tirto.id - Shalat tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan di setiap malam bulan Ramadan. Agar berjalan lancar dan sah, umat Islam perlu ketahui rukun shalat tarawih dan tata cara serta bacaan niatnya.
Di sebuah hadis, diriwayatkan bahwa Abu Hurairah R.A berkata: "Rasulullah SAW menganjurkan qiyam (sholat) Ramadan kepada mereka (para sahabat), tanpa perintah wajib. Beliau bersabda: Barangsiapa mengerjakan qiyam (sholat) Ramadan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu," [HR. al-Bukhari dan Muslim].
Pada tahun-tahun sebelumnya, umat muslim umumnya melaksanakan sholat tarawih berjamaah di masjid. Namun, karena pandemi virus corona (Covid-19) hingga kini belum mereda, umat Islam di Indonesia dianjurkan untuk melaksanakan sholat tarawih di rumah.
Anjuran untuk mencegah penularan virus corona itu sudah disampaikan oleh Kementerian Agama melalui Surat Edaran Nomor 6 Tahun 2020. Surat edaran Kemenag menganjurkan umat muslim di Indonesia melakukan ibadah bulan Ramadan, termasuk Tarawih, di rumah dengan berjamaah atau sendiri.
Surat edaran Kemenag itu sejalan dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 14 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah dalam Situasi Terjadi Wabah COVID-19.
Dalam fatwa itu, MUI menyatakan umat muslim yang tinggal di kawasan dengan potensi penularan virus corona tinggi atau sangat tinggi, boleh meninggalkan sholat fardhu lima waktu atau tarawih berjamaah di masjid, untuk kemudian mengerjakannya di rumah.
Bahkan, fatwa MUI itu menyatakan, jika kondisi penularan virus corona di suatu kawasan sudah tidak terkendali dan dapat mengancam keselamatan jiwa, umat muslim tidak boleh melaksanakan ibadah yang melibatkan orang banyak.
Artinya, meskipun ada anjuran untuk tidak melaksanakan salat di masjid terkait situasi pandemi, tarawih masih bisa dikerjakan di kediaman masing-masing dengan berjamaah bersama keluarga.
Tata Cara Sholat Tarawih Berjamaah
Untuk menyelenggarakan sholat tarawih berjamaah, perlu adanya seorang imam yang memimpin sholat dan makmum. Terkait niat, terdapat perbedaan antara bacaan sebagai seorang imam dan sebagai makmum dalam salat tarawih. Berikut ini, rincian tata cara sholat tarawih berjamaah.
1. Bacaan niat sebagai imam sholat tarawih
Apabila bertindak sebagai imam atau pemimpin salat tarawih, maka bacaan niatnya adalah sebagai berikut:
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.
Artinya:"Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah SWT."
2. Bacaan niat sebagai makmum sholat tarawih
Sementara untuk bacaan niat sebagai makmum dalam sholat tarawih adalah sebagai berikut:
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā.
Artinya:"Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah SWT."
Dalam bacaan niat sebagai imam atau sebagai makmum, perbedaannya adalah terletak pada kata setelah أَدَاءً (adaan). Ketika sebagai imam, kata berikutnya adalah إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى (imaman lillahi ta'ala).
Sedangkan bagi makmum, usai kata أَدَاءً (adaan) diikuti kemudian oleh kata مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى (ma'muman lillahi ta'ala).
Bacaan niat imam dan ma'mum di atas untuk sholat tarawih yang dilakukan dengan 2 rakaat sekali salam sebanyak 10 kali (20 rakaat).
Bagi mereka yang mengerjakan sholat tarawih dengan sholat 4 rakaat sekali salam sebanyak 2 kali (8 rakaat), maka kata "rak`atayni" diganti dengan "arba'a raka'atin." Bacaan niat menjadi seperti berikut ini.
Niat imam: Ushalli sunnatat Tarāwīhi arba'a raka'atin mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.
Niat ma'mum: Ushalli sunnatat Tarāwīhi arba'a raka'atin mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā.
3. Tata cara sholat tarawih berjamaah di rumah
Selama ini, memang ada perbedaan pendapat ulama tentang jumlah rakaat sholat tarawih, yaitu 8 rakaat atau 20 rakaat. Dua pendapat tersebut sama-sama memiliki dalil yang kuat.
Dalam Tuntunan Ibadah pada bulan Ramadhan di Masa Darurat COVID-19 (2020) oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah (hlm. 43), pendapat bahwa sholat tarawih dikerjakan 8 rakaat merujuk pada riwayat Aisyah bahwa Nabi SAW: "tidak pernah melakukan salat sunah di bulan Ramadan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau salat empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana bagus dan indahnya. Kemudian beliau salat lagi empat rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau salat tiga rakaat.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Maksud sholat empat rakaat sebanyak dua kali dalam hadis di atas adalah sholat tarawih. Adapun tiga rakaat setelahnya adalah sholat witir.
Sholat tarawih delapan rakaat biasa dijalankan dengan mengerjakan sholat 4 rakaat (sekali salam) sebanyak 2 kali. Sementara sholat witir dikerjakan 3 rakaat sekali salam tanpa tasyahud awal.
Sementara dalam Buku Saku Ramadan karya Ma’ruf Khozin, dalil salat tarawih 20 rakaat merujuk pada riwayat 4 tabiin, yaitu Said bin Yazid, Yazid bin Rauman, Yahya bin Said al-Qathan, dan Abdul Aziz bin Rafi’.
Adapun riwayat Yazid bin Rauman berbunyi, “Umat Islam di masa (Khalifah) Umar bin Khattab RA beribadah di malam bulan Ramadan dengan 23 rakaat."
Maksud dari 23 rakaat dalam riwayat di atas adalah 20 rakaat untuk sholat tarawih dan tiga rakaat salat witir. Biasanya, tarawih 20 rakaat dikerjakan dengan melakukan sholat 2 rakaat sebanyak 10 kali. Kemudian, sholat witir dilaksanakan dua kali, masing-masing 2 rakaat dan 1 rakaat.
Umat muslim yang melaksanakan sholat tarawih berjamaah di rumah dipersilakan untuk mengikuti dua pendapat mengenai jumlah rakaat sholat tarawih di atas, sesuai dengan keyakinannya.
Urutan tata cara sholat tarawih berjamaah adalah sebagai berikut:
- Mengucapkan niat sholat tarawih sesuai dengan posisinya, sebagai imam atau makmum
- Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram
- Mengucap takbir saat takbiratul ihram
- Membaca Surat Al-Fatihah dan kemudian membaca salah satu surat dalam Al-Qur'an
- Rukuk
- Itidal
- Sujud pertama
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua
- Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama (mulai dari membaca Al-Fatihah hingga sujud kedua)
- Duduk tasyahud akhir dan salam pada rakaat kedua/rakaat keempat.