Menuju konten utama

Terowongan Air Nanjung Kabupaten Bandung Ditarget Rampung Desember

Kementerian PUPR menargetkan pembangunan terowongan air di Nanjung di Kabupaten Bandung selesai Desember 2019.

Terowongan Air Nanjung Kabupaten Bandung Ditarget Rampung Desember
Foto udara pembangunan pintu air di Oxbow Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (20/9/2019). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/ama.

tirto.id -

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) menargetkan proyek pembangunan terowongan air di Nanjung di Kabupaten Bandung selesai Desember 2019.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, proyek itu dipercepat agar bisa langsung digunakan untuk mengantisipasi banjir di tengah tingginya curah ujan di akhir tahun 2019. Progres konstruksinya sendiri saat ini mencapai 95,22 persen.

"Pembangunan Terowongan Nanjung yang berada di kawasan Hulu di Curug Jompong akan memperlancar aliran Sungai Citarum ke hilir sehingga lama dan luas genangan banjir di kawasan cekungan Bandung bisa berkurang," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Tirto, Senin (18/11/2019).

Proyek yang digarap PT Wijaya Karya dan PT. Adhi Karya (KSO) sejak November 2017 itu akan jadi pelengkap dari pembangunan kolam retensi di beberapa daerah di Kabupaten Bandung yang rentan terkena banjir, sebut saja Bale Endah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang.

Terowongan air Nanjung terdiri dari 2 tunnel dengan panjang masing-masing 230 meter dan diameter 8 meter. Kedua terowongan akan mengurangi banjir di daerah Baleendah, Dayehkolot, Andir, dan sekitarnya seluas 700 hektar yang dihuni sekitar 150.000 jiwa.

"Terowongan Nanjung akan mengurangi total luas genangan di Kabupaten Bandung dari semula 3.461 hektare menjadi 2.761 hektar. Keberadaan terowongan juga akan meningkatkan kapasitas Sungai Citarum dari 570 m3/detik menjadi 669 m3/detik," jelasnya.

Infrastruktur pengendali banjir tersebut juga akan dilengkapi oleh check dam di sisi outlet (pembuangan) yang akan menahan sedimen agar tidak masuk ke Waduk Saguling yang berada di bawahnya.

"Pada musim hujan aliran Sungai Citarum sebagian besar dialirkan melalui terowongan. Pada musim kemarau, pintu terowongan akan ditutup sehingga dapat dilakukan pengerukan sedimen," terang Basuki.

Dalam penanganan banjir Sungai Citarum saat ini juga tengah dibangun Floodway Cisangkuy dengan progres konstruksi mencapai 44,35 persen dan ditargetkan selesai tahun 2020.

Pembangunannya dikerjakan dalam 2 paket, yaitu paket 1 sepanjang 3,75 km dengan anggaran sebesar Rp311,35 miliar yang berfungsi mengurangi genangan banjir seluas 5,91 ha dan meningkatkan kapasitas tampung Sungai Cisangkuy dari 80 m3/detik menjadi 220 m3/detik.

Paket 2 dibangun sepanjang 10,5 km dengan biaya Rp320,43 miliar yang bertujuan untuk mengurangi risiko banjir di kawasan Bandung Selatan seluas 31,5 ha dengan meningkatkan kapasitas tampung Sungai Cisangkuy dari 80 m3/detik menjadi 220 m3/detik.

Pembangunan sejumlah infrastruktur pengendali banjir di Provinsi Jawa Barat tersebut merupakan bagian dari penataan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum atau dikenal dengan Program Citarum Harum.

Hal ini sejalan dengan amanat Presiden melalui Perpres No 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.

Baca juga artikel terkait SUNGAI CITARUM atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Hendra Friana