Menuju konten utama

Tafsir dan Penjelasan Surat Al Fatihah dalam Al Quran

Tafsir dan penjelasan surat Al-Fatihah merupakan bagian penting Al-Quran. Hadis sahih dari Rasulullah SAW menyebutkan bahwa Al Fatihah adalah induk Al-Quran

Tafsir dan Penjelasan Surat Al Fatihah dalam Al Quran
Ilustrasi Islam. foto/Istockphoto

tirto.id - Tafsir dan penjelasan surat Al-Fatihah seyogyanya dipahami setiap muslim. Bagaimanapun juga surah Al-Fatihah memuat intisari Al-Quran. Terlebih, ia dibaca puluhan kali setiap hari pada setiap pengerjaan salat wajib lima waktu.

Surah Al-Fatihah merupakan induk Al-Quran (ummul Quran). Meski surah ini hanya memiliki 7 ayat, namun kandungannya merupakan intisari yang memuat kesimpulan Al-Quran. Di dalam Al-Fatihah, terdapat bahasan akidah, iman, hingga ibadah dalam Islam.

Di samping itu, Al-Fatihah juga merupakan surah yang wajib dihapal setiap muslim. Sebab, dalam melaksanakan jenis salat apa pun, diwajibkan membaca surah ini dalam setiap rakaatnya.

Nabi Muhammad SAW bersabda mengenai pentingnya kedudukan Al-Fatihah di dalam hadis dari Ubadah bin Shamit:

لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ

“Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Tidak hanya itu, surah Al-Fatihah juga memiliki keutamaan lain, misalnya, ia merupakan salah satu bacaan ruqyah.

Syekh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin dalam kitab Syarah Riyadhus Shalihin (2019) mengatakan ada dua syarat menjadikan Al-Fatihah sebagai bacaan ruqyah yaitu:

  • Pembacanya mengimani bahwa bacaan surah Al-Fatihah adalah ruqyah yang bermanfaat
  • Surah Al-Fatihah dibacakan pada orang sakit yang juga mengimani jika diruqyah dengannya akan mendatangkan manfaat

Bacaan Surat Al-Fatihah, Latin, dan Terjemahannya

Berikut ini bacaan surah Al-Fatihah dalam tulisan Arab, latin, dan terjemahannya:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ - ١

Bacaan latinnya: "Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm"

Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang"

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ - ٢

Bacaan latinnya: "Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn"

Artinya: "Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam"

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ - ٣

Bacaan latinnya: "Ar-raḥmānir-raḥīm"

Artinya: "Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang"

مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ - ٤

Bacaan latinnya: "Māliki yaumid-dīn"

Artinya: "Pemilik hari pembalasan"

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ - ٥

Bacaan latinnya: "Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn"

Artinya: "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan"

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ - ٦

Bacaan latinnya: "Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm"

Artinya: "Tunjukilah kami jalan yang lurus"

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ - ٧

Bacaan latinnya: Sirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn"

Artinya: "(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat"

Tafsir dan Penjelasan Surat Al-Fatihah

Dalam buku Al Quran Hadis (2014) yang ditulis Mohammah Abul Hafidz, Dihiliz Zuna'i, dan Munifatunnufus, disebutkan bahwa tiga ayat pertama pada Al-Fatihah mengungkap tentang makna-makna Asma'ul Husna.

Ada ajaran tauhid di dalamnya, yaitu mengimani nama dan sifat (Asma wa sifat) Allah dengan meyakini bahwa Allah mempunyai nama dengan sifat-sifat keutamaan-Nya. Dia mencurahkan kasih sayang-Nya dan mengatur alam semesta untuk hamba-Nya.

Selanjutnya, setiap hamba mengakui dan meyakini kebesaran Allah SWT yang sudah menciptakan semuanya, serta melengkapi semua yang dibutuhkan hamba-Nya. Semua itu tidak lain berkat sifat pemurah dan kasih sayang-Nya.

Pelajaran lain tentang keimanan ditunjukkan pada ayat 4 yang menyatakan Allah menguasai Hari Pembalasan.

Setiap hamba Allah wajib meyakini mengenai datangnya Hari Pembalasan atau kiamat, yang waktu kejadiannya ditentukan sendiri oleh-Nya. Allah menjadi penguasa atas segala sesuatu sehingga jangan pernah sedikit pun menentang-Nya.

Surah Al-Fatihah juga mengingatkan setiap hamba untuk menyandarkan sesembahan dan ibadah hanya kepada Allah.

Selain itu, tempat meminta pertolongan juga harus ditujukan kepada Allah, bukan pada orang-orang mati atau berhala. Inilah bentuk ketauhidan yang menjadikan Allah sebagai sandaran dalam kehidupan dan senantiasa meminta kepada-Nya agar selalu ditunjukkan jalan lurus.

Terakhir, ayat 7 pada surah Al-Fatihah memberikan petunjuk bagi umat Islam untuk berlindung pada Allah dari jalan orang sesat dan orang yang dimurkai.

Mengutip NU Online, dalam kitab Tafsirul Qur'anil Azhim (1923), disebutkan bahwa kelompok yang mendapat murka Allah pada ayat tersebut yaitu Yahudi dan kelompok tersesat yaitu Nasrani.

Kata "Ihdi" pada ayat 6 memberikan petunjuk bahwa jalan yang lurus sesuai petunjuk Allah bukan dua kelompok seperti yang ada di ayat 7.

Baca juga artikel terkait TAFSIR AL FATIHAH atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Abdul Hadi