKM. Dengan menggelar expo, tak hanya membantu UMKM berpromosi tapi juga memperluas akses informasi UMKM agar mereka berkolaborasi sehingga usaha semakin berkembang.

"Begitu juga dengan kehadiran PLUT [Pusat Layanan Usaha Terpadu] di Wakatobi, bisa menjadi tempat berteduh bagi UMKM, sehingga bisa saling mendukung dan menopang demi kemajuan UMKM di Wakatobi," ungkap Haliana.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI RUMPUT LAUT atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - News
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin