Menuju konten utama

Takut Terzalimi Kayak Airlangga, Jusuf Hamka Mundur dari Golkar

Jusuf Hamka mengaku mengundurkan diri salah satunya karena menilai politik Indonesia saat ini terlalu kasar dan berat untuk dijalaninya.

Takut Terzalimi Kayak Airlangga, Jusuf Hamka Mundur dari Golkar
Pengusaha Jusuf Hamka (kanan) menjawab pertanyaan wartawan usai bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Selasa (13/6/2023). Pertemuan tersebut dalam rangka membahas polemik utang pemerintah yang belum dibayarkan sebesar Rp179 miliar kepada perusahaan milik Jusuf Hamka yaitu PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.

tirto.id - Anggota Dewan Penasihat Partai Golkar, Jusuf Hamka alias Babah Alun, mengaku akan mengundurkan diri dari keanggotaan Partai Golkar. Pengunduran diri itu dilakukan usai Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar pada Sabtu (10/8/2024).

Menurut Jusuf Hamka, surat pengunduran dirinya akan dilayangkan kepada Sekjen DPP Partai Golkar Lodewijk F Paulus pada Senin (12/8/2024).

"Betul, betul, betul [mundur dari Partai Golkar]. Besok saya akan resmi akan cari Pak Sekjen [Golkar] untuk mengundurkan diri resmi," kata Jusuf Hamka kepada awak media, Minggu (11/8/2024).

Jusuf mengaku mengundurkan diri karena beberapa hal. Salah satunya, politik Indonesia saat ini dinilai terlalu kasar dan berat untuk dia jalani.

Akibat gejolak politik ini, Airlangga disebut menjadi korban kezaliman pihak tertentu. Jusuf pun mengaku takut menjadi korban kezaliman menyusul Airlangga.

"Jadi, tugas saya berat, jadi mau enggak mau pas kebenaran ada momentum. Saya melihat Pak Airlangga terzalimi, saya juga takut nanti berpolitik juga terzalimi," ucap Jusuf.

Pengusaha jalan tol ini menilai sejatinya tidak ada polemik internal di Partai Golkar. Namun, ia mengaku ada pihak tertentu yang menginginkan parpol berlambang pohon beringin tersebut.

Jusuf tak mengungkapkan secara jelas siapa pihak tertentu yang menginginkan parpol itu. Akan tetapi, ia meyakini ada pihak yang menginginkan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar segera dilakukan untuk mencari ketua umum yang baru.

"Di dalam Golkarnya sendiri enggak ada gejolak, tetapi saya enggak tahu. Saya enggak bisa mengatakan dengan kata-kata, tetapi rupanya gitu lah, pada kepengen Golkar, ini enggak ngerti saya kenapa pada kepengen Golkar ini," ungkapnya.

Padahal, Munas Golkar dengan agenda pemilihan ketua umum definitif baru akan digelar pada Desember 2024, sesuai jadwal dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) parpol tersebut.

"Mungkin bisa dibilang untuk diminta munas dipercepat. Padahal kan munas sudah ada waktunya ya kan. Kalau sekarang kan munas dipercepat, saya juga enggak tahu apa sebenarnya yang terjadi dibalik itu karena saya di Bandung," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Airlangga Hartarto mengaku telah mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Golkar per Sabtu kemarin. Ia mengaku mengundurkan diri untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dan memastikan transisi pemerintah pusat dari Presiden Joko Widodo ke Presiden terpilih Prabowo Subianto.

"Pengunduran diri ini terhitung sejak semalam, yaitu Sabtu, 10 Agustus 2024," sebut Airlangga dalam keterangan video yang diterima, Minggu (11/8/2024).

Ia mengatakan Golkar akan menyiapkan mekanisme pemilihan ketua umum berikutnya seduai ketentuan anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART). Airlangga mengeklaim proses pemilihan ketua umum akan berlangsung damai dan tertib.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Golkar Ahmad Doli Kurnia menuturkan, pihaknya akan menggelar rapat pleno untuk menunjuk pelaksana tugas (plt) ketua umum parpol berlambang beringin itu paling lambat pada Selasa (13/8/2024).

"Selasa rencananya [menggelar rapat pleno penunjukkan plt ketua umum], paling lama Selasa," ungkapnya.

Ia menyebutkan, penyelenggaran rapat pleno untuk menunjuk plt ketua umum telah disesuaikan dengan anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) Golkar. Dalam aturan tersebut, plt ketua umum nantinya bertugas menyiapkan pemilihan ketua umum definitif.

Baca juga artikel terkait KONFLIK GOLKAR atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Politik
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Bayu Septianto